Pandangan Nyaya Darsana Terhadap Brahman, Atman, Maya dan Moksa

HINDUALUKTA-- Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai tujuan dari Darsana yakni pencapaian kebebasan. Walaupun demikian dari enam darsana tidak selamanya memiliki pandangan yang sama. Seperti pandangan tentang Brahman, Atman, Maya dan Moksa. 

1 Brahman
Ajaran Nyaya Darsana hampir sama dengan ajaran Waisesika Darsana sehingga kedua ajaran ini sering dihubungkan. Kedua ajaran ini menjelaskan Tuhan dengan sangat rinci dan selalu dihubungkan dengan kelepasan. Menurut Nyaya Darsana sesuatu terjadi karena ada penyebabnya. Nyaya meyakini konseb sebab akibat. Sehingga mengkehendaki kehadiran Tuhan yaitu kekuatan yang tak tampak oleh mata. Nyaya meyakini bahwa atom-atom sebagai penyebab material tidak mampu menciptakan dunia ini tanpa adanya penyebab efisien yang berkesadaran. Pada saat itulah diperlukan kehadiran Tuhan untuk memberikan kekuatan pertam sehingga atom-atom bisa melakukan kombinasi-kombinasinya.

Nyaya memandang Tuhan sebagai  jiwa alam semesta. Tuhan dalam menciptakan alam semesta ini memiliki suatu rencan dan tujuan tertentu, sehingga dunia ini memiliki tata tertib tertentu yang bersifat universal. Tuhan itu tunggal adanya memiliki sifat tak terbatas, kekal mengatasi waktu, ruang , pikiran, jiva dan tidak terbatas. Tuhan dalam nyaya juga disebut sebagai Siva.
 
2 Atman
Tuhan adalah yang menciptakan, memelihara dan melenyabkan alam semesta beserta isinya. Penciptaan alam semesta ini bersifat permanen yang keberadaanya selalu dihubungkan dengan Tuhan sebagai jiwa alam semesta. Menurut Nyaya, atman dapat dibuktikan beberadaanya melalu pikiran dan tubuh. Atman keberadaanya dapat dibandingkan dengan listrik. Aliranya tidak tampak tetapi dapat dirasakan.
    
Adman ada dua macam yaitu jivatman (rioh pribadi) dan Paramatman (roh universal). Menurut nyaya jivatman  ada pada diri semua manusia dan melibatkan diri dengan alam semesta dan menjadi sengsara. Sedangkan paramatman adalah pengetahuan tertinggi atau jiva yang telah mengetahui segalahnya (sarvajna).
    
Nyaya memandang atman  sebagai materi, sedangkan kesadaran adalah sifat dari atman tersebut. Atman adalah tempat kediaman dari jnana atau kecerdasan, pengetahuan dan kemapuan untuk mengetahui. Menurut nyaya semua panca indra dipengaruhi oleh jiva. Sehingga nyaya memandang pikiran adalah alat dari jiva untuk berfikir. Jiva dipandang akan tetap abadi selamanya walaupun badan, pikiran dan indra-indra lenyap. Ajaranya nyaya memandang bahwa atman atau jiva perorangan maha tahu, berkepriabadian dan sebagai yang menikmati.

3 Maya
Filsafat Nyaya ingin mencari pengetahuan yang benar (moksa) mengenai dunia ini dan bagaimana hubungannya denga pikiran manusia serta dirinya sendiri. Bila seseorang menguasai teknik logika dan penalaran dan mampu menerapkan secara penuh dalam hidup sehari-hari maka ia akan dapat melepaskan dirinya sediri dari segala bentuk penderitaan.

Menurut nyaya, bahwa dunia diluar manusia ini, terlepas dari pikiran. Artinya bahwa dunia ini berdiri sendiri. Kita dapat memiliki pengetahuan tentang dunia dengan melalui pikiran yang dibantu oleh indra. Demikian halnya dengan pengetahuan suka dan duka yang dialami seseorang. Menurut nyaya segala sesuatu yang diketahui ini semata-mata melalui perantara pikiran, baik sesuatu yang terbatas maupun tak terbatas, manusia dan dewa. Oleh karena itu, system nyaya dapat disebut sebagai system yang realitas (nyata). 

Nyaya menilai bahwa pengetahuan benar atau salah tergantung alat apa yang dugunakan untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Dimana setiap pengetahuan menyatakan 4 keadaan yaitu subyek (pramana), obyek (yang diamati), pramiti (keadaan hasil dari pengamatan) dan cara untuk mengamati (pramana) yang terdiri dari pratyaksa, anumana, upaman dan sabda pramana.

4. Moksa
Pada umunya tujuan utama dari Darsana adalah moksa atau pembebasan bagi setiap jiva individu dari ikatan duniawi. Nyaya juga mengatakan bahwa tujuan utama dari kehidupan manusia adalah pembebasan. Untuk mencapai tujuan tersebut seseorang haru memperoleh pengetahuan yang benar atau tattva jnana, yaitu pengetahuan realitas sebagai realitas keseluruhan. 

Fislsafat nyaya menekankan tiga tahap jalan memperoleh tujuan pengetahuan pembebasan yakni srvana, manana dan nididhyasana. Srvana adalah tahap dimana manusia haru mempelajari kitab suci dari orang-orang suci atau rsi. Tahap kedua yakni manana yaitu proses perenungan ajaran yang didapat dari para rsi, dan yang terakhir yakni nididhyasana yaitu  tahap dimana seseorng harus berkontenplasi tentang roh, mengkonfirmasikan pengetahuanya dan mempraktekkan kebenaran didalam hidupnya.

Dengan mempraktekkan srvana, manana dan nididhyasana, seseorang akan sadar akan hakekat dari roh yang sepenuhnya berbeda dengan badan, pikiran, panca indra dan obyek lainya di dunia ini.

0 Response to "Pandangan Nyaya Darsana Terhadap Brahman, Atman, Maya dan Moksa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel