Adat Unggahan Masyarakat Bonokeling

Adat unggah unggahan dari mansyarakat adat bonokeling
HINDUALUKTA-- Foto-foto ini merupakan prosesi adat unggah unggahan dari mansyarakat adat Bonokeling desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah. Syarat bagi semua yang hadir bahkan para wisatawan dan pejabat harus mengenakan ikat kepala dan jarit bagi lelaki. Sementara wanitanya mengenakan jarit dan selendang putih. Mereka semua diwajibkan. Bila dilanggar akan disuruh pulang.

Bahkan pejabat sekalipun agak keras, karena memang ini adalah mansyarakat adat seperti baduy dan samin. Keuniknya lagi mereka harus berjalan kaki sejauh kira kira 60 km dari desa adat di kroya ,cilacap sampai makam ki bonokeling di banyumas.

Anehnya mereka kuat dan sehat sehat saja, padahal tanpa alas kaki dan memanggul hasil bumi. Untuk anak-anak diperbolehkan naik kendaraan umum. Setelah sampai ada acara masak bersama, keduri dan ramah tamah. Selanjutnya ada ritual puncak yakni satu persatu ribuan masyarakat adat memanjatkan doa dan bakti di depan makam ki bonokeling.

Merka yang datang dalam acara tersebut sangat banyak, tak heran sampai memakan waktu dua hari. Anehnya mereka bisa kuat tidak tidur, tidak makan, tidak kencing, tidak bergeser dari antrian sampai gilirannya tiba. Anak anak pun kuat..walaupun jelang puasa tapi puasa trah bonokelinghanya puasa dua hari di awal dan akhir.

 
Wanita mengenakan jarit dan selendang putih
Itupu puasa mutih atau ngrowot. Puasa khas Hindu, mereka juga tidak sholat lima waktu, tetapi sembahyang tiga waktu memakai dupa dan bunga seperti hindu..mengapa bisa begini?

Ceritanya ki bonokeling yang seorang kepala desa beragama hindu kedatangan utusan wali songo mengajak masuk agama islam..ki bonokeling tidak mau sedangkan rakyatnya ikut kemauan ki bonokeling..akhirnya utusan walisongo berhasil membujuk ki bonokeling ada main tebak tebakan..bila kalah..ki bonokeling harus mengucapkan kalimat syahadat..

Anehnya sebelum main tebak tebakan ki bonokeling melepas baju atasnya..karena kalah ki bonokeling beserta rakyatnya mengucapkan kalimat shahadat..tapi berkata pada utusan walisongo..aku rakyatku dan semua keturunanku memang mengucapkan kalimat shahadat tapi tak akan beribadah cara arab atau cara walisongo..aku akan tetap melakukan ritual nenek moyang jawaku..yang kau kalahkan adalah ki bonokeling yang tanpa ageman jawinya..sekarang kukenakan kembali ageman itu..prinsip ki bonokeling diikuti semua anak keturunannya ..sampai sekarang ..

0 Response to " Adat Unggahan Masyarakat Bonokeling "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel