Unsur-unsur dan Perbedaan Bhuana Agung dan Bhuana Alit
Unsur-unsur Bhuana Agung
Bhuana Agung disebut juga dengan Macrocosmos,
jagat raya, alam semesta atau alam besar yang kita muliakan karena keluhuran
dan kemampuannya memberikan kehidupan kepada semua makhluk tanpa
henti-hentinya.
Terjadinya Bhuana Agung
diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi pada waktu Sresti atau penciptaan,
dan masa Sresti disebut Brahma Dewa yaitu siang hari Brahma. Dan
segala yang diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi di Bhuana Agung ini akan
kembali/lebur disebut dengan istilah Pralaya (kiamat), masa Pralaya disebut
Brahma Nakta atau malam hari Brahman.
Satu lingkar dari Pencitaan
(Utpti), pemeliharaan ( Sthiti) dan Peleburan (Pralina) dari
alam semesta atau Bhuana Agung disebut Akalpa yaitu sehari dan semalam Brahman
disebut Brahman Kalpa.
Proses
terciptanya Bhuana Agung diawali ketika dunia ini belum ada apa-apa, yang ada
hanyalah Ida Sang Hyang Widhi dalam wujud Nirguna Brahman, artinya Tuhan
dalam wujud sepi, kosong, sunyi dan hampa. Kemudian Ida Sang Hyang Widhi
menjadikan dirinya sendiri menjadi Saguna Brahman. Artinya Tuhan sudah
mulai beraktifitas. Selanjutnya Tuhan menciptakan dua unsur yaitu Purusa
dan Prakerti atau unsur Cetana
dan Acetana.
Unsur Purusa atau Cetana
adalah unsur dasar yang bersifat kejiwaan, sedangkan unsur Prakerti atau
Acetana adalah unsur dasar yang bersifat kebendaan. Unsur Prakerti memiliki
Tiga Guna yang disebut Tri Guna, yang terdiri dari:
a. Satwam yaitu sifat dasar terang, bijaksana,
b. Rajas adalah sifat dasar aktif, dinamis dan rajin,
c. Tamas adalah sifat dasar berat, malas dan lamban.
Dengan adanya Tri Guna pada
Bhuana Agung yang didominasi oleh unsur Sattwam menyebabkan lahirnya Mahat
yang berarti Maha Agung.
Dengan adanya Mahat di
Bhuana Agung melahirkan Budhi
yaitu benih kejiwaan tertinggi yang berfungsi untuk menentukan keputusan. Budhi
melahirkan Ahamkara yaitu asas individu, ego, yang berfungsi untuk
merasakan. Selanjutnya Ahamkara melahirkan Manas yaitu alam pikiran
yang gunanya untuk berpikir.
Setelah lahirnya Manas lahirlah
Panca Tan Matra yaitu lima benih unsur yang sangat halus, yang terdiri
atas:
a. Sabda Tan Matra; benih suara,
b. Rupa Tan Matra; benih warna,
c.
Rasa Tan Matra; benih rasa,
d. Gandha Tan Matra; benih bau,
e.
Sparsa Tan Matra; benih sentuhan/peraba.
Dari Panca
tan Matra berevolusi menjadi unsur dasar yang besar berjumlah lima unsur
disebut Panca Maha Bhuta, yang terdiri dari:
a.
Pretiwi atau unsur padat yang timbul dari kelima
unsur Tan Matra
b.
Apah atau unsur cair yang timbul dari Sabda,
Rupa dan Rasa Tan Matra,
c.
Teja atau unsur panas ditimbulkan oleh Sabda
dan Rupa Tan Matra,
d.
Bayu atau hawa ditimbulkan oleh Sabda dan
Sparsa Tan Matra,
e.
Akasa/Ether ditimbulkan oleh unsur Sabda dan Sparsa
Tan Matra.
Dengan
munculnya Panca Maha Bhuta berkembanglah menjadi Bhuana Agung
dengan segala isinya seperti; matahari, bumi, bulan, planet-planet yang ada di
jagat raya ini. Sehingga Dunia ini adalah Brahmanda atau telurnya Ida
Sang Hyang Widhi.
Kalau
digambarkan Proses terbentuknya Bhuana Agung akan berbentuk seperti
bagan di bawah ini:
Unsur-Unsur Bhuana Alit
Bhuana alit berarti
alam kecil atau dunia kecil. Yang termasuk Bhuana Alit adalah tubuh manusia,
hewan dan tumbuhan. Manusia merupakan bentuk dari Bhuana Alit adalah makhluk
yang tertinggi karena manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Kelebihan manusia adalah memiliki Tri Premana, yaitu:
a.
Bayu; tenaga,
b.
Sabda; suara
c.
Idep; pikiran /akal.
Bhuana Alit atau tubuh manusia, tumbuhan dan
binatang terbentuk sama seperti Bhuana Agung yaitu pertemuan antara Purusa
dengan Prakerti atau Cetana dengan Acetana. Unsur Purusa atau Cetana akan
membentuk Jiwatman, sedangkan unsur Prakerti atau Acetana akan membentuk
badan manusia.
Dalam
Jiwa dan badan manusia terdapat alat batin manusia yang menentukan watak atau
karakter seseorang. Tiga alat batin itu bernama Tri Antah Karana yang
terdiri atas:
a. Budhi berfungsi untuk menentukan keputusan,
b.
Manas berfungsi untuk berpikir, dan
c. Ahamkara fungsinya untuk merasakan dan bertindak.
Setelah
bertemunya Purusa dengan Prakerti ditambah denga Tri Antah Karana, disusul pula
dengan masuknya unsur Panca Tan Matra yang akan menjadi Indria penilai yang
disebut Panca Bhudindria, yaitu:
a.
Sabda Tan Matra menjadi Srotendria yaitu
indria yang terletak di telinga,
b. Sparsa Tan Matra menjadi Twak indria yaitu indria yang
terletak di kulit,
c. Rupa Tan Matra menjadi Caksu indria yaitu indria yang
terletak di mata,
d. Rasa Tan Matra menjadi Jihwendria yaitu indria yang
terletak pada lidah, dan
e. Gandha Tan Matra menjadi Ghranendria yaitu indria yang
terletak di kulit.
Selanjutnya
Panca Tan Matra berkembang menjadi Panca Maha Bhuta sehingga
menjadi unsur pembentuk tubuh atau jasmani manusia, dengan rincian sebagai
berikut:
a. Pertiwi menjadi segala yang bersifat padat dalam tubuh
manusia seperti: tulang, otot, daging, kuku dan sebagainya,
b. Apah menjadi segala yang cair pada tubuh manusia,
seperti: keringat, darah, lendir, air kencing, air liur, ludah,dll
c. Teja menjadi panas/suhu dalam tubuh,
d. Bayu akan menjadi udara dalam badan yang disebut Prana
seperti pernafasan, dan
e. Akasa akan menjadi rongga-rongga dalam tubuh manusia,
seperti: rongga mulut, rongga hidung, rongga dada dan rongga perut.
Persamaan dan Perbedaan Bhuana Agung dan Bhuana
Alit
Pada
hakekatnya antara Bhuana Agung dengan
Bhuana Alit adalah sama, namun setelah menjadi bentuk,
fungsi dan pengaruhnya pada kedua alam tersebut ia memiliki perbedaan-perbedaan.
Persamaan Bhuana Agung dengan Bhuana Alit
Dalam
proses pembentukannya adalah sama yaitu melalui proses bertingkat yaitu; 1)
Ida Sang Hyang Widhi, 2). Purusa, 3). Prakerti, 4). Budhi, 5). Ahamkara, 6).
Sabda, 7). Sparsa, 8). Rupa, 9). Rasa, 10). Gandha, 11). Manah,
12). Akasa, 13). Bayu, 14). Teja,
15). Apah, dan 19). Pertiwi.
Karena
proses terjadinya sama maka unsur-unsur dasar tersebut ada pada Bhuana
Agung dan Bhuana Alit.
Perbedaan Bhuana Agung dengan Bhuana Alit
Perbedaan
antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit terletak pada fungsinya atau
kegunaannya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah
ini:
Peranan
dan fungsi Panca Maha Bhuta dalam pembentukan serta kehidupan Bhuana Agung dan
Bhuana Alit
Panca Maha Bhuta mempunyai peran yang
penting dalam pembentukan Bhuana Agung dan Bhuana Alit, karena proses
pembentukannya menimbulkan Panca Tan Matra dan Panca Maha Bhuta sehingga
terciptalah Bhuana Agung dan Bhuana Alit dengan sifat-sifat atau keadaan yang
sama.
Adapun Peranan dan Fungsi
Panca Maha Bhuta adalah:
a.
Segala
yang padat pada Bhuana Agung dan Bhuana Alit terjadi dari Pertiwi. Di Bhuana
Agung menjadi tanah sebagai tempat makhluk hidup sedangkan di Bhuana Alit
menjadi tulang sebagai rangka dan sebagai pelindung organ-organ tubuh yang
penting,
b.
Segala
yang cair pada Bhuana Agung dan Bhuana Alit tercipta dari Apah. Di Bhuana Agung
menjadi air, sebagai sumber kehidupan makhluk hidup, sedangkan di Bhuana Alit
menjadi darah yang berfungsi membawa sari-sari makanan ke seluruh tubuh,
c.
Segala
yang kosong pada alam dan ronga-rongga pada tubuh manusia terjadi dari unsur
Akasa. Di Bhuana Agung menjadi ruang angkasa sebagai tempat planet-planet
beredar, sedangkan di Bhuana Alit menjadi rongga-rongga yang berfungsi untuk
keluar masuknya udara, seperti rongga hidung
d.
Segala
angin, hawa dan gas pada alam semesta di Bhuana Agung menjadi udara yang sangat
diperlukan oleh setiap makhluk untuk pernafasan, sedangkan di Bhuana Alit
menjadi nafas dan akan mati bila tidak bernafas,
Segala yang
becahaya dan panas pada Bhuana Agung dan Bhuana Alit terjadi dari Teja. Di
Bhuana Agung menjadi panas/sinar matahari yang sangat dibutuhkan oleh setiap
makhluk.
0 Response to "Unsur-unsur dan Perbedaan Bhuana Agung dan Bhuana Alit"
Post a Comment