Bagian-bagian Mahabarata

HINDUALUKTA -- Mahabharata berasal dari kata "mate" yang berarti besar atau agung sedangkan kata "Bharata" berarti raja-raja dari di Nastibharata. Jadi Mahabharata berarti cerita agung tentang keluarga Bharata. Cerita Mahabharata membahas tentang dua keluarga besar yakni Pandawa dan Kaurawa. Kitab Mahabharata ditulis oleh Maharsi Veda Vyasa. Mahabharata dikal dengan nama Jaya Samhita.

Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah negara Astina. Puncaknya adalah perang Bharatayuddha di medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas hari. Mahabarata sendiri terdiri dari 18 parwa yang saling berkaitan satu sama lain.

PARWA I
ADIPARWA

Adiparwa atau buku pengantar yang mengandung asal-usul dan sejarah keturunan keluarga Bharata yang terbagi dalam 18 Bab antara lain :

Bab 1

Menceritrakan isi dan ringkasan tiap-tiap parwa dalam Mahabharata, demikian pula ringkasan dari peperangan keluarga kurawa dan pandawa yang lebih terkenal dengan nama Bharatayudha.
Diantaranya diceritrakan bahwa Bhagawan Bisma menjadi senapati kurawa selama 10 hari dikalahkan oleh Sri Kandi, Drona selama 5 hari dikalahkasn oleh Dristadyumna, Karna selama 2 hari dikalahkan oleh Arjuna, Salya hanya ½ hari dikalahkan okeh Yudistira, dan sore harinya Duryodana dikalahkan oleh Bima.

Bab 2

Menceritrakan Sang srutasena melangsungkan korban atas perintah Maharaja Janamejaya. Dalam pada itu datang seekor anjing Sarameya namanya putra Bhg Pulaha dengan sang Sarama hendak melihatnya, dipukul oleh sang Srutasen. Sang Sarama mengutuk Maharaja bahwa korbannya tidak akan sempurna. Untuk mengakhiri kutuk itu. Maharaja mencari Brahmana sakti ayah dan anaknya
Sang Srutasrawa dan Somasrawa.

Bab 3

Menceritakan Bhagawan Domya menguji kesetiaan ketiga muridnya, Sang Anurika, Sang Utamanyu, dan Sang Weda. Sang Anurika disuruhnya bersawah, maka datanglah air bah yang menggenangi sawahnya dan Sang Anurika memakai badanya untuk menahan air bah itu siang dan malam, maka guru menganugrahi mantra sakti. Demikian selanjutnya pengujian berlangsung terhadapa muridnya yang lain.

Bab 4

Menceritrakan asal mula Hyang Agni (api) makan segala, tidak memilih barang yang dibakarnya, yaitu akibat kutuk Bhg Bhrgu, karena menjadi saksi dusta atas peristiwa sang Puloma bahwa dahulu telah diserahkan kepada sang Duloma raksasa, kelak sang Puloma untuk menjadi istrinya. Yang sebenarnya peristiwa itu tidak pernah ada. Padahal ketika diperkarakan oleh Duloma sang Puloma sudah menjadi istri sang Bhrgu. Berakhir dengan ceritra sang Ruru menyerahkan setengah umurnya kepada kekasihnya/istrinya bernama Pramatana anak wiswawasu dengan bidadari Menaka yang mati digigit ular, untuk dapat hidup kembali.

Bab 5

Menceritrakan sang Astika anak dari Jaratkaru pahlawan para Naga terutama naga Taksaka dari upacara korban ular. Karena sang Astika adalah kerabat para naga yaitu Ibunya bernama Nagini Jaratkaru (bidadari yang dikutuk).

Bab 6

Menceritrakan Sang Winata dan Sang Kadru atas kuta Uccaihsrawa yang menyebabkan sang Winata menjadi budak sang Kadru, dan akhirnya dibebaskan oleh sang Garuda (anaknya) dengan amrta sebagai syaratnya. Diceritrakan pula asal-usul ular mempunyai lidah bercabang dan sang Garuda menjadi kendaraan Dewa Wisnu.

Bab 7

Menceritrakan usaha para naga menghindarkan diri dari hukuman korban ular yang pernah dikutukkan ibunya sendiri.

Kemudian Ailapatra bungsu para naga bahwa yang akan membebaskan para naga adalah putra Jaratkaru, lalu Basuki sebagai pemimpin para naga menyerahkan adiknya Nagini Jaratkaru kepada Jaratkaru untuk diperistrinya.

Bab 8

Menceritrakan Maharaja Parikesit mangkat digigit naga Taksaka atas perintah sang Srenggi, karena Parikesit mengganggu Bhagawan Samiti ayah sang Serenggi dengan mengalungi bangkai ular. Peristiwa inilah yang menyebabkan adanya korban ular oleh Janamejaya, Putra Maharaja Parikesit.

Bab 9

Menceritrakan keadaan stelah upacara korban ular, oleh Janemejaya, Bhg.Abyasa menyerahkan tugas kepada muridnya yaitu Bhg. Waisampayana untuk menceritakan kisah Mahabharata. Di sini pula disarikan kisah Mahabharata menjadi kitab Sarasamuccaya oleh Bhagawan Waisampayana dan dituliskan oleh Bhg. Wararuci.

Bab 10

Menceritrakan penjelmaan para Dewa yang kemudian menurunkan para kurawa dan pandawa, dimulai dari asal usul dan kelahiran Durgandini/Sayojanagandi dan saudaranya yang bernama Matsyapati sbg raja di Negeri Wirata. Diteruskan dengan ceritra Sakuntala yang kemudia bersuamikan Raja Dusmanta dengan keturunannya bernama Sarwadamana/Bharata sebagai asal usul keluarga Bharata.

Bab 11

Menceritrakan mantra sakti yang dapat menghidupkan orang yang sudah mati bahkan yang sudah menjadi abu sekalipun. Diceritrakan pula bahwa sang Maharaja Yayati memperistri putri sang pendeta Sukra, akhirnya juga mengambil pembantunya sebagai istri kedua, sehingga mendapat kutuk dari mertuanya menjadi tua sebelum waktunya. Tetapi putranya Sang Puru sanggup mengganti kutuk itu, karena setelah 1000 tahun akan kembali menjadi muda, sang Raja Yayayati kembali menikmati masa mudanya.

Bab 12

Menceritrakan silsilah Pandawa dan Kurawa, mulai dari sang Puru beristri sang Kosalya berputra sang Janamejaya senama dengan yang mendengarkan ceritra ini beristri 3 orang sampai pada nama Kuru yang membuat tegul Kuruksetra sampai pada nama Hastina, sampai pada nama Pratipa, Santanu, Bisma, Byasa akhirnya sampai pada Kurawa dan Pandawa.

Diceritrakan juga tentang penjelmaan asta basu (Dhara, Dhruwa, Soma, Apah, Anila, Nala, Pratyangga) yang seorang diantaranya Prabata menjadi sang Bisma itu. Juga ceritra tentang kematian amba oleh sang Bisma dengan tidak sengaja karena Bisma bersumpah untuk tidak menikah seumur hidup.

Bab 13

Menceritrakan penjelmaan Dewa Yama menjadi sang Widura karena telah menjatuhkan hukuman kepada anak yang belum berumur 14 tahun. Karena itu sang Dewa Yama dikutuk oleh para Brahmana agar menjelma menjadi manusia pincang.

Bab 14

Menceritrakan kelahiran para Korawa dan Pandawa, dan tentang bergurunya kedua keluarga itu kepada Bhagawan Drona, serta pertandingan ksaktian sebagai evaluasi akhir dari hasil bergurunya,
Kemudian muncul karna untuk ikut ambil bagian pada ajang tersebut maka seluruh hadirin tidak mengijinkan kecuali Duryodana yang setuju karna ikut ambil bagian kemudian mengangkatnya menjadi raja Angga.

Bab 15

Menceritrakan tentang rumah kardus yang direncanakan oleh Duryodana atas ide Sakuni, dengan maksud membakar Pandawa hidup2 tetapi Pandawa selamat dari mala petaka itu kemudian Pandawa masuk hutan Blantara. Disinilah Bima membunuh raksasa Hidimba dan mengawini adiknya bernama Hidimbi yang berputrakan Gatotkaca. Diceritrakan juga kematian raksasa baka pemakan manusia oleh Bima dalam suatu upacara caru.

Bab 16

Menceritrakan Pandawa pergi ke Pancala ikut dalam sayembara dan berhasil memenangkan Drupadi. Kemudian Pandawa Pulang tetapi Duryodana tidak rela akhirnya astina dibagi 2.

Bab 17

Diceritrakan Arjuna menjalani hukuman karena melanggar perjanjian dengan saudaranya yang disaksikan oleh Narada. Atas saran Krisna menyarankan  Arjuna melakukan perjalanan ke arah selatan sebagai cara menjalankan hukumannya, kemudia dalam perjalanannya arjuna menikahi Ulupuy dan Dewi Citragandha putri maharaja Citradahana, dan juga arjuna mengawini Subadra adik dari sri Krishna.

Bab 18

Menceritrakan lahirnya abimanyu dan ceritra terbakarnya hutan kandawa, tempat persembunyian naga Taksaka sahabat Dewa Indra,

PARWA II
SABHAPARWA

Melukiskan persidangan diantara putra-putra mahkota Kurawa dan Pandawa, Kalahnya Yudistira dalam permainan dadu dan pembuangan Pandawa ke hutan selama 13 tahun.

PARWA III
WANAPARWA

Menceritrakan kehidupan Pandawa dalam Hutan Kamyaka parwa ini parwa yang terpanjang karena terdiri dari beberapa episode antara lain kisah nala dan Dhamayanti dan pokok-pokok ceritra Ramayana.

PARWA IV
WIRATA PARWA

Menceritrakan penyamaran Pandawa di negeri Wirata pada tahun ke13 tidak dikenali dengan
nama penyamaran sbb :

Yudistira =Sbg Brahmana/Kanka
Bima  =Sbg Jayanta/Balawa
Arjuna =Sbg Wijaya/Brihanala
Nakula  =Sbg Tukang Kuda/Jayasena/Grantika/Dharmagaranti
Sadewa  =Sbg Pengembala sapi/Jayadbala/Tantripala.

PARWA V
UDYOGA PARWA

Persiapan dari kedua belah pihak Kurawa dan Pandawa untuk menghadapi perang besar di Kuruksetra.

PARWA VI
BHISMA PARWA

Kisah pertempuran Tentara Kurawa melawan Tentara Pandawa di bawah senapati Bisma selama 8 hari yang diakhiri dengan gugurnya Bhisma oleh Sri Kandi.

PARWA VII
DRONA PARWA

Kisah senapati Drona yang terkenal taktik dan strategi perangnya terutama gelar Cakra Wayu dalam menghadapi Tentara Pandawa.Drona bertahan selama 5 hari memimpin pertempuran akhirnya dibunuh oleh senapati Pandawa Dristadyumna.

PARWA VIII
KARNA PARWA

Kisah Karna sebagai senapati Kurawa bertahan hanya 2 hari kemudian dibunuh oleh Arjuna.

PARWA IX
SALYA PARWA

Kisah Salya sebagai senapati Kurawa bertahan hanya ½ hari karena gugur dengan tombaknya yang dahsyat dari Yudistira kemudian dilanjutkan sore harinya oleh Duryodana dan Duryodana gugur oleh Gada sakti Bima.

PARWA X
SAUPTIKA PARWA

Kisah penyerbuan di waktu malam setelah selesai perang oleh Aswatama, Kripa dan Kritawarma melakukan penyerbuan secara rahasia di kemah Pandawa sehingga korbanya adalah Pancakumara dan senapati Dristadyumna.

PARWA XI
STRI PARWA/WANITA JANDA

Kisah betapa sedihnya para wanita yang ditinggal gugur dipertempuran terutama Dewi Gandari istri dari Dristarasta yang paling bersedih karena ke 100 anaknya gugur.

PARWA XII
SANTI PARWA

Kisah tentang ajaran Bisma tentang kedamaian kepada Yudistira diantaranya tentang moral, tugas`dan kewajiban seorang kepala negara, dan membesarkan hati Yudistira agar tidak bersedih karena kemusnahan bangsanya.

PARWA XIII
ANUSASANA PARWA

Kisah tentang doktrin Bisma kepada Yudistira yang merupakan kelanjutan ajaran/intruksi Bisma dan berpulangnya Bisma ke Sorgaloka.

PARWA XIV
ASWAMEDIKAPARWA

Kisah jalannya upacara kenegaraan Aswamedha dan mencapainya Yudistira gelar Maharajadiraja.

PARWA XV
ASRAMA PARWA

Kisah persemadian raja Dristarastra bersama Gandari dan Kunti dalam Hutan dan terbakarnya hutan tersebut dan memusnahkan ketiga-tiganya.

PARWA XVI
MAUSALA PARWA/SENJATA GADA

Kisah tentang tenggelamnya negeri Dwaraka ke dasar samudra, dan hancurnya bangsa yadawa dalam perang saudara dengan senjata yang berasal dari senjata gada ajaib.

PARWA XVII
MAHAPRASTANIKA PARWA

Kisah perjalanan suci Yudistira setelah menyerahka kerajaannya kepada cucu Arjuna menuju puncak Mahameru / Himalaya untuk bertemu Indra.

PARWA XVIII
SWARGAROHANA PARWA

Kisah perjalanan Yudistira menuju sorga dengan segala ujian yang dihadapi kemudian berhasil sampai di sorga yang paling mulia. Kitab Mahabharata selain 18 parwa ini ditambahkan 2 buah suplemen yaitu

  • Hariwamsa = Silsilah keturunan yadawa termasuk sepak terjangnya Sri Krisna.
  • Bhagawad Gita = Dialog kehidupan antara Arjuna dengan Sri Krisna sebelum Bharata Yudha dimulai.

Sekian Thanks Semoga artikel ini bisa membantun saudara memahami bagia-bagian dari Mahabarata...

0 Response to "Bagian-bagian Mahabarata"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel