Pendidikan Guru-Kula Modern di STAH Jakarta

Dies Natalis XXI dan Wisuda XIII Sarjana Srata Satu (S-1) STAH DNJ
HINDUALUKTA-- Memasuki dunia modern saat ini, Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Nusantara Jakarta (DNJ) terus menghadapi tantangan yang sangat besar. Terlebih di bidang pendidikan. 

Untuk menghadapi tantangan itu, STAH harus menerapkan pendidikan guru kula modern. Hal ini dikatakan oleh Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedastera Putra Suyasa III, SE (M.TRU), M.SI dalam orasinya yang berjudul “Strategi Pendidikan Hindu Masa Depan” yang dibacakan oleh Dr. Inosentius Samsul, SH, MH.

“Para vidya yakni pengetahuan spiritual, pengetahuan pembebasan yang tidak menghasilkan reaksi karma, sementara apara vidya merupakan pengetahuan material yang menghasilkan reaksi karma positif. Sementara itu jenis yang ke tiga yakni avidya berupa pengetahuan material yang bertentangan dengan Veda atau kebodohan yang menghasilkan reaksi karma yang bersifat negatif atau buruk,” ujar Inosentius di Dies Natalis XXI dan Wisuda XIII Sarjana Srata Satu (S-1) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan pada Sabtu, 31 Oktober 2015.

Ungkapan itu, dilandasi dengan wanacika Veda, seperti dalam Yajur Veda 40.14 yang menyatakan ‘knowledge leads us to immortality’. Dalam konsep Veda, kata pendidikan merujuk pada pengetahuan yang utuh yakni para vidya dan para vidya.

Diapun mencontohkan bahwa di India dan berbagai belahan dunia, sistem pendidikan yang ada sekarang dapat dilihat dalam tiga bentuk yakni, 

(1) sistem pendidikan yang masih tetap menggunakan sistem kuno, 
(2) sistem pendidikan sekuler yang hanya menjajali peserta didik dengan pengetahuan sekuler dan teknologi guna mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dan yang terakhir
(3) perpaduan sistem pendidikan kuno dan modern, yakni sistem ini tetap mengadopsi sistem kuno Veda tetapi dipadukan dengan kemajuan ilmu pengetahuan  dan teknologi.

Menanggapi hal itu, Ketua STAH DNJ, Prof. Dr. Ir. I Made Kartika Dhiputra, Dipl-Ing mengatakan bahwa sistem pendidikan yang digunakan STAH DNJ pada saat ini merupakan sistem pendidikan guru-kula modern. Dimana setiap mahasiswa ditempatkan pada orang tua asuh sehingga terjadi proses transpormasi sehingga mahasiswa bisa beretika dan beragama sesuai dengan ajaran agama Hindu. 

Hal tersebut membuat mahasiswa tidak hanya bisa berteori, tetapi bisa melaksanaakan tugas-tugasnya sebagai seorang pendidik agama Hindu yang memiliki wawasan yang lebih luas, dan setelah lulus S-1 bisa menjadi mahasiswa siap pakai.

“Dengan program orang tua asuh, inilah sistem guru-kula yang ingin kita ciptakan di Jakarta. Tidak ada pembelajaran yang keluar dari buku atau dari teks atau dari depan kelas, saudara bisa melakukan sesuatu,” kata I Made Kartika Dhiputra.

Hal senada juga disampaikan oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Drs. I Ketut Widnya, M.Phil.Phd, yang menyambut baik sistem guru-kula yang ingin diciptakan STAH DNJ. Dia bahkan bersedia menampung sepuluh mahasiswa sebagai anak asuh di tahun berikutnya.

“Pendidikan di Indonesia harus ditanggung oleh, pertama pemerintah, masyarakat dan swasta. Jadi semua ini harus dilibatkan. Kalau saya mulai tahun depan bisa ikut menjadi orang tua asuh, sepuluh orang mahasiswa-lah,” pungkas I Ketut Widnya.

0 Response to "Pendidikan Guru-Kula Modern di STAH Jakarta"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel