Pengertian Soma Ribek, Hari Pangan Sedunia ala Bali
Soma Ribek |
HINDUALUKTA-- 16 Oktober jatuh sebagai Hari Pangan se-Dunia. Hari pangan sedunia didirikan pada tahun 1945 oleh negara-negara anggota FAO pada konferensi umum ke-20 bulan November 1979. Hari ini telah diperhatikan setiap tahun di lebih dari 150 negara demi meningkatkan kepedulian terhadap masalah kemiskinan dan kelaparan.
Namun Tahukah anda bahwa di Bali juga memiliki hari Hari Pangan?
Kalau Dunia dikatakan hari pangan Nasional, namun di kalangan Masyakat Bali mengenal adanya hari Pangan Saban atau hari raya Soma Ribek. Hari raya pangan ini (Soma Ribek) jatuh saban Soma (Senin) Pon wuku Sinta, dua hari setelah hari raya Saraswati.
Menurut lontar Sundari Agama –teks tradisional yang dijadikan salah satu rujukan hari-hari raya suci Hindu, Soma Ribek adalah hari pemujaan Sri Amerta (manifestasi Hyang Widhi Wasa yang memberikan kemakmuran berupa bahan makanan, seperti beras dan lainnya. Masyarakat Awam biasa menyebut Soma Ribek sebagai hari piodalan (peringatan kelahiran) beras sebagai sumber pangan utama.
Sehingga masyarakat Bali akan menghaturkan sesaji di tempat-tempat yang memiliki kaitan erat dengan beras, seperti lumbung atau jineng (tempat penyimpanan padi) serta pulu (tempat penyimpanan beras). Sesaji yang dihaturkan lazimnya berupa banten khusus yang berisi nyanyah geti-geti, gringsing, raka-raka (buah-buahan), pisang emas, dan bunga-bunga harum.
Dalam masyarakat Bali, seperti lazimnya masyarakat di Nusantara, padi atau beras memang memiliki makna khusus. Buktinya, banyak daerah di Nusantara memiliki cerita rakyat tentang asal mula padi atau beras. Masyarakat Nusantara melihat padi atau beras sebagai simbol kemakmuran.
Pada hari Soma Ribek, orang Bali disadarkan tentang betapa pentingnya pangan dalam kehidupan ini. Tanpa pangan manusia tidak bisa hidup dan menjalani kehidupannya. Karenanya, manusia pantas berterima kasih dan mengucap syukur ke hadapan Sang Pencipta atas karunia pangan yang melimpah.
Pada hari Soma Ribek, orang Bali disadarkan tentang betapa pentingnya pangan dalam kehidupan ini. Tanpa pangan manusia tidak bisa hidup dan menjalani kehidupannya. Karenanya, manusia pantas berterima kasih dan mengucap syukur ke hadapan Sang Pencipta atas karunia pangan yang melimpah.
0 Response to "Pengertian Soma Ribek, Hari Pangan Sedunia ala Bali"
Post a Comment