Tujuan Pemujaan Sang Hyang Widhi Menurut Kitab Hindu
Hindualukta |
HINDUALUKTA-- Upasana (pemujaan) membantu para penyembah untuk duduk dekat Tuhan atau bersatu dengan-Nya. Ia mengisi pikiran dengan uddha bhawa dan prema atau kasih sayang murni pada Tuhan, yang secara bertahap merubah manusia menjadi makhluk Tuhan. Upasana merubah bahan-bahan mental, menghancurkan sifat-sifat rajas dan tamas serta mengisi pikiran dengan sifat sattwam atau kemurnian.
Upasana menghancurkan warna, trisna, keakuan, nafsu, kebencian, kemarahan dan sebagainya. Upasana mengalihkan pikiran kedalam bathin dan menyebabkan antarmukhawrti. Akhirnya ia membawa para bhakta berhadapan dengan Tuhan, membebaskandari roda kelahiran dan kematian serta memberinya kekekalan dan kebebasan.
Bentuk pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi memang sangatlah beraneka ragam akan tetapi memiliki fungsi dan makna yang tidak berbeda. Secara umum pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi bertujuan :
Bentuk pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi memang sangatlah beraneka ragam akan tetapi memiliki fungsi dan makna yang tidak berbeda. Secara umum pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi bertujuan :
a. Untuk membebaskan diri dari dosa;
Pernyataan ini tersurat jelas dalam kitab Bhagawad Gita :
Istan bhogan hi vo deva,
dasyante yajnahavitah,
lair dattam apradayali bhyo,
yo bhunkte slena eva sah.
Artinya :
Dipelihara oleh yadnya, para deva akan memberi kamu kesenangan yang engkau inginkan. Ia yang menikmati pemberian - pemberian ini, tanpa memberi balasan kepada-Nya adalah pencuri.
dasyante yajnahavitah,
lair dattam apradayali bhyo,
yo bhunkte slena eva sah.
Artinya :
Dipelihara oleh yadnya, para deva akan memberi kamu kesenangan yang engkau inginkan. Ia yang menikmati pemberian - pemberian ini, tanpa memberi balasan kepada-Nya adalah pencuri.
Yadnya sista vinah sanlo,
inucvanle sarvakilhisaih,
bhunjalet tvagham papa,
ye pacanlya almakaranal
Artinya :
Orang-orang yang baik yang makan apa yang tersisa dari yadnya, mereka itu terlepas dari segala dosa, akan tetapi mereka yang menyediakan makanan untuk kepentingan sendiri mereka itu makan dosanya sendiri.
b. Untuk mencapai Sorga
inucvanle sarvakilhisaih,
bhunjalet tvagham papa,
ye pacanlya almakaranal
Artinya :
Orang-orang yang baik yang makan apa yang tersisa dari yadnya, mereka itu terlepas dari segala dosa, akan tetapi mereka yang menyediakan makanan untuk kepentingan sendiri mereka itu makan dosanya sendiri.
b. Untuk mencapai Sorga
Pernyataan ini tersurat jelas dalam kitab Sarasamuccaya sebagai berikut :
Lingnya ikang karya amanguhara swarga lwirnya ; tapa, yadnya, kirti.
Artinya :
Ada tiga hal yang dapat mengantarkan manusia untuk mencapai Sorga yaitu : Tapa, Yadnya dan Kirti.
Tapa = pengendalian diri
Yadnya = persembahan suci
Kirti = Membangun tempat-tempat suci.(Agastya Parwa).
c. Untuk mencapai kelepasan (mokhsa)
Vadnyasistamrtabhujo,
yanti brahma sanatanani,
nayam loko’sty a yajnyasya,
kuto’nyah kurusattama.
Artinya :
Mereka yang memakan-makanan suci, sisa-sisa dari yadnya akan mencapai Brahman, dunia ini sajapun bukan untuk mereka yang tidak memberikan pengorbanan, apalagi dunia lain. Wahai arjuna; putra terbaik dari keluarga kuru, hukum dunia adalah yadnya, dan dia yang tidaki mengikuti ini tidak akan mencapai kebahagiaan dalam hidupnya.
Terkait penjelasan dari sukta-sukta suci tersebut maka pemujaan menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan umat Hindu. Implementasinya tampak jelas dalam kehidupan umat bahwa kegiatan apapun yang dilaksanakan selalu disertai dengan prosesi pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi sebagai bentuk pelaporan, permohonan ijin, juga permohonan penuntun. Sebagai penuntun umat Hindu memuja Ida Sang Hyang Widhi sebagai :
1. Dewi Saraswati sang penganugrah ilmu pengetahuan;
2. Dewi Sri penganugrah kemakmuran;
3. Bhatara Gana sebagai penganugrah keselamatan/perlindungan;
4. Tri Murti (pencipta, pemelihara juga pamrelina hampir dalam setiap aspek, baik di rumah, juga di Pura;
5. Bhatara Kawitan, Bhatara Guru yakni obyek yang paling dekat dengan kita. Siapa yang sujud padanya akan mendapat berkah dan siapapun mengingkari akan kehilangan penuntun yang paling kuasa dan paling nyata; Orang yang tidak patuh apalagi meninggalkan kawitan akan kehilangan penuntunnya yang paling nyata, hingga akhirnya akan kehilangan arah.
Dalam usahanya untuk melakukan pemujaan / pendekatan terhadap Ida Sang Hyang Widhi umat Hindu senantiasa menggunakan sarana dan prasarana yang disebut Upakara yadnya dan banten.
0 Response to "Tujuan Pemujaan Sang Hyang Widhi Menurut Kitab Hindu"
Post a Comment