Pengertian, Jenis-Jenis dan Contoh Panca Yadnya
Arti Panca Yadnya
Kata Panca
Yadnya terdiri dari dua kata, yaitu kata Panca dan Yadnya. Panca
berarti Lima, Yadnya berarti persembahan suci. Kata Yadnya
berasal dari Bahasa Sanskerta dari urat kata Yāj dan masuk dalam kelas
kata maskulinum yang berarti orang yang berkorban.
Jadi Panca
Yadnya berarti lima persembahan suci dengan tulus ikhlas.
Dalam
melaksanakan sebuah Yadnya hendaknya diketahui syarat-syarat Yadnya. Adapun
syarat-syarat sebuah yadnya, meliputi:
a.
Harus dilandasi dengan keikhlasan yang disertai
kesucian hati,
b.
Didasari dengan cinta kasih yang diwujudkan
dengan rasa bhakti yang tulus, cinta kepada sesama, cinta kepada binatang dan
cinta kepada lingkungan,
c. Yang harus dilakukan sesuai kemampuan
agar tidak menjadi beban bgi kita,
d. Beryadnya harus dilandasi perasaan
beryadnya sebagai sebuah kewajiban.
Jenis-jenis Panca Yadnya
Sebelum
membahas jenis-jenis Panca Yadnya dan penjelasannya, akan dijelaskan terlebih
dahulu latar belakang munculnya Yadnya. Pada setiap manusia yang terlahir ke
dunia ini sudah membawa hutang yang jumlahnya tiga yang disebut Tri Rna.
Tentang Tri Rna dimuat dalam Kitab Manawa Dharmasastra VI.35, sebagai
berikut:
Rinani trinyapakritya manomok-
Se niwecayet
Anapakritya moksam tu sewama-
No wrajatyadhah
Artinya:
Kalau ia telah
membayar tiga macam hutangnya ( kepada Tuhan, kepada Leluhur dan kepada
Orangtua), hendaknya ia menunjukkan pikirannya untuk memcapai kebebasan
terakhir, ia yang mengejar kebebasan terakhir itu tanpa menyelesaikan tiga
macam hutangnya akan tenggelam ke bawah.
Tiga
macam hutang yang dibawa sejak lahir, seperti:
a.
Dewa
Rna yaitu hutang kepada
para Dewa/Ida Sang Hyang Widhi karena telah menciptakan dan memberikan kita hidup,
b.
Pitra
Rna yaitu hutang kepada Leluhur
baik yang sudah meninggal maupun orangtua yang masih hidup. Kita berhutang
kepada leluhur karena Beliau telah menghidupi kita, merawat, mendidik, mengasuh
dari sejak dalam kandungan sampai menjadi manusia dewasa, dan
c.
Rsi
Rna yaitu hutang kepada
para Resi pendahulu kita yang telah menerima wahyu Tuhan berupa Weda sehingga
kita memahami ajaran agama maupun kepada para sulinggih yang telah menyucikan
hidup kita.
Karena
adanya hutang inilah dalam ajaran agama Hindu diharapkan dapat dibayar dengan
melaksanakan Panca Yadnya. Bagian Panca Yadnya terdiri dari Dewa
Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya, Manusa yadnya dan Bhuta Yadnya.
Maka Dewa
Rna dibayar dengan Dewa yadnya dan Bhuta yadnya, Pitra Rna
dibayar dengan Pitra yadnya dan Manusa yadnya, terakhir Rsi
Yadnya digunakan untuk membayar Rsi Rna.
Untuk
lebih memahami Tri Rna dan Panca Yadnya, disajikan 2 Pupuh Kumambang seperti di
bawah ini:
Pupuh Kumambang
1. Teri Rena tetiga utange sami,
Siki Dewa
Rena,
Pitra
Rena kaping kalih,
Resi
Rena nomer tiga.
2. Ngiring taur
utange punika sami,
Srana Panca Yadnya,
Ring Dewa Pitara Resi,
Ring Manusa Miwah Bhuta.
Dari
pupuh di atas dapat kita rinci bagian Panca Yadnya meliputi:
1.
Dewa
Yadnya adalah persembahan
kepada Ida Sang Hyang Widhi dan para Dewa. Yadnya kepada Ida Sang Hyang Widhi
dapat dilakukan setiap hari , juga dapat dilakukan dengan cara berkala. Seperti
dengan melaksanakan:
e.
Tri Sandhya setiap hari,
f.
melaksanakan upacara pada hari Purnama, Tilem, piodalan
di Pura, Siwaratri, Saraswati, Galungan, Kuningan.
Tujuan
melaksanakan Dewa Yadnya adalah:
g.
untuk mengucapkan terima kasih,
h. memohon agar dijauhkan dari mara bahaya,
i.
memohon pengampunan,
j.
memohon
anugrah kepada Ida Sang Hyang Widhi dan manifestasi-Nya.
2.
Pitra
yadnya adalah persembahan
kepada para leluhur dan Bhetara-bhetari. Pelaksanaan Pitra Yadnya dapat
dilakukan dengan:
a. menunjukkan
prilaku yang luhur dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud bakti kepada
leluhur yang masih hidup,
b.
melakukan upacara kematian terhadap
leluhur yang telah meninggal dapat dilakukan dengan dua cara, meliputi; upacara
penguburan mayat dan upacara pembakaran mayat. Upacara penguburan dan pembakaran mayat disebut dengan nama Upacara
Ngaben.
Upacara Ngaben dalam pelaksanaannya
terdiri dari dua tahap yaitu:
a.
Sawa
Wedana yaitu upacara
pembakaran/penguburan badan kasar sebagai simbul atau makna mengembalikan unsur
Panca Maha Bhuta ke asalnya.
b.
Atma
Wedana yaitu upacara
pembakaran/penguburan tahap kedua yaitu pembakaran badan halus (Suksma
Sarira) yang disimbulkan dengan Sekah atau Puspa. Upacara ini
lebih dikenal dengan nama Nyekah, Mamaukur, Ngasti, Maligia dan
Ngeroras.
Tujuan Upacara Atma Wedana adalah untuk
meningkatkan status roh leluhur menjadi Dewa Hyang.
3.
Rsi
Yadnya adalah persembahan
kepada para Resi atau guru yang telah memberikan penyucian. Yang
tergolong ke dalam Rsi Yadnya adalah:
a.
Upacara Eka Jati atau Mewinten yaitu
upacara pengukuhan seseorang menjadi Pinandita atau Pemangku. Tugas dan
kewenangan Eka Jati seperti:
-
bertanggung
jawab pada pura dimana tempat orang di winten,
-
menyelesaikan
upacara di lingkungan masyarakat sekitar.
b. Upacara Dwi Jati atau Mediksa
yaitu upacara pengukuhan seseorang menjadi Pendeta atau sulinggih dengan
kewenangan Ngloka pala sraya yang berarti tempat bagi masyarakat untuk
memohon bantuan petunjuk agama.
Kewenangan seseorang yang sudah Dwi Jati,
adalah:
-
menyelesaikan/muput
suatu upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat,
-
memberikan
pencerahan, pembinaan tentang ajaran agama dan bagaimana mengamalkan ajaran
agama dalam kehidupan sehari-hari kepada umat,
-
berhak mendapatkan Daksina,
-
berhak
mendapatkan punia dan menerima Resi Bojana.
4.
Manusa
Yadnya adalah persembahan
untuk kesucian lahir batin Manusia. Contoh-contoh pelaksanaan yadnya yang
termasuk Manusa Yadnya, seperti:
a.
Upacara
Bayi dalam kandungan (Garbha Wadana/pagedong-gedongan).
b.
Upacara bayi baru lahir,
c.
Upacara kepus puser,
d.
Upacara
bayi berumur 42 hari (tutug kambuhan),
e.
Upacara
bayi berumur 105 hari (Nyambutin)
f.
Upacara
bayi satu oton ( otonan),
g.
Upacara
meningkat remaja ( yang laki disebut Ngraja Singa, yang wanita disebut Ngraja
Sewala),
h.
Upacara potong gigi ( matatah, mapandes, masangih),
i.
Upacara perkawinan (wiwaha)
5.
Bhuta Yadnya adalah persembahan kepada para Bhuta kala dan makhluk bawahan. Yang
termasuk pelaksanaan Bhuta Yadnya, seperti:
a. Upacara
Mecaru,
b. Ngaturang
Segehan,
c. Upacara
Taur
d. Upacara
Panca Wali Krama (dilaksanakan setiap 10 tahun sekali di Pura Agung
Besakih)
e. Upacara
Eka Dasa Rudra (dilaksanakan setiap 100 tahun sekali di Pura Agung
Besakih).
Pelaksanaan
Panca Yadnya dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam pelaksanaan sebuah Yadnya tidak dapat
dipisah-pisahkan. Artinya dalam
melaksanakan satu Yadnya pasti yadnya yang lain dilaksanakan juga. Contohnya
kita melaksanakan Dewa Yadnya seperti odalan di Pura. Odalan di Pura termasuk Dewa Yadnya. Dalam
rangkaian upacara odalan di Pura diisi juga dengan upacara mecaru. Mecaru
adalah pelaksanaan Bhuta Yadnya.
Jadi
dalam Upacara Dewa Yadnya diisi juga dengan melaksanakan Bhuta Yadnya. Demikian juga yadnya yang lainnya.
1.
Contoh-contoh pelaksanaan Dewa yadnya dalam kehidupan sehari-hari,
seperti:
a. Melakukan Tri Sandya tiga kali dalam
sehari,
b. Selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan,
c.
Memelihara kebersihan tempat suci,
d. Mempelajari dan mengamalkan ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari,
e. Melaksanakaan persembahyangan pada
hari-hari suci seperti Purnama, Tilem, Galungan, Kuningan, dll.
1.
Contoh-contoh
pelaksanaan Pitra Yadnya dalam kehidupan sehari-hari:
a.
Berpamitan
kepada orangtua kita sebelum berangkat kemanapun,
b.
Menghormati orangtua dan melaksanakan perintahnya,
c.
Menuruti nasehat orangtua,
d. Membantu dengan suka rela pekerjaan yang
sedang dilakukan oleh orangtua,
e.
Merawat
orangtua yang sedang sakit, dll
2.
Contoh-contoh
pelaksanaan Rsi Yadnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
a.
Rajin belajar,
b.
Belajar yang tekun,
c.
Menghormati Guru,
d.
Menuruti peritah guru,
e.
Mentaati dan mengamalkan ajarannya,
f.
Memelihara kesehatan dan kesejahteraan orang suci
seperti sulinggih, pemangku, dll.
4. Contoh-contoh pelaksanaan Manusa Yadnya
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:
a.
Tolong menolong antar sesama,
b. Belas kasihan terhadap orang yang menderita,
c. Saling menghormati dan menghargai sesama,
d.
Rajin merawat diri,
e.
Melaksanakan upacara untuk meningkatkan kesucian diri,
seperti; metatah, mewinten, meotonan, dll.
5. Contoh-contoh pelaksanaan Bhuta yadnya
dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
a.
Merawat dan memelihara tumbuh-tumbuhan dengan baik,
b.
Merawat binatang peliharaan dengan baik,
c.
Menjaga kebersihan lingkungan,
d.
Menyayangi makhluk lain, dll.
0 Response to "Pengertian, Jenis-Jenis dan Contoh Panca Yadnya "
Post a Comment