Masalisasi di Dunia Spiritual?
Meditasi Merupakan Suatu Cara yang Paling Mudah Untuk Membentuk Pemikiran Kita Kearah yang Lebih Baik |
HINDUALUKTA-- Banyak kebiasaan yang kita lakukan terus-menerus, baik itu baik maupun tidak baik. Kebiasan itu tampa disadari akan berkembang dalam diri semua manusia. Ia kehilangan penghayatan atau penjiwaannya.
Inilah yang membedakan dengan jelas antara seniman dengan pekerja seni. Seorang pekerja seni hanya mengerjakan suatu produk seni secara mekanis, tanpa penjiwaan. Oleh karenanya hasil kerjanyapun mati, tanpa jiwa, tanpa “takshu”. Sesuatu yang “metakshu” hanya akan dihasilkan oleh suatu kerja yang benar-benar dijiwai. Ia merupakan ekspresi jiwa penciptanya.
Karya imitasi, betapapun miripnya dengan yang asli, tak akan pernah “metakshu”. Ia tidak lahir dari ‘proses sakral’ penurunan inspirasi dan penjiwaan tadi. Namun tuntutan kuantitas, permintaan atas sesuatu yang murah dan bisa dinikmati oleh banyak orang dalam waktu singkat, seakan-akan kian mengharuskan para seniman masa kini untuk memproduksi barang-barang seni secara mekanis. Belakangan ini, paradigma yang sama juga tampak di dunia spiritual. Demi merengkuh sebanyak-banyaknya pengikut —yang adalah sumber daya dan dana— dengan secepatnya, serta menjawab permintaan pasar, berbagai perkumpulan spiritual telah mencetak para ‘spiritualis imitasi’ sebanyak-banyaknya.
Karya imitasi, betapapun miripnya dengan yang asli, tak akan pernah “metakshu”. Ia tidak lahir dari ‘proses sakral’ penurunan inspirasi dan penjiwaan tadi. Namun tuntutan kuantitas, permintaan atas sesuatu yang murah dan bisa dinikmati oleh banyak orang dalam waktu singkat, seakan-akan kian mengharuskan para seniman masa kini untuk memproduksi barang-barang seni secara mekanis. Belakangan ini, paradigma yang sama juga tampak di dunia spiritual. Demi merengkuh sebanyak-banyaknya pengikut —yang adalah sumber daya dan dana— dengan secepatnya, serta menjawab permintaan pasar, berbagai perkumpulan spiritual telah mencetak para ‘spiritualis imitasi’ sebanyak-banyaknya.
Melengkapinya dengan sedikit kemampuan pengobatan alternatif dan kemampuan hipnotis sebagai daya tarik, mereka mencetak secara massal kader-kader baru, yang memungkinkan mereka dengan relatif cepat meraup dan mencetak lebih banyak lagi imitasi-imitasi yang juga akan bekerja layaknya para missionaris. Akibat langsung dari massalisasi ini, terjadi pendangkalan dahsyat yang sistematis terhadap apa itu spiritualitas, disamping citra yang kian sumbang terhadap dunia spiritual.
Awam dibuatnya melihat spiritual bukan lagi sebagai yang sakral dan holistis, namun tak lebih dari produk jasa yang memberi tak lebih dari yang didemonstrasikan oleh para pedagang obat keliling di pasar-pasar tradisional tempo-doeloe.
0 Response to "Masalisasi di Dunia Spiritual?"
Post a Comment