Sisa-Sisa Upacara Bhairawa Zaman Kini di Bali
HINDUALUKTA-- Walaupun praktek persembahan ala Bhairawa telah ditinggalkan pada abad XIII, namun pengaruh persembahan ala Bhairawa masih bisa kita rasakan dalam kehidupan masyarakat Bali saat mereka melakukan yadnya, misalnya dalam upacara mereka masih memakai persembahan daging mentah, ada persembahan darah lewat Sambleh.
Begitu juga mengenai makanan yang dibuat saat berpesta ada persembahan Lawar yaitu campuran sayur dengan daging ditambah darah mentah dari binatang. Hal semacam ini mirip dengan pemujaan yang dilakukan oleh pengikut Kapalika pada suku bangsa Dravida.
Pengertian Dan Asal Usul Bhairawa Atau Bhairawi
Walaupun tradisinya hampir mirip dengan masyarakat kita di Bali, namun suku bangsa Dravida pengikut Bhairawa Kapalika tidak mengakui adanya sistem kasta. Dan dalam perkembangan selanjutnya Bhairawa dan Bhairawi melahirkan para Bhuta-bhuti, serta makhluk-makhluk yang menyeramkan lainnya. Para Bhuta-bhuti ini merupakan aspek kemarahan atau krodha.
Bhairawa di Nusantara dan Perkembanganya
Kelompok dari aspek ini adalah makhluk-makhluk yang mencerminkan kemarahan seperti raksasa, yaksa, naga, yatudhana dan pisaca dan golongannya sering disebut krodhawangsa. Lontar Bumi Kamulan disebutkan sebagai berikut, karena kesalahan sang Dewi Uma maka beliau dikutuk oleh Dewa Siwa dalam wujud lima Bhairawi, yaitu:
1. Sri Durga,
2. Raji Durga,
3. Suksmi Durga,
4. Dahri Durga
5. Dewi Durga.
Dari masing-masing Durga inilah terlahir berbagai jenis makhluk menyeramkan seperti Kalika-kaliki, Bhuta Dengen, Jin, Setan, Bragala-bragali, Bebai, dan sebagainya. Kendati para pengikut Bhairawa-Bhairawi melakukan pemujaan dengan cara yang kurang biasa dalam jaman yang beradab ini, tetapi tujuan pemujaan mereka juga untuk mencapai Tuhan.
Para pengikut ajaran ini percaya bahwa pada jaman Kaliyuga ini tidak mungkin mengikuti ajaran Weda seperti jaman Kertha, Treatha dan Dwapara yuga. Mereka percaya bahwa inilah jalan yang cocok dengan untuk jaman Kali. Mengenai cocok atau tidak cocoknya mengenai ajaran tersebut pada jaman ini, kita harus pandai memilih sesuai dengan desa, kala, patra, apakah hal semacam itu diterima di lingkungan jaman modern ini atau tidak agar kita nanti tidak disebut menyimpang. Suatu harapan bagi kita semua, mudah-mudahan dalam berspiritualitas kita bisa beradaptasi sesuai dengan keadaan jaman.
0 Response to "Sisa-Sisa Upacara Bhairawa Zaman Kini di Bali"
Post a Comment