Galungan Menurut Hindu Alukta
ALUKTA-- Hari raya Galungan adalah perayaan menangnya dharma melawan adharma. Selain itu, Hari Raya Galungan juga bertujuan untuk mensinergikan kekuatan suci yang ada dalam diri setiap manusia untuk membangun jiwa yang terang dan menghapuskan kekuatan gelap (adharma) dalam diri. Perayaan hari raya Galungan dilakukan dua kali dalam setahun yang jatuh pada
- Sejarah
Perayaan hari raya suci Galungan pertama adalah pada hari Rabu Kliwon, wuku Dungulan sasih kapat tanggal 15 (purnama) tahun 804 saka, keadaan pulau Bali bagaikan lndra Loka".
Mulai tahun saka inilah hari raya Galungan terus dilaksanakan, kemudian tiba-tiba Galungan berhenti dirayakan entah dasar apa pertimbangannya, itu terjadi pada tahun 1103 saka saat Raja Sri Eka Jaya memegang tampuk pemerintahan sampai dengan pemerintahan Raja Sri Dhanadi tahun 1126 saka Galungan tidak dirayakan.
Dan akhirnya Galungan baru dirayakan kembali pada saat Raja Sri Jaya Kasunu memerintah, merasa heran kenapa raja dan para pejabat yang memerintah sebelumnya selalu berumur pendek. Untuk mengetahui sebabnya beliau bersemedi dan mendapatkan pawisik dari Dewi Durgha menjelaskan pada raja, leluhumya selalu berumur pendek karena tidak merayakan Galungan, oleh karena itu Dewi Durgha meminta kembali agar Galungan dirayakan kembali sesuai dengan tradisi yang berlaku dan memasang penjor.
- Galungan Versi Hindu Alukta
Hindu Alukta sebenarnya tidak mengenal dengan adanya hari raya Galungan, Namun dalam agama Hindu Alukta ada perayaan yang mirip dengan hari raya galungan. Hari raya Tersebut dikenal dengan nama "Manuk Appa" (Hindu Alukta Versi Messawa). Peringatan Hari Raya Manuk Appa ini juga diperingati dua kali dalam setahun.
Untuk memperingati perayaan Manuk Appa biasanya di tentukan hari yang diangga suci bagi sang pemangku. Setelah hari itu tiba, baru diadakan Upacara Manuk Appa. Tetapi sebelum hari perayaan tiba biasanya sang pemangku melakukan upacara dirumahnya yang dikenal dengan nama Matomatua di malam hari perayan Manuk appa tiba.
Rangkain perayaan Manuk Appa, dimulai dari hari pertama misalnya perayaan hari ini menggunakan empat ayam untuk persembahan. Kemudian untuk perayaan untuk enam bulan kedepanya (perayaan kedua) menggunkan enam ayam. selanjutnya 8-10 sampai 12 ayam untuk perayaan selanjutnya. Setelah itu kembali ke empat ayam.
Sarana dalam perayan Manuk Appa yakni Kapur, siri, pinang, kain putih, dan masih banyak lainnya.
Selain itu makan yang dipersembahkan ke Dewata harus dimasak mmenggunakan bambu. Berlanjut...
0 Response to "Galungan Menurut Hindu Alukta"
Post a Comment