Itihasa Salya Parwa

TEWASNYA SAKUNI
KRPA DAN DURYHODHANA
Pagi-pagi buta krpa menemui duryhodhana ia tahu bahwa raja tidak bisa tidur sekejappun, ia berusaha menenangkan hati duryhodhana dengan mengatakan bahwa masih ada orang yang sayang padanya, ia juga memberi semangat pada duryhodhana  Meskipun orang-orang yang hebat-hebat telah kalah. Dan kini hanya tinggal beberapa dari mereka. Krpa juga mengatakan bahwa tidak mungkin untuk mengalahkan arjuna, sebab ia telah membunuh banyak pahlawan nya. Bhima adalah salah satu biang keldi kehancuran pasukannya.

Kepedulian krpa kepada duryhodhana sangat luar biasa, ia mencoba membujuknya utuk berdamai dengan pandawa. Ia sangat sedih dengan keadaan ini hingga membuat dia tak sadarkan diri, dan ia sadar kembali. duryhodhana menganggap ia sebagai gurunya. Duryhodhana mengatakan bahwa tidak mungkin untuk berdamai mengingat banyak sekali perbuatan yang membuat pandawa dendam padanya. Dan ia mengatakan kembali bahwa ia tidak akan mau berdamai dega pandawa. Ia sadar bahwa ia tidak akan pernah bisa hidup berdampingan dengan pandawa. Dari pada ia berdamai lebih baik ia berperang melawan pandawa, mati dalam perang akan membawanya ke sorga dan bertemu dengan oang-orang yang ia cintai. Namun mereka harus fokus  perang .

Nilai yang terkandung adalah kesetiaan serang teman sangat dibutuhka ketika salah seorang teman terkena masalah, karna hanya temanlah yang mampu membuat dia merasa tenang meskipun dalam keadaan seperti apapun.
   
GUGURNYA SALYA
Setelah selesai mandi pagi mereka berunding tentang siapa orang yang tepat untuk dijadikan pemimpin pasukan. Duryhodhana bertanya kepada Asvatama kemudian ia mengusulkan agar Salya yang menjadi pemimpin pasukan. Kemudian Duryhodhana memohon agar ia mau menjadi pemimpin pasukan, Salya bersedia dan ia dinobatkan menjadi pemimpin pasukan. 

Mendengar sorak-sorai dari perkemahan Kurava, Yudistira menjadi galau.  Lalu ia bertanya kepada Krisna Bagaimana caranya agar dapat mengalahkan Salya, sementara ia adalah orang yang sangat ebat dan tak tertandingi. Krisna meyakinkan Yudistira bahwa ialah orang yang mampu membunuh Salya. 

Perang hari terakhir dimulai, Salya memimpin pasukannya dengan sangat baik. Namun saat itu juga pandava Fokus untuk menyerang Salya. Pertarungan ini sangat sengit dibandingkan dengan pertarungan sebelumnya karena keduanya ingin mengakhiri perang ini. Salya membunuh dengan kejam, disitulah yudistira merasa sangat marah pada pamanya. Sehingga yudistira dengan perlidungan yang ketat dari pandava ia menyerang Salya. 

Bima juga ikut ambil bagian dalam hal ini, ia menghancurkan kereta dan membunuh kuda-kuda milik Salya. Kali ini Salya bertarung tanpa senjata, ia bertarung hingga lelah dan kembali bertarung lagi. Saat itu lah Yudistira melepaskan tombaknya dan mengenai dada Salya sehingga ia terjatuh dan tewas di tempat. Nilai yang dapat diambil dari cerita diatas adalah ketika kita sedang berada dalam keadaan yang sulit hanya seorang temanlah yang mampu membantu kita.

TEWASNYA SAKUNI
Setelah tewasnya Salya terjadi kepanikan pada pasukan Kaurava, namun ketika Duryodhana maju memimpin pasukan dibarisan depan pasukan kembali bersemangat. Duryhodana menghadang seluruh pasukan Pandava seorang diri. Saat itu sangkuni bersama putranya  mereka bertarung dengan baik. Ketika mereka menyerang tiba-tiba datanglah Bima dengan sangat garang menyerang mereka sehingga mereka semua kocar-kacir.  Sementara itu Arjuna berhasil membunuh musuhnya selama ini yaitu Tri Garta. Bima berhasil membunuh semua putra dari Drstarastha kecuali Duryhodana. 

Terbunuhnya Uluka oleh Nakula. Taklama kemudian Sakuni pun terbunuh oleh Sadeva . Dengan kematian Sakuni semua harapan Duryhodhana telah musnah. Semuanya telah mati hanya tinggal beberapa sisa pasukan dari perang  selama 18 hari.

Nilai yang terdapat dalam paragraph diatas betapa hancurnya hati ketika semua orang yang kita sayangi harus mati dalam perjuangan membela kita yang sudah pasti akan kalah.

DANAU DVAIPAYANA
Duryhodhana merasa sedih karena semua orang yang ia sayangi telah mati. Kemudian ia terpikirkan kata-kata dari pamanya Vidura bahwa ia adalah penyebab dari  kehancuran dari bangsa ksatria. Kuda yang ditungganginya terjatuh dan mati sehingga membuat ia pergi menuju danau untuk mendinginkan tubuhnya yang seakan terbakar oleh penderitaan yang ia alami saat itu. Sanjaya menghampirinya, duryhodhana sangat senang akan kehadiranya. Sanjaya menanyakan tentang keadaan raja, sehingga ia tak mampu menahan air matanya.

 Namun duryhodhana mencoba untuk menenangkanya. lalu ia menitip salam kepada ayah dan ibunya agar diberi ampunan  karena ia tidak akan bisa menemuinya lagi.  Sanjaya diperintah untuk meninggalkan tempat itu juga karena ia akan memasuki danau sebelum seseorang melihatnya. Dalam  perjalanan sanjaya bertemu Asvatthama dan ia sangat sedih mendengar keadaan raja. 

Terdengar  sorak-sorai dari perkemahan pandava bahwa mereka telah memenangkan perang yang berlangsung selama 18 hari dan mereka berhasil membunuh Kurava terkecuali Duryhodhana.  Mereka sedang melacak keberadaan duryhodhana, sampai-sampai mengirm mata-mata untuk mencari tahu keberadaanya. 

Saat menjelang malam Krpa dan yang lainya datng kedanau dan memanggil raja dengan suara pelan.  Mereka mengajaknya untuk berperang melawan pandava. Duryhodhana sangat senang mendengar mereka masih hidup, namun ia tidak mau bertarung karena tubuhnya sangat lemah ia perlu waktu untuk mengumpulkan energi dan ia memutuskan untuk bertarung keesokan harinya. 

Ada seorang pemburu yang mendengar percakapan mereka dan langsung melaporkan hal itu kepada pandava, dan ia mendapatkan hadiah lalu pandava memerintahkanya untuk segera pergi.  Pandava dan yang lainya segera pergi kedanau untuk menemui duryhodhana, sadar akan kehadiran pandava krpa dan yang lainya segera bersembunyi dibawah pohon beringin.

Pesan moral yang dapat diambil adalah setiap orang akan mengalami keputusasaan ketika ia tidak mampu menyelesaikan masalahnya, kehadiran seorang teman sangat berarti agar seseorang itu mampu tersenyum dan melanjutkan hidupnya seakan tak ada masalah yang membebani pikiranya saat menjalani hidupnya.

DURYHODHANA BERSIAP-SIAP UNTUK BERTARUNG
Pandava telah tiba di danau, yudistira sudah tidak sabar untuk mengirim duryhodhana menemui leluhurnya. Dengan amarah yang berkobar ia mendekati tepi danau untuk menantang duryhodhana berperang melawan pandava. Duryhodhana mendengarnya dari dalam danau. Ia menjelaskan alasanya meninggalkan medan perang, saat itu ia merasa sangat bingung karena paman yang sangat ia sayangi telah gugur dan kuda yang ditungganginya mati. Ia berjalan tanpa tujuan namun langkahnya membawa ia sampai pada danau  dan ia ingin menyejukkan kakinya di sana. 

Yudistira sangat senang karena duryhodhana tidak melarikan diri seperti seorang pengecut. Namun perkataan duryhodhana berhasil membuat yudistira marah, kata-kata itu membuatnya semakin tidak sabar untuk membunuh duryhodhana.  Duryhodhana  juga  merasa  terhina  ketika  yudistira membalas kata-katanya, sehingga ia menerima tantangannya. 

Duryhodhana siap bertarungwalaupun tanpa senjata dan tanpa tameng perlindungan. Jika ia terbunuh ia akan merasa sangat senang karena ia bias bertemu dengan saudara-saudaranya. Ia segera muncul dari dasar danau. Mereka merasa bahagia karena dia bukanlah seorang pengecut. Sikapnya yang pemberani itu mendapat penghargaan dari mereka semua. Ia disuruh memilih senjata yang akan digunakanya. 

Duryodhana menerima tawaran itu, ia memilih gada dan  siap untuk bertarung.  Yudhisthira sangat bahagia bisa bertarung dengan duryhodhana.  Ia akan mengirim duryhodhana ke surga. Dengan gagah berani .  Duryhodhana pun membalas kata-kata Yudhisthirsa ia akan mengirim pandava ke surge satu persatu.

Pesan yang dapat diambil dari paragraf diatas adalah seorang kesatria tidak akan dikenal jika tanpa keberanianya dalam menghadapi musuh dalam perang walaupun bertarung tanpa menggunakan senjata sekalipun.

SAMANTAPANCAKA
Sebenarnya krisna sudah melihat apa yang terjadi. Bahwa yang dilakukan yudisthira adalah kebodohan.  Kenapa? Karena dia telah menanang duryhodhana yang telah berlatih dengan menggunakan patung besi, sehingga  hal ini membuat ia lebih terampil dalam bertarung jika dibandingkan dengan bima. Dan tidak seorang pun yang bias menghadapi duryhodhana dalam pertarungan jujur.

Tiba-tiba bima berkata bahwa ia akan menantang duryhodhana. ia bertekad akan membunuh duryhodhana. bima adalah pembunuh semua putra drstarastra terkecuali duryhodhana. Bima pergi menemui  duryhodhana untuk mengajaknya bertarung. Ia mengungkapkan semua yang telah duryhodhana lakukan pada Pandava. Ia juga mengungkapkan bahwa banyak sekali  orang yang tercinta mati dimedan kuru ksetra. Dengan suara yang sanangat keras Bima mengatakan bahwa ia akan membunuh Duryhodhana.

Duryhodhana sangat  berbahagia melihat keberanian BIma untuk mengajaknya bertarung. Selama ini belum ada yang mampu mengalahkan duryhodhana dalam pertarungan gada. Ia mengakui bahwa dari kelima pandava Bima adalah lawah yang ia pilih. Ia sangat membenci Bima. Mereka siap untuk bertarung.

Ketika pertarungan akan dimulai datanglah Balarama yang mengajak mereka semua untuk berpindah tempat. Yudisthira dan yang lainnya pun menyetujui. Duryhodhana sangat senang dengan kehadiran Sang guru. Ada keunikan yang terjadi pada saat mereka perpindah tempat Raja kaurava berjalan beriringan dengan Pandava dan yang lainnya.

Nilai yang terkandung dalam paragraph adalah ketika Krisna mengatakan Yudistira melakukan hal bodoh adalah kesalahan yang patal akan terulang kembali. Kemudian pada saat duryhodhana berjalan beriringan dengan Pandava dan yang lainya ia tetap berjalan dengan keangkuhan dan dan kesombongannya.

TEWASNYA DURYHODHANA
Kedua pahlawan ini siap untuk bertarung. Namun sebelum pertarungan dimualai duryhodhana meminta Yudisthira dan yang lainya untuk duduk dan menikmati pertarungan. Bertarungan berlanjut keduanya sangat mahir dalam menggunakan gada. Sepertinya pertarungan ini sangat melelahkan. 

Terjadi aksi saling membalas pukulan namun pukulan duryhodhana membuat Bima tidak sadarkan diri. Namun duryhodhana juga tak sadarkan diri. Bima merasa tidak mudah untuk mengalahkan Duryhodhana ia sanga lincah seakan  ia menari-nari dimedan perang. 

Ketika mereka sedang bertarung Arjuna dan Krisna berbincang-bincang tentang siapa yang paling tangguh dalam pertarungan ini. Duryhodhanalah yang lebih tangguh dalam pertarugan ini. Betapa lincahnya duryhodhana menghindari serangan dari Bima. Krisna mengatakan bahwa Bima tidak akan berhasil mengalahkan Duryhodhana jika ia tidak melakukan sedikit kecurangan.

Dilain sisi Yudisthira bersedih karena Bima akan terbunuh dalam pertarungan ini. Pertarungan berlanjut. Kedua ksatria ini Nampak kelelahan sehingga mereka beristirahat untuk sejenak. Ketegangan terjadi ketika bima tidak sadarkan diri. Namun bima mampu bangkit dan membalas serangan dari duryhodhana. kali ini Bima melakukan serangan yang dahsyat namun terus gagal. 

Karena duryhodhana mampu menghindari pukulan Bima. Ketika Duryhodhana melompat Bima memukul pahanya sehingga membuat Duryhodhana terjatuh layaknya seperti ular yang pinggangnya diinjak.

Duryhodhana tergeletak tak berdaya. Ini adalah pertarungan yang tidak benar karena Bima telah melakukan kecurangan. Tetapi Bima sangat senang karena semua mimpi-mimpinya telah terwujudkan. Ia sangat girang, ia terlihat seperti mahluk yang bukan berasal dari bumi. Ia mendekati Duryhodhana yang telah tergeletak dan meletakkan kakinya diatas kepalanya. 

Hal ini tidak dibenarkan oleh yudistira. Ia menganggap ini adalah sebuah hinaan bagi Duryhodhana. ia adalah raja yang sangat terhormat. Yudisthira mendekati duryhodhana dan memberikan penghormatan. Yudisthira mengungkapkan kesedihan yang ia rasakan. Semua ini adalah tragedi yang besar, dan yudhistira dengan sifatnya yang lembut tidak tahan dengan hal ini.

Nilai yang dapat diambil dari paragraph diatas adalah dalam hal ini yudhistira tetap memihak keadilan ia tidak memihak Bhima yang saudarnya sendiri. Kemudian berbuat curang demi kebenaran dalam hal ini diperbolehkan.

KEMARAHAN BALARAMA
Balarama sangat marah pada bima karena ia telah membunuh duryhodhana muridnya dengan curang. Ia membunuh murid kesayangannya. Seketika balarama mengangkat gadanya dan berlari kearah bhima. Namun Krisna mengejarnya dan mencoba meredakan kemarahan kakanya. Dengan menceritakan semua kecurangan yang dilakukan oleh duryhodhana kepada para pandava, dan masih banyak lagi kecurangan lainnya. Oleh karena itu pertarungan ini sah meskipun dilakukan dengan curang. Hal itu dilakukan demi terwujudnya sumpah bhima untuk mematahkan paha duryhodhana.

Krisna mendukung apa yang dilakukan oleh bima, selam bertahun-tahun akhirnya pandava bisa berbahagia. Krisna bisa saja membunuh orang-orang yang berlaku tidak adil pada pandava namun ia tidak mau ikut campur. Hingga perang diumumkan krisna pun tidak ikut berperang melainkan ia hanya sebagai kusirnya arjuna. Sekali lagi ia meyakinkan kakanya untuk tidak membalaskan dendam kematian Duryhodhana. dan membiarkan pandava untuk berbahagia. 

Balarama merasa sedikit tenang dengan kata-kata krisna. Tetapi ia tidak yakin. Krisna mengatakan tentang empat bagian waktu, bahwa saat itu adalah jaman kali telah dimulai. Hal ini bisa dilihat ketika perang dihari kesepuluh, perang ini mulai berubah. Dimana dapat ditemukan tindakan adharma yang kecil dan hal  itu semakin berkembang. 

Balarama menepis semua perkataan dari adiknya ia tetap tidak terima bahwa duryhodhana dikalahkan dengan cara yang tidak adil. Ia sangat bangga dengan duryhodhana, ia akan mendapatkan surga. 

Gadayudha akan selalu dikenang. Beberapa saat kemudian Balarama menghampiri duryhodhana dan mengucapkan selamat tinggal. Kemudian ia pergi meninggalkan gadayudha dan kembali ke Dvaraka tanpa mengucapkan selamat tinggal pada pandava. Krisna tidak memikirkan kemarahan kakanya, ia telah menyelamatkan pandava dari kemarahan kakaknya. Ia merasa sangat bahagia sekali.

Krisna merasa sedih dengan Bhima, sepertinya bhima tersinggung dengan kata-kata dari Balarama. Ia memberi selamat pada Bhima karena ia mampu mewujudkan apa yang telah ia sumpahkan. 

Yudisthirapun memberikan senyuman kebahagiaan pada Bhima. Kemudian bima memepersembahkan kekuasaan dunia ini sepenuhnya kepada Yudisthira. Dan ia akan membuat Draupadi berhenti untuk tidur dibawah. Yudisthira memeluk Bhima. Ketegangan yang disebabkan oleh Balarama terhapuskan dengan kebahagiaan. Semua saudaranya yang lain ikut memberikan selamat pada Bhima. 

Krisna kemudian mengajak mereka semua meninggalkan duryhodhana yang telah mati dan tempat itu. Namun duryhodhana mendengar semua ucapan krisna. Kemudian ia membalas ucapan Krisna semua ketidak adilan yang dilakukan oleh Krisna diketahui oleh Duryhodhana. Tak berhenti sampai disana ia juga mengatakan krisna adalah pendosa yang paling besar.

Krisna menatap dengan sangat marah. Kembali ia meyakinkan duryhodhana bahwa semua ini adalah akibat dari ketamakan hati nya sehingga mengakibatkan banyak korban yang mati. Sejak awal Krisna telah meyakinkan ia agar perang Bharatayuda tidak dilaksanakan. Tetapi ia lebih mendengarkan nasehat dari Sakuni dan ayahnya. oleh karena itu disaat ia meregang nyawa tidak pantas ada orang yang perduli padanya.

Duryhodhana tersenyum getir. Ia menepis kata-kata dari krisna dengan mengatakan bahwa ia telah mempelajari Veda dan banyak beramal sehingga ia akan mendapatkan surga dan bertemu dengan orang-orang yang ia sayangi. Beberapa saat kemudian burung gagak dan elang datang  untuk mematuk kepalanya dan bunga-bunga bertaburan langit berubah menjadi sangat cerah. Hal ini membuat pandava malu karena Surga setuju dengan apa yang dikatakannya. 

Krisna mengejutkan mereka semua dengan suara yang sangat lembut. Ia mngatakan bahwa dulu ia pernah berjanji pada Draupadi bahwa ia akan membinasakan semua orang yang telah membuatnya menangis. Ia menyinggung Yudisthira mengapa pada saat draupadi dihina oleh Para Kaurava yudisthira hanya memihat yang benar atau salah. Tanpa memikirkan kesedihan yang sedang dialami oleh istrinya. Tetapi krisna tidak Bisa melihat Draupadi selalu menangis. 

Oleh karena itu ia membunuh semua orang yang membuat Draupadi menangis. Duryhodhana mencintai semu pendosa-pendosa itu. Krisna mengatakan bahwa ia hanya ingin membenarkan kesalahan yang dibuat oleh orang-orang yang baik, dan ia harus mewujudkannya tanpa ada rasa penyesalan sedikitpun. 

Khrisna mengatakan siap menanggung dosa-dosa akibat ketidak adilan (curang) selama dalam pertempuran di Kuruksetra demi kemenangan Pandava. Kemudian khrisna mengajak para Pandava pergi ke daerah Samantapancaka untuk menemui raja yang sedang sekarat dengan anak panah tanpa didampingi oleh siapapun.

0 Response to "Itihasa Salya Parwa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel