Pengertian Panca Nyama Brata dan Bagian-Bagianya

HINDUALUKTA -- Panca Nyama Brata artinya Lima macam pengendalian diri pada tingkat rohani kita (Atmaja, 2010: 46). Adapun bagian-bagiannya:

  1. Akroda, tidak marah
  2. Guru susrusa, hormat taat dan tekun melaksanakan ajaran-ajaran dari guru
  3. Sauca, suci lahir batin
  4. Aharalagawa, memilih makan yang baik bagi tubuh kita dan makan, minum secara teratur untuk mencapai kesucian lahir batin.
  5. Apramada, tidak sombong angkuh.

Pura Luhur Uluwatu atau Pura Uluwatumerupakan pura yang berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung.
Penjelasan: 

1. Akroda

Akroda artinya tidak marah, atau tidak mempunyai sifat marah atau mampu mengendalikan sifat-sifat marah (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). Mudah tersinggung adalah salah satu dari sifat-sifat marah. Sifat inilah yang harus dikendalikan sehingga manusia tidak mudah marah. Dengan mampunya manusia menahan sifat marah, maka manusia akan mempunyai jiwa yang sabar.Kesabaran adalah sifat yang mulia. Orang sabar tidak mudah tersinggung, sehingga akan disenangi oleh teman-teman. Orang yang diajak bicara akan merasa senang. Ia akan selalu tenang dalam menghadapi segala masalah. Pekerjaan dikerjakan dengan rasa tenang sehingga akan menghasilkan yang baik. Dengan tumbuhnya kemampuan mengendalikan kemarahan menyebabkan tumbuhnya kebijaksanaan pada orang itu.

2. Guru Susrusa

Guru Susrusa artinya hormat, melaksanakan tuntunan dan bakti terhadap guru (Oka, 2009: 69). Guru Susrusa juga berarti mendengarkan atau menaruh perhatian terhadap ajaran-ajaran dan nasehat guru. Siswa yang baik akan selalu berbakti dan memperhatikan sikap hormat terhadap gurunya. Mempelajarai apa yang diajarkan. Anak yang hormat dan bakti terhadap Guru diberikan gelar anak yang suputra, sedang anak yang menentang terhadap Guru di sebut Alpaka Guru, hukumannya sangat berat dalam alam Neraka nantinya. Sedang anak yang Suputra akan mendapatkan tempat yang baik di sorga maupun di masyarakat, karena sangat berguna bagi nusa dan bangsa.

Dalam hal Guru, biasanya ada empat macam guru yang terdiri dari, Guru Reka atau Guru Rupaka artinya ayah dan ibu yang telah melahirkan, memelihara dan merawat kita dari bayi sampai tumbuh dewasa. Guru Pengajian atau Guru Waktra artinya Ibu Bapak guru yang mangajar kita di sekolah dari tidak tahu membaca menulis berhitung sampai menjadi bisa. Selain Guru di sekolah, yang termasuk Guru Pengajian adalah para Sulinggih, para Resi yang telah menyebarkan Ajaran Weda. Guru Wisesa adalah pemerintah yang selalu memberikan perlindungan kepada setiap warga negara. Orang yang termasuk Guru Wisesa, seperti: Kadus, Perbekel, Camat, Bupati, Anggota DPR, Gubernur, Presiden dan Guru Swadhyaya artinya guru alam semesta yaitu Ida Sang Hyang Widhi.

3. Sauca

Sauca berasal dari kata “suc“ yang artinya bersih, murni atau suci secara lahir batin (Oka, 2009: 69). Oleh karena itu, yang dimaksud Sauca adalah Kesucian dan kemurnian lahir batin. Banyak yang dapat kita usahakan untuk mencapai kesucian lahir maupun batin. Kesucian lahir (jasmani) dapat kita capai dengan selalu membiasakan hidup bersih, misalnya mandi yang teratur, membuang sampah pada tempatnya dan lain sebagainya.

Sedangkan kesucian batin (rohani) dapat dilakukan dengan rajin sembahyang, menghindari pikiran dari hal-hal negatif. Untuk menjaga kesucian lahir batin Menurut Kitab Manawa Dharma Sastra V.109 (Sudharta dan Puja, 2002) dapat dilakukan dengan:
  1. Mandi untuk membersihkan badan.
  2. Kejujuran untuk membersihkan pikiran.
  3. Ilmu Pengetahuan dan Tapa untuk membersihkan roh atau jiwa.
  4. Kebijaksana digunakan untuk membersihkan akal.

Selain itu yang perlu disucikan adalah Kayika (perbuatan), Wacika (perkataan) dan Manacika (pikiran) sebagai pangkal dari segala yang ada untuk menciptakan keseimbangan baik jasmani dan rohani.

4. Aharalagawa

Aharalagawa berasal dari kata Ahara artinya makan, dan Lagawa artinya ringan. Sehingga, Aharalagawa artinya makan yang serba ringan, tidak berfoya-foya dan tidak berlebihan (Oka, 2009: 69). Makan yang sesuai dengan kemampuan tubuh. Aharalagawa berarti juga mengatur cara dan makanan yang sebaik-baiknya. Lawan dari Aharalagawa adalah kerakusan. Kerakusan akan menghalangi dan merintangi kesucian batin.

Untuk menjaga badan tetap sehat, makanlah makanan yang banyak mengandung gizi. Orang yang makan teratur dan bergizi badannya menjadi sehat dan pikirannya menjadi segar dan cerdas. Sebaliknya orang yang makan dan minum berlebihan, tidak teratur dan suka minum minuman keras seperti arak, bir dan sejenisnya, maka badannya menjadi sakit dan sarafnya terganggu. Serta pikiranpun menjadi kacau.

5. Apramada

Apramada artinya tidak bersifat ingkar atau mengabaikan kewajiban dan mempelajari serta mengamalkan ajaran suci (Oka, 2009: 69). Hal ini berarti melaksanakan tugas dan kewajiban yang telah menjadi tugasnya dan menjadikan tugas ini sebagai sarana melakukan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas ini untuk kemudian, sebagai bekal dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan hidup baik secara jasmani maupun untuk kepentingan rohani. Dengan berusaha melaksanakan kewajiban sendiri (Swadharma) dan menghormati kewajiban orang lain (para dharma), maka keharmonisan akan dapat dicapai, yang pada akhirnya kebahagiaan secara lahir dan batin juga akan dapat dicapai.

Pembagian tugas dan kewajiban ini dalam Hindu disebut dengan catur warna yang terdiri dari Brahmana (cendikiawan), ksatria (pembela kebenaran, tentara, polisi), waisya (pedagang) dan sudra (pelayan). Pembagian ini adalah berdasarkan atas keahlian dan bakat yang dimiliki dalam mendukung pelaksanaan roda kehidupan didunia ini.

Panca Niyama Bratha merupakan komponen dari etika pendidikan Hindu. Dari kelima pembahasan diatas menerapkan mengenai apa yang pantas (Baik) dilakukan dan apa yang tidak seharusnya dilakukan sebagai umat hindu.

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses perbuatan; cara mendidik.

Agama sistem rinsip kepercayaan kepada Tuhan (Dewa dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan.

Hindu memiliki banyak ajaran yang bisa mendewasakan umatnya. Salah satunya yakni melalui penerapan Panca Niyama Bratha sebagai salah satu landasan etika.

Demikian artikel ini semoga bermanfaaat. Jangan Lupa Baca juga yah postingan lainya.

0 Response to "Pengertian Panca Nyama Brata dan Bagian-Bagianya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel