Tiga Permintaan Naciketa Dalam Upanisad

Permintaan Pertama Naciketa

Bahwa Gautama (ayahku) dengan kebingungannya yang hilang, dengan kemarahannya yang sirna, Semoga beliau bermurah hati kepadaku, O, Kematian dan mengenali aku, Menyambutku, ketika anda membebaskanku dan inilah merupakan yang pertama dari ketiga permintaanku.

Yama berkata: Seperti semula, dia (ayahmu) akan mengenali anda, O, Auddalaki, putra dari Aruna, melalui perkenaanku dia akan tidur damai sepanjang malam, marahnya sirna, melihat anda dilepaskandari cengkraman maut. 

Permintaan Kedua Naciketa

Di dunia surgawi tiada ketakutan terhadap apapun: anda tidak berada disana, tiada pula orang yang takut, akan usia apapun. Mengarungi lapar maupun dahaga, meninggalkan kesedihan di belakang, orang selalu bersukacita di surgawi. (kathha upanisad 12). Anda mengetahuinya, O, Kematian bahwa api (yajna) adalah jalan menuju ke sorga. Terangkanlah hal ini kepadaku, dengan penuh imam, bagaimana penghuni sorga memperoleh kekekalan. Hal ini dikupilih sebagi permintaanku yang ke dua.

Yama Berkata: Mengerti seperti aku memakainya, bahwa api itu yang adalah jalan ke sorga, aku akan menerangkanya kepada anda. Belajarlah dariku, O, Nakiceta. Ketahuilah api sebagai jalan untuk mencapai dunia yang tidak ada batanya, sebagi penopang (dari jagat) dan sebagi bersemayam di tempat rahasia (pada jantung).

Yama menjelaskan kepadanya mengenai api (yajna yang merupakan) permulaan dari dunia itu dan (juga) batu bata macam apa ( yang dipergunakan untuk membuat altar yajna), beberapah jumlahnya dan dengan cara apa, dan Naciketa mengulangi semuanya seperti apa yang diceriterakan kepadanya: dank arena senang Yama kemudian bicara lagi (15)

Jiwa Agung (yama) sangat puas, berkata kepadanya (Nakiceta). Aku memberi anda hari ini satu berkah lagi. Dengan nama anda sendirilah api ini akan diberi nama. Ambil pulalah rantai dengan berbagi bentuk ini. (16)

Dia yang sudah hidupkan api Naciketa tiga kali, berhubungan dengan yang ketiga, menjelankan tiga perbuatan, akan mengatasi kelahiran dan kematian. Mengetahui putra Brahma, yang maha tahu, agung dan tercinta dan merealisinya, seseorang akan mencapai kedamaian abadi. (17)

Orang arif yang telah membuat 3 kali yajna Naciketa dan mengerti ketiga hal ini dan karna mengerti akan melakukan Samadhi kepada api, pertama-tama membuang ikatan-ikatan kematian dan mengatasi kesedihan, akan bahagia di surge. (18)

Inilah api anda (yajna), O, Naciketa yang menuntun kesorga, yang anda pilih sebagai permintaan ke dua, (Yajna) api ini akan disebut oleh orang-orang hanya dengan nama anda saja. Sekarang sebutlah O, Naciketa, permintaan annda yang ketiga.

Permintaan Naciketa yang Ketiga

Ada keraguan mengenai seseorang yang meninggal, sebagian berkat dia memang demikian dan sebagian lagi bilang bahwa dia tidak. Padukalah yang hamba mohon untuk mengajarkan pengetahuan ini. Ini permintaan hamba yang ketiga.

Yama Berkata: Bahwa deata pun ragu-ragu mengenai hal ini. Adalah sangat sukar untuk mengertikanya: sangatlah halus kebenaran ini. Ajukanlah permintaan yang lain O, Naciketa, Jangan memaksaku. Bebaskan aku dari pertanyaan ini. (21)

Naciketa berkat: Para dewata mempunyai keragu-raguan mengenai hal ini dan anda, O, Kematia, berkat bahwa tidaklah gampang untuk mengertikanya. Mencari guru seperti anda mengenai hal ini tidak mungkin di dapat. Tidak ada permintaan yang bisa dibandingkan mengenai hal ini.

Yama berkata: mintalah anak, cucu-cucu yang bisa hidup seratus tahun, ternak sebanyak-banyaknya, gajah, emas dan kuda. Mintalah tanah seluas-luasanya atau hidup berapa tahun saja yang kamu mau. (23)

Jika anda mengajukan permintaan seperti ini, pilih jugalah kekayaan dan umur panjang. O, Naciketa, akan makmurlah anda pada tanah yang luas ini. Aku akan membuatmu menjadi penikmat dari nafsu-nafsumu.

Apa saja keinginan-keinginan yang sukar untuk diperoleh pada dunia manusia, mintalah hal-hal tersebut sesukamu. Lihalah disini gadis-gadis bangsawan dengan kereta dan alat-alat musiknya: hal-hal seperti itu yang tidak akan bisa diperoleh oleh manusia biasa. Biarkanlah anda dilayani oleh mereka yang kuberikan kepadamu. O, Naciketa janganlah bertanya tentang kematian.

Naciketa berkata: semua yang anda kataka bersifat sementara O, Yama, hanya berupa kekuatan-kekuatan serba indria dari manusia. Semua kehidupan (kehidupan penuh) adalah singkat. Padukalah pengendara kereta, padukalah tarian dan lagunya. (26)

Manusia tidaklah puas dengan kekayaan. Apakah kita masih harus menikmati kekayaan setelah melihat anda? Bisahkah kita hidup kekal selam anda masih berkuasa? Hal ini sajalah yang tetap menjadi permintaanku.

Setelah mendekati kelanggengan yang tiada menua, apakah seseorang manusia biasa di bumi ini mengerti dan Samadhi atau keindahan dan cinta, akan senang dengan hidup panjang umur?

Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang mereka ragukan O, Kematian, ada apa di dalam sesudah keadaan ini. Permintaan ini akan memecahkan misteri, inilah dan bukan yang lai dipilih Naciketa.

Dua Jalan: Yama berkata sesunggunya ada perbedaan antara kebajikan dan kenikmatan, kedua hal ini dengan tujuan-tujuan yang berbeda, mengikat seseorang. Dari keduanya ini, adalah lebih benar memegang kebajikan tetapi dia yang memilih kenikmatan akan gagal dalam tujuanya.

Kebajikan maupun kenikmatan kedua-duanya mendekati seseorang. Orang arif setelah menimbang-nimbang, mulai membedakan yang arif memili kebajikan dari pada kenikmatan. 

(Tetapi) anda, O, Naciketa menolak ( setelah) mengamati nafsu yang menyenangkan dan yang kelihatan enak. Anda tidak memili jalan kepada kekayaan di mana banyak manusia runtuh.

Demikian bedanya dan menuju kepada akhi yang sangat berbeda kebodohan dan kearifan ini. Aku tahu (anda) Naciketa, yang sangat menginginkan kearifan, bahkan nafsu apapun tidak mengganggu anda.

Besemayam ditengah-tengah kebodohan, arif menurut pikiran mereka saja, merasa dari mereka terpelajar, orang-orang pander yang menelusuri tapak yang membuat sengsara dan berjalan seperti orang buta yang dituntun oleh orang buta.

Apa berada diluar tidaklah bersinar menurut orang-orang bodoh ini, yang dibuai oleh gemerlapnya harta kekayaan, berfikir bahwa hanya inilah satu-satunya dunia dan tidak ada yang lain, mereka jatuh dari waktu ke waktu ke dalam kekuasanku.

Dia yang bahkan tidak bisa didengar oleh banyak orang, dan banyak orang yang bahkan dengan memperoleh kesempatan mendengarpun tetap tidak mengerti; hebatlah dia yang bisa mengajar (Dia) dengan sangat trampillah dia yang bisa menemukan (Dia) dan menakjukanlah dia yang mengerti bahkan setelah diberi pelajaran oleh yang arif.

Dialah orang yang tidak layak, dia tidak akan bisa dimengerti, sebab Dia bisa difikirkan dalam berbagai jalan. Tapa dia ajarkan oleh seseorang yang mengenal Dia sebagi dirinya, dia tidak akan bisa sampai disana, sebab dia sangat sukar dimengerti dan lebih halus dari yang halus.

Bukan dengan pemikiran hal ini bisa di capai anakku, tetapi dengan diajarkan oleh orang lain, dia akan bisa dimengerti. Anda telah memperoleh hal ini dengan berpijak teguh kepada kebenaran. Semohga kita menemukan pencari seperti anda, O, Naciketa.

Lebih Tinggi Kearifan Dari Harta, Baik Keduniawian Maupun Sorgawi: Aku mengerti bahwa harta tidak kekal. Bukalah melalui hal-hal yang tidak kekal, yang bersemayam itu bisa dicapai; tetapi olehkulah api Naciketa diletakkan dan melalui jalan yang tidak kekal aku mencapai yang kekal.

(Setelah melihat) penemuan (Semua) keinginan, penopang dunia, buah tiada habisnya dari upacara-upacara, pada sisi pantai lain di mana tidak ada ketakutan, keagungan dari kemashuran, hamparan yang jauh, fondasinya, O, Naciketa yang arif, anda telah dengan teguh membiarkan (mereka pergi).

Kekhawatiran Dari Yang Maha Tinggi Melalui Adhatma- Yoga; Menyadari melalui perenungan bahwa Tuhan Yang Satu, yang sukar dilihat, bersembunyi sangat jauh, bersemayam pada goa (di dalam jantung), bersemayam dalam kedalamn, orang yang arif meninggalkan dibelakang baik sukacita maupun kesedihan.

Mendengar hal ini dan mengertikanya, seseorang manusia memeras intinya dan mencapai yang halus, bersyukur karena mencapai seumber kebahagian. Aku tahu bahwa tempat seperti itu terbuka lebar untuk Naciketa.

(Naciketa Memohon); Ceritakalah kepadaku hal yang anda lihat sebagai di luar yang salah atau benar, di luar apa yang sudah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan, di luar waktu yang lalu dan waktu yang akan datang.

Kata Gaib AUM: Yama Bekata: kata itu semua Veda menyebutkanya yang semua tapa mengkajinya, menginginkan yang mana orang-orang menempuh hidup brahmacharya, kata itu akan kuceritakan kepada anda dengan singkat, itulah AUM.

Suku kata ini sesungguya mempunyai semangat yang tidak kunjung habis. Dan suku kata ini adalah tujuan yang Maha Tinggi; dengan mengerti suku kata ini apapun yang diinginkan seseorang, akan menjadi terwujud.

Penopang ini adalh yang terbaik (dari semuanya). Penopang ini adalah yang tertinggi; mengerti akan penopang ini, seseorang akan menjadi agung dalam dunia Brahma.

Atman Yang Kekal; Atman yang maha tahu tidak pernah dilahirkan, dia juga tidak mati kapanpun. Dia muncul dari ketiada-beradaan dan ketiada beradaan ini muncul dari dia. Dia tidak lahir, kekal, berlangsung terus, dan yang pertama-tam. Dia tidak terbunuh ketika tubuh terbunuh.

Jika pembunuhnya berfikir bahwa dia membunuh atau bila yang terbunuh berfikir bahwa dia terbunuh, maka berarti keduanya tidak mengerti. Dia tidak membunuh ataupun terbunuh.

Lebih kecil dari yang kecil, lebih besar dari yang besar, atman berada pada jantung setiap mahluk. Dia yang tanpa keinginan apa-apa bisa melihaynya dan akan terbebas dari kesedihan. Melalui ketenangan fikiran dan indria, (dia melihat) kebesaran atman.

Sifat- Sifat Bertentangan Dari Yang Maha Tinggi; Dengan duduk saja dia pergi jauh; dengan rebahan dia pergi keman-mana. Siapakah kecuali diri saya, adalah pantas tahu bahwa Tuhan bersyukur dan juga tidak bersyukur?

Mengerti atma yang adalah tanpa tubuhh diantara tubuh-tubuh, yang stabil diantara yang tidak stabil, yang agung, yang ada dimana-mana, orang arif tidak akan menyesal.

Pengetahuan Moral Untuk Pengetahuan Brahma: Atman ini tidak bisa dicapai dengan perintah, tidak juga dengan kekuatan kecerdasan, lebih-lebih dia tidak dicapai dengan pendengaran. Dia hanya bisa dicapai oleh seseorang yang dipilih oleh atman. Kepada orang yang demikian, atman memperlihatkan sifat-sifatnya.

Bukan dia yang tidak bisa mempertahankan diri dari jalan-jalan sesat, bukan dia yang tidak tenang, buka dia yang tidak bisa memusatkan fikiran, bahkan buakan dia yang fikiranya tidak bisa dibentuk, akan bisa mencapai atman ini melalui pengetahuan yang tepat.

Dia untuk siap kependetaan dan kebangsawanan adalah kedua-duanya sama dengan makanan dan kematian adalah sebagai bumbu, siapak sesunggunya yang tahu siap sebenarnya dia?

Dua Atman; Ada dua atman yang meminum sari buah Karma dari dunia perbuatan yang baik. Kedunya bersemayam pada tempat rahasia (di jantung), tempat utama dari Yang Maha Tinggi. Yang mengerti Brahman mengatakan tentang kedua hal ini sebagi bayangan dan sinar, dan juga (mereka yang menjalankan gryahasta) yang memelihara kelima api yajna dan mereka juga yang menjalankan upcara tiga api Naciketa.

Jembatan itu, bagi mereka yang melakukan yajna dan yang merupakan Brahman Yang Maha Tinggi bagi mereka yang ingin menyeberang kea rah pantai sebelah sana yang tanpa ketakutan, semoga kita memahami api Naciketa.

0 Response to "Tiga Permintaan Naciketa Dalam Upanisad"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel