Siva Purana
Dihutan Naimisaranya tinggal banyak Rsi dan pertapa pada suatu hari Siva Purana diceritakan oleh Romaharsana.
Brahman
Pada awalnya tidak ada apa-apa, hanya ada Brahman (ezensi Ilahi). Brahman merupakan sesuatu yang tak terlukiskan oleh pikiran/perasaan, kemudian tampaklah air dimana-mana. Kemudian Deva Wisnu memanifestasikan dirinya dan tidur dilautan maha luas. Pada saat tertidur sekuntum teratai (Padma) keluar dari pusarnya. Dari teratai itu lahir Brahma dan bertanya-tanya dari mana dia lahir. Untuk itu ia menggeledah semua tangkai teratai selama 100 tahun namun tidak mendapat petunjuk.
Tiba-tiba muncul perintah gaib yang menyuruh Brahma bertapa selama 12 tahun, setelah itu muncul Wisnu yang tangan 4. Brahma tidak mengenalinya dan bertanya siapa anda? Kemudian Wisnu menjawab aku adalaha Wisnu, kau tercipta dari tubuhku. Namun Brahma tidak percaya dan akhirnya bertarung dengan Wisnu.
Lingga Siva
Ketika larut dalam pertarungan muncul sebuah Linga Siva dan mereka akhirnya berhenti bertarung, mereka kemudian menelusuri lingga Siva itu dengan wujut Brahma seekor angsa dan Visnu seekor babi hutan. Dalam penelusuran 4000 tahun mereka tidak menemukan apa-apa dan kemudian bertapa selama 100 tahun dan muncullah suara suci OM seiring munculnya Mahadewa/Siva.
Visnu kemudian berkata “sudah lama aku dan Brahma berkelahi, mungkin karena itu anda muncul”. Siva Menjawab “ Kita bertiga adalah satu kesatuan . Brahma adalah pencipta, Visnu adalah pemelihara dan aku adalah penghancur. Dan nanti lahir Ludra dari tubuhku, namun sesungguhnya Rudra adalah aku, maka sekarang biarlah Brahma mencipta. Kemudian Siva menghilang.
Penciptaan
Pad awalnya hanya ada air. Dalam air itu Visnu (Narayana) kemudian Visnu menciptakan telur maha besar. Sementara Brahma mulai berdoa dan menciptakan beberapa Rsi Agung. Diantaram Rsi Kardama, Daksa, dan Marici dan beberapa lainnya. Setelah lama-kelamaan Marici memiliki putra bernama Kasyapa dan Daksa memiliki 60.000 putri. 13 diantaranya menikah dengan Kasyapa. Putra-putra Kasyapa menjadi para para Dewa, Daitiya, Danava, Pepohonan, Ular, pegunungan dan hutan dan lainnya yang ada didalam dunia.
Rudra/Siva yang tinggal di gunung Kailasa menikah dengan Sati putri Daksa. Namun Daksa bermusuhan dengan Rudra. Suatu saat Daksa melakukan yadnya dan tidak mengundang Rudra, namun Sati tetap dating diupacara itu. Kemudian Daksa menghina dan merendahkannya sehingga Sati memilih mati dalam kekecewaan. Ini membuat Rudra murka dan mengirim pasukannya untuk menghancurkan upacara tersebut dan membunuh para dewa. Namun Ruda berhasil ditenangkan kembali dan para dewa kemudian dihidupkan sedangkan Sati lahir kembali menjadi putri Himawan (Parwati) kemudian Rudra menikah dengan Sati.
Ada seorang asura yang bernama Tara. Ia memiliki seorang anak yang bernama Taraka. Taraka berhastrat mengalahkan para dewa. Oleh karena itu, ia bertapa disebuah tempat yang bernama Madhuvana dengan berdiri satu kaki, itu pun dengan berpijak pada satu jempol kakinya. Selama seratus tahun ia melanjutkan dengan bertapa di dalam air dan kemudian di dalam api. Tapa yang dilakukan Tarakasura begitu hebat sehingga Brahma berkenan kepadanya. Beliau menampakkan dirinya dan bersabda. “Aku senang denganmu. Anugra apa yang kau minta?”
“Jika Anda berkenan, berikanlah hamba dua anugrah. Pertama, tidak satu pun mahluk ciptaanmu yang lebih sakti dari hamba. Kedua, Hamba hanya mati ditangan putra Siva”, kata Tarakasura. Pada saat itu Siva tidak memiliki seorang putra. Sati telah meninggal dan meski pun sudah terlahir sebagai Parwati namun ia belum menikah denga Siva.
Brahma memberikan anugrah itu kepada Tarakasura. Makan raksasa itu pergi ke Sonitapura dan dijadikan raja oleh para raksasa. Dengan kesaktiannya ia mengusir para dewa dari surge dan menguasai tiga dunia. Ia merampas harta para dewa dan memperbudaknya. Para dewa kecewa dan menghadap Brahma dan mencari pemecahannya.
Namun Brahma berkata aku tidak bisa berbuat apa, tapi ia hanya bisa dibunuh oleh putra Siva. Pada saat itu Parwati ada di tempat itu. Maka tugas kalian adalah membuat keduanya jatuh cinta dan menikah.
TERBAKARNYA DEWA ASRAMA (KANDARPA)
Para dewa ahirnya mengikuti nasehat Brahma. Raja dewa kemudian memanggil dewa asmara yaitu Kandarpa. Indra berkata “ Kandarpa, kau harus membatu kami. Sekarang sudah tidak ada jalan keluar lain. Siva sedang melakukan tapasnya di Gununng Himalaya. Dan Parwati juga berada disekitar itu.Tugasmu adalah Membuat keduanya jatuh cinta.”
Kandarpa kemudian ke tempat Siwa. Setibanya disana semua tempat berubah menjadi pemandangan seperti pad musim semi, yang menggoda hati. Bunga-bunga mengembang dan lebah madu beterbangan. Burung bernyanyi riang dan wewangian semerbak di udara. Siva berusaha berkonsentrasi namun bau wewangian itu mengganngunya, begitu pula Parwati dan ahirnya mendatangi tempat itu. Siva kemudian melihatnya begitu cantik sehingga keduanya jatuh cinta.
Namun itu tidak berjalan begitu mudah. Siva mengetahui keanehan yang terjadi, ketika melirik sekelilingnya ia melihat kandarpa yang sedang bersembunyi.Beliau mengetahui Kandarpalah penyebabnya.
Siva menjadi murka, dan membakar Kandarpa hingga menjadi abu dengan mata ketiganya. Mengetahui itu istri kandarpa bernama Rati menjadi sedih dan ahirnya pingsan. Kemudian para dewa menghadap Siva dan menjelaskan bahwa Kandarpa tidak bersalah. Ia telah dimintah mengganggu tapa Siva, karena mesalah raksasa Tarakasura.
Siwa menjawab demikian “yang telah berlalu biarlah berlalu. Tidak ada yang bisa dilakukan Untuk Kandarpa sekarang ini. Nati ia kan lahir di kota Dvaraka sebagai putra Krsna yang bernama Pradyumna. Setelah itu maka rati akan bersatu kembali.” Para dewa menjadi agak tenang, namun masih kecewa kaena Parwati belum menikah dengan Siva.
Parwati yang juga yang jatuh cinta terhadap Siva, ia hanya memikirkan Siva setiap saat. Suatu hari, Rsi Narada datang dan berkata “Siva hanya berkenan denga tapa brata. Tampa melakukan tapa, bahkan Brahma sekali pun tidak bakalan bisa bertemu denga Siva. Mengapa kau tidak melakukan tapa ?”
Parwati kemudian melakukan nasehat Nardana. Ia kemudian mintah izin kepad kedua orang tuanya. Selanjutnya, Parwati kemudian meninggalkan perhiasanya dan pakian mewahnya. Ia memakai pakaian dari kulit kayu dan bertapa diatas puncak gunung Gaurisikhara, di Himalaya. Tapa Parwati begitu hebat selama bermusim-musim, bahka hewan buas pun tidak berani mengganggunya. Para Rsi pun berkumpul menyaksikannya dan mulai berdoa kepada Siva. Siva kemudian mengambil seorang wujud Brahmana tua dan menampakkan diri dihadapan Parwati. Parwati kemudian menyambut sang Brahmana.
“mengapa kau melakukan tapa brata ? Apa yang kau inggin kau dapatkan” Tanya Brahmana. “Aku ingin Siva menjadi suamiku” jawab Parwati.
“kau benar-benar bodoh” kata sang Brahmana “itu sama saja dengan menukar pasta cendana dengan seonggok lumpur. Mungkinkan orang mau meninggalkan air sungai ganga dan meminum air sumur ? Lebih baik kamu menikahi seseoarng dewa, seperti Indra. Siva adalah dewa yang bodoh. Ia memiliki tiga mata dan lima wajah. Kemana-mana ia selalu dikawal par hantu. Ia tidak mempunyai harta dan pakaian, dia hanya hidup dihutan. Aku rasa jangan sia-siakan hidupmu.”
Kata brahma itu membuat Parwati marah “ Sesunggunya kau yang bodoh, kata Parwati. “kau tidak tau apa-apa tentang Siva.Ia penguasa segala-galanya. Kau telah menghina Siva dan inilah kutukan bagiku karena telah menghormatimu. Maka biarlah aku pergi dari sini, aku tidak bisa tinggal bersama ornag yang telah menghina Siva.”
Ketika Parwati mau pergi, Siva kemudian mengambil wujud aslinya dan berkata “ kamu Mau pergi Kemana. Aku pikir kau berdoa padaku. Sekarng aku datang, apakah kau sekarang mau meninggalkaku ? Tapi aku tidak akan membiarkan mu pergi begitu saja. Mintalah sebuh anugrah Padaku !”
“mohon nikahilah hamba Sebagaimana dalam aturan yang telah ditetapkan dalam kitab suci” jawab Parwati. Lalu Siva pun setuju.
Berlanjut>>>>>>
0 Response to "Siva Purana"
Post a Comment