Perlukah Agama Hindu Dibela?
HINDUALUKTA -- Dalam agama Hindu tidak ada perintah untuk membela Tuhan. Tuhan di dalam agama Hindu dipahami sebagai panteistik atau panentheistik, Tuhan yang imanen, ada di dalam ciptaan sekaligus transenden, ada di luar ciptaan. Bagaimana Tuhan bisa seperti itu? Beliau mahakuasa. Beliau dapat membuat diri-Nya menjadi lebih kecil dari atom dan lebih besar dari alam semesta. Beliau seperti angin yang memasuki semua ruang, seperti api yang membakar semua yang dapat dibakar, kata upanisad. Tuhan ini tentu saja tidak memiliki musuh. Bagaimana Dia memusuhi ciptaan-Nya dan Dia juga ada dalam ciptaan itu. Tidak ada yang menandingi kemahakuasaan-Nya. Tuhan menurut Weda bukanlah Tuhan cemburu. Cemburu kepada siapa, karena Dia satu-satunya Ada.
Secara logika dapat disimpulkan bahwa dalam agama Hindu tidak ada perintah untuk membela Tuhan. Tuhan mahakuasa. Dia menciptakan alam semesta ini. Apakah Tuhan yang demikan mahakuasa perlu dibela sekelompok manusia yang kecil dan lemah? Lagi pula Tuhan dibela dari apa atau siapa? Tapi apakah lalu tidak ada perintah membela agama? Ini soal lain. Dalam agama Hindu ada konsep "Dharma Raksaka" pembela dharma. Bila dharma di bela, dharma sendiri membela kita.
Sankara, Madva, Ramanuja, adalah apara acharya Hindu klasik, dapat disebut para Dharma Raksaka agung dari agama Hindu. Sankara membela Hindu dari serangan filsafat Buddha, Madva melawan serangan filsafat Jain. Tanpa Sankara agama Hindu mungkin sudah lenyap selamanya dari India digantikan oleh agama Buddha. Madva menyebabkan pengaruh Jain sangat menurun di India Selatan.
Tanpa Dharma Raksaka, Hindu mungkin lenyap digantikan oleh Islam, yang menjajah India selama 10 abad. Atau menjadi Kristen karena dijajah Inggris yang Kristen selama 2 abad.
Tegaknya Hindu di India, sekalipun dengan kerugian besar, banyak mandir yang hancur, seperempat orang Hindu pindah agama, tidak lain berkat Dharma Raksaka, para pembela dharma, para ksatriya Hindu baik yang bersenjata pedang maupun pena. Swami Dayananda Saraswati, Swami Vivekananda, Shri Aurobindo, Mahatma Gandhi, adalah ksatriya intelektual (baudika) Hindu dari jaman modern. Ini baru pembelaan dari segi intelektual. Belum lagi pembelaan dari segi politik dan kekuatan senjata seperti yang dilakukan oleh Sivaji atau Prativi Raj.
Agama atau Dharma harus dibela. Shri Krishna sendiri mengatakan, bila adharma berjaya, dan dharma terpinggirkan, maka Tuhan akan mejelma ke dunia sebagai Avatara untuk menegakkan dharma. Tetapi sebelum Beliau turun, kita harus berpartisipasi dalam menegakkan dharma. Dharma harus dibela dengan akal dan moral. Dengan akal maksudnya melalui argumen-argumen rasional. Dengan moral, artinya, tindakan para pengikutnya yang bermoral, kreatif dan produktif, merupakan pembelaan dharma yang paling tepat dan paling baik.
Agama yang dibela dengan otot dan pentungan menunjukan bahwa agama itu memiliki kelemahan dan cacat serius dibidang akal, moral dan spiritual.
Ditulis 15 Desember 2015
0 Response to "Perlukah Agama Hindu Dibela?"
Post a Comment