Pengertian Sraddha Sebagai Landasan Bhakti dalam Hindu

HINDUALUKTA -- Aktivitas bhakti umat Hindu tidak lepas dari dasar-dasar kepercayaan/keyakinan (sradha). Kata “Sradha” itu sendiri berasal dari akar kata “Srat” atau “Srad” yang artinya “hati”, lalu mendapat tambahan kata “dha” yang berarti “meletakkan/menempatkan”. Jadi, kata “Sradha” mengandung arti “menempatkan hati seseorang pada sesuatu” (Subagiasta, 2006b: 47). Pustaka Wajasaneyi Samhita, menyatakan bahwa Sradha adalah “kebenaran”, sebaliknya Asradha berarti “kepalsuan”. 


Selanjutnya, Subagiasta (2006b: 48) menyatakan bahwa fungsi Sradha bagi setiap umat Hindu adalah : Pertama, sebagai kerangka dasar/pondasi Dharma. Ibarat membangun sebuah perumahan agama Hindu, kerangkanya adalah Sradha. Karena itu Sradha mewujudkan bentuk lahir dari agama Hindu sebagai penyangga bangunan rumah. Kedua, sebagai alat/sarana dalam mengatur manusia menuju kepada Tuhan. Pengertian ini dapat dilihat dalam kitab Yajur Weda XIX, 30 yang menyatakan: Sraddhaya satyam apyati (dengan Sradha orang akan mencapai Tuhan), Sraddham satye prajapatih (Tuhan menetapkan, dengan Sradha menuju pada Satya).

Jelas sekali, Sradha menempati posisi penting dalam keyakinan umat Hindu. Bagi umat yang tidak memiliki kepercayaan/keyakinan (sradha) juga dengan tegas dinyatakan konsekuensinya, seperti tersurat di dalam kitab suci Bhagawadgita, IX. 3: 

"Asraddadhanah purusha

dharmaswasya parantapa

aprapya mam nivartante 

mrityu-samsara-wartmani"

Maknanya:

‘Orang yang tidak memiliki keyakinan dengan cara ini tak akan mencapai Aku, wahai Paramtapa (Arjuna), dan akan kembali ke dunia kehidupan fana (samsara)’ (Pudja, 1981: 206). 

Sementara itu bagi umat yang dengan sungguh dan teguh menguatkan sradha untuk bhakti kepada Ida Sanghyang Widhi/Tuhan Yang Mahaesa dengan segala sifatnya (guna) semua itu akan dapat mengantarkan umat pada-Nya, sebagaimana kitab suci Bhagawadgita, XII. 2 dan 20 menyuratkan : 

"mayy awesya mano ye mam
nitya-yukta upasate
sraddhaya ‘paraya ‘petas
te me yuktatama matah"

Maknanya :

‘Mereka yang memusatkan pikirannya pada-Ku dengan menyembah-Ku dan senantiasa bersungguh-sungguh serta memiliki keyakinan yang sempurna, merekalah yang Aku anggap paling sempurna dalam yoga’ (Pudja, 1981: 283). 

"Ye tu dharmamritam idam
yathoktam paryupasate
sraddadhana mat-parama
bhaktas te ’tiwa me priyah"

Maknanya:

‘Mereka yang penuh keyakinan memandang-Ku sebagai tujuannya yang tertinggi, mengikuti kebijaksanaan abadi ini, bhakta yang demikian itulah yang paling Aku sayangi’ (Pudja, 1981: 294). 

Atas dasar Sradha atau keyakinan sebagaimana telah disuratkan di dalam sloka Bhagawadgita di atas, maka menjadi kewajiban umat Hindu untuk selalu melaksanakan kewajiban bhakti dengan menyembah, memuja, dan mengagungkan Tuhan agar mendapat berkah anugrah dari-Nya, baik berupa kesehatan, kesejahteraan, keselamatan maupun kebahagiaan. 

Referensi

KETUT WIDANA, I GUSTI. 2020. ETIKA SEMBAHYANG UMAT HINDU. Denpasar: UNHI Press

0 Response to "Pengertian Sraddha Sebagai Landasan Bhakti dalam Hindu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel