Proses Pelaksanaan Hari Raya Saraswati

HINDUALUKTA -- Hari raya Saraswati merupakan salah satu Hari Raya Suci Hindu yang diperingati 6 (enam) bulan sekali atau 210 hari. Hari Raya Saraswati jatuh pada sabtu umanis Wuku Watugunung. Umat Hindu Indonesia memperingati Hari Suci Saraswati sebagai Hari Turunnya Ilmu Pengetahuan.


Dalam artikel Mutiarahindu.com dijelaskan bahwa Saraswati terdiri dari kata “Saras” yang artinya sesuatu yang mengalir, ucapan. Sedangkan “Wati” yang berarti memiliki. Jadi Saraswati adalah sesuatu yang mempunyai sifat mengalir, sumber pengetahuan dan kebijaksanaan dengan gelar kehormatan-Nya adalah Dewi Saraswati, (Susila.dkk.2009:227).

Dewi Saraswati digambarkan sebagai seorang puteri yang sangat Cantik, anggun dan menarik. Beliau membawa wina/rebab, ganitri, pustaka suci, teratai, duduk diatas angsa dan disampinynya terdapat burung merak (mayura). 

Proses Pelaksanaan Hari Raya Saraswati
Gambar Dewi Saraswati (foto; google)
Makna Pelaksanaan Hari Raya Saraswati

Sebagai orang awan tentunya akan bertanya kenapa harus melakukan pemujaan terhadap Dewi Saraswati? Kenapa bukan kepada Dewa Brahma, Siwa atau Wisnu Saja. Jika melihat artikata maka Dewa berasal dari kata”div” yaitu sinar/pan-caran. Pengertiannya adalah bahwa Tuhan itu adalah satu, tapi mempunyai aspek-aspek dengan pancaran sinar-Nya (Nur Illahi) yang bermacam-macam sesuai dengan fungsinya. Pada saat menciptakan disebut Brahma, saat memelihara disebut Wishnu, dan saat pendaurulang disebut Shiwa, dan sebagainya. Tapi sebenarnya Brahma, Wishnu, Shiva adalah satu (Trimurti).

Paradewa ini mempunyai pendamping yang dikenal dengan nama Shakti, seperti misalnya Brahma shaktiNya adalah dewi Saraswati, Wisnu shaktiNya adalah dewi Lakshmi dan Siwa shaktiNya adalah dewi Parvati (Durga). Disini Dewi Saraswati sebagai aspek Tuhan Yang Maha Esa pada saat menganugrah-kan/munurunkan ilmu pengetahuan (vidya), ke-cerdasan, ucapan, musik, budaya dan seba-gainya. Demikian pula dijabarkan dalam konsep Gayatri yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: Saras-wati menguasai ucapan/tutur kata, Gayatri me-nguasai intelek/budhi dan savitri yang menguasai prana/nafas.

Jadi makna pemujaan Dewi Saraswati adalah memuja dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memfokuskan pada aspek Dewi Saraswati (simbol vidya) atas karunia ilmu penge-tahuan yang di karuniakan kepada kita semua, sehingga akan terbebas dan avidyam (kebodoh-an), agar dibimbing menuju ke kedamaian yang abadi dan pencerahan sempurna.

Kemudian dalam artikel wayan tarne dijelaskan bahwa makna pelaksanaan Hari Raya Saraswati adalah manusia harus bersyukur kepada Hyang Widhi atas kemurahan-Nya yang telah menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan kepada kita semua. Dengan vidya kita harus terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju ke pencerahan, kebenaran sejati (sat) dan kebahagiaan abadi. Selama ini secara spiritual kita masih tertidur lelap dan diselimuti oleh sang maya (ketidak-benaran) dan avidyam (kebodohan).

Dengan vidya ini mari kita berusaha untuk melek/eling/bangun dan tidur kita, hilangkan selimut maya, sadarilah bahwa kita adalah atma, dan akhirnya tercapailah nirwana. Kita belajar dari angsa untuk menjadi orang yang lebih bijaksana. Angsa bisa menyaring air, memisahkan makanan dan kotoran walaupun di air yang keruh/kotor atau lumpur. Juga jadilah orang baik, seperti burung merak yang berbulu cantik, indah dan cemerlang walaupun hidupnya di hutan. Kita masih memerlukan/mempelajari ilmu pengetahuan dan sains yang sekuler, tetapi harus diimbangi dengan ilmu spiritual dengan peng-hayatan dan bhakti yang tulus.

Proses Pelaksanaan Hari Raya Saraswati

Pelaksanaan hari suci Saraswati dilaksanakan mulai pagi hari sampai tengah hari yang merupakan waktu untuk memberikan penghormatan kepada Dewi Saraswati sebagai penguasa ilmu pengetahuan yang diwujudkan dengan memberikan Banten Saraswati di atas buku-buku yang dikumpulkan pada satu tempat. Pada pagi hari umat Hindu melaksanakan persembahyangan dimaksudkan bahwa pada pagi hari pikiran kita masih jernih belum dipengaruhi oleh kesibukan dan rutinitas kita, sehingga diharapkan mampu menerima anugrah dari Dewi Saraswati berupa ilmu pengetahuan yang baru.        

Pada malam harinya umat Hindu mengadakan Malam Sastra untuk membahas ajaran agama Hindu yang berguna dalam kehidupan sehari hari. Kegiatan Malam Sastra hendaknya diikuti oleh seluruh umat Hindu karena pada Malam Sastra kita memiliki banyak waktu serta momentum yang tepat untuk membahas kegiatan keagamaan Hindu serta segala sesuatu yang diperlukan dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan ajaran agama Hindu.

Baca: Pengertian Hari Raya Saraswati

Setelah melaksanakan kegiatan Malam Sastra, besoknya Redite Pahing Sinta umat Hindu melaksanakan Banyu Pinaruh. Banyu Pinaruh berasal dari kata banyu yang artinya air dan pangaweruh yang artinya pengetahuan. Dengan melaksanakan banyu pinaruh diharapkan manusia tersadar akan sifatnya yang sejati. 

Manusia adalah mahluk yang paling sempurna karena memiliki pikiran, dari pikiran manusia memiliki pengetahuan, dari pengetahuan manusia dapat menolong dirinya dari suka dan duka, dari putaran  kehidupan dan kematian menuju “Moksartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma”.

Kesimpulan

Hari Raya Saraswati adalah perayaan hari diturunkannya ilmu pengetahuan (vidya) dan Tuhan Yang Maha Esa melalui sinar suci-Nya Dewi Saraswati. Dari perayaan ini kita dapat mengambil hik-mahnya Hari Raya Saraswati yaitu, kita harus bersyukur kepada Hyang Widhi atas kemurahan-Nya yang telah menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan kepada kita semua. Kita belajar dari angsa untuk jadi orang yang lebih bijaksana.

1 Response to "Proses Pelaksanaan Hari Raya Saraswati"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel