Makalah Bhagavadgita Bab 10

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Bhagavadgītā merupakan sebuah Nyanyian Suci yang digubah dalam bentuk syair bahasa Sansekerta yang sederhana tetapi indah. Bhagavadgītā juga dikenal sebagai Nyanyian Surga atau Nyanyian Tuhan. Kitab suci Bhagavadgītā terdiri dari 700 sloka dalam 18 bab, yang pada garis besarnya terbagi menjadi tiga bagian yang dimana pada bagian pertama terdiri pada Bab I - VI. Isi dari Bab ini melukiskan tentang disiplin kerja tanpa mengharapkan buah hasilnya. Selain itu juga melukiskan tentang sifat jiwa yang ada dalam badan setiap manusia.
Pada pembagian ke dua yakni terdiri dari Bab VII sampai pada Bab XII. Pada bab ini lebih mengutarakan bagaimana manusia harus disiplin ilmu pengetahuan dan kebhaktian kepada Brahman atau Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian pada pembagian ketiga yakni terdiri dari Bab XIII sampai pada Bab XVIII. Isi dari Bab ini lebih menekankan pada kesimpulan dari bagian pertama dan bagian ke dua. Dalam pembahasanya dimana kita di ajarkan untuk mengendalikan seluruh jiwa dan raga. Manusia diharapkan bisa melakukan kegiatan kerja hanya untuk di persembahkan kepada Brahman yang kekal abadi.
Dengan demikian perlu ada pendalaman mengenai ajararan Bhagavadgita. Agar Mahasiswa dan umat Hindu bisa terhindar dari adharma, melihat keadaan sekarang, manusia mengalami penurunan moral yang sangat mengkwatirkan. Untuk itu melalui makalah ini penulis merumuskan:
1.2  Rumusan Masalah
1. Bagaimana inti dari kitab suci Bhagavadgita BAB 10?
2. Bagaimanakah relevansi ajaran Bhagavad Gita BAB 10 dari zaman ke zaman?
1.3  Tujuan Penulisan
1. Pembaca dapat mengetahui dan memahami isi kitab suci Bhagavad Gita BAB 10.
2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami bahwa ajaran yang terkandung dalam kitab suci Bhagavad Gita BAB 10 sangat relevan dari zaman ke zaman.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Secara harfiah arti Bhagavad Gita adalah “Nyanyian Sri Bhagavan”. Dimana kata Bhagavan terdiri dari Bhaga yang artinya kehebatan sempurna, dan Van artinya memiliki. Jadi Bhagavan adalah Yang memiliki kehebatan sempurna, kekayaan yang tidak terbatas, kemasyuran yang abadi, kekuata yang tak terbatas, kecerdasan yang tak terbatas, dan ketidakterikatan yang sempurna, yang dimiliki sekaligus secara bersamaan.
Bhagavad Gita adalah bagian dari kitab suci Veda Smerti dimana merupakan bagian dari kisah Mahabharata yang berisi dialog antara Sri Khrisna dan Arjuna dengan pembicaraan utama adalah ajaran-ajaran filsafat Vedanta. Seperti misalnya dijelaskan dalam Bhagavadgita Bab 10 yakni tentang Kehebatan Tuhan Yang Mutlak.
Dalam pembahasan 42 sloka ini, Sri Khrisna sebagai perwujudan dari Tuhan Yang Maha Esa memperlihatkan kekuatan, keindahan sifat agung atau mulia, baik di dunia material maupun di dunia rohani, tidak lain daripada perwujudan sebagian tenaga-tenaga dan kehebatan rohani Krsna. Sebab utama segala sebab serta sandaran dan hakekat segala sesuatu.

2.2. Isi Bhagavadgita Bab 10
            Pada Bhagavadgita 10.1 – 10.11 Sri Krsna menjelaskan kepada Arjuna mengenai asal mula Dewa-dewa dan rsi-rsi. Sri Krsna mengatakan Aku akan bersabda lebih lanjut kepadamu, dan memberikan pengetahuan yang lebih bagus daripada apa yang sudah  Ku-jelaskan. Baik para dewa maupun resi-resi yang mulia tidak mengenal asal mula maupun kehebatan-Ku, sebab, dalam segala hal, Aku adalah sumber dewa-dewa dan resi-resi, (BG, 10.2).
Sri Krsna memberikan pengetahuan tentang bhakti kepada Arjuna karena Arjuna sangat dicintai oleh Sri Krsna. Krsna menjelaskan kepada Arjuna bahwa:


“Yo mam ajam anadim ca || vetti loka-mahesvaram
Asammudhah sa martyesu || sarva-papaih pramucyate”

Artinya:
Orang yang mengenal Aku sebagai yang tidak dilahirkan, sebagai yang tidak berawal, sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas semua dunia di kalangan manusia dia yang tidak berkhayal, dan hanya dialah yang dibebaskan dari segala dosa. (BG, 10.3).
Pada Bhagavadgita 10.4-5 Sri Krsna kembali menjelaskan bahwa semua sifat-sifat yang dimiliki makhluk hidup, baik buruk maupun tidak semuanya diciptakan oleh Aku (Tuhan).

“Buddhir jnanam asammohah || ksama satyam damah samah
Sukham duhkham bhavo bhavo || bhayam cabhayam eva ca
Ahimsa samata tustis || tapo danam yaso yasah
Bhavanti bhava bhutanam || matta eva prthag-vidhah”

Artinya:
“Kecerdasan, pengetahuan, kebebasan dari keragu-raguan dan khayalan, pengampunan, kejujuran, pengendalian indria-indria, pengendalian pikiran, kebahagiaan dan dukacita, kelahiran, kematian, rasa takut, kebebasan dari rasa takut, tidak melakukan kekerasan, keseimbangan sikap, kepuasan, kesederhanaan, kedermawanan, kemasyuran dan penghinaan berbagai sifat tersebut yang dimiliki oleh para makhluk hidup semua diciptakan oleh Aku sendiri.”
Selain sifat-sifat makhluk hidup Sri Krsna juga menjelaskan bahwa tujuh resi yang mulia, dan sebelum mereka empat resi lainnya serta para Manu [leluhur manusia], berasal dari-Ku. Mereka dilahirkan dari pikiran-Ku, dan semua makhluk hidup yang menghuni berbagai planet adalah keturunan dari mereka.
Bhagavadgita 10.7, Sri Krsna kembali menjelaskan bahwa puncak tertinggi kesempurnaan rohani adalah pengetahuan tentang kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu, seseorang yang sepenuhnya menekuni bhakti (penyerahan diri secara sunggu-sunggu kepada Tuhan) akan mencapai kebebasan. Dalam hal ini orang yang dikatakan berbhakti sepenuhnya adalah orang yang mengetahui bagaimana Tuhan adalah Yang Mahabesar, seperti sloka berikut:

“etam Vibhutim yogam ca || mama yo vetti tattvatah
so vikalpena yogena || yujyate natra samsayah”

Artinya:
Orang yang sungguh-sungguh yakin tentang kehebatan dan kekuatan batin-Ku ini menekuni bhakti yang murni dan tidak dicampur dengan hal-hal lain; kenyataan ini tidak dapat diragukan.
Pada Bhagavadgita 10.8, Krsna memperjelas bahwa Aku adalah sumber segala dunia rohani dan segala dunia material. Segala sesuatu berasal dari-Ku. Bhagavadgita 10.9-11, Sri Krsna kembali mengatakan bahwa orang yang menyerahkan hidupnya sepenuhnya terhadap Aku, mereka akan memperoleh kepuasan dan kebahagiaan yang besar. Mereka yang senantiasa setia ber-bhakti kepada-Ku dengan cinta kasih, Aku berikan pengertian yang memungkinkan mereka datang kepada-Ku. Aku akan membinasakan kegelapan yang berada di dalam hati mereka yang dilahirkan dari kebodohan dengan lampu pengetahuan yang cemerlang.
Pada sloka berikutnya yakni Bhagavadgita 10.12-18, Arjuna kembali bertanya kepada Sri Krsna mengenai kehebatan-kehebatan rohani Tuhan, cara berfikir senantiasa tentang Tuhan, serta cara mengenal Sri Krsna sebagai kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Arjuna meminta Sri Krsna agar menjelaskanya secara terperinci.

“vistarenatmano yogam || vibhutim ca janardana
Bhuyah kathaya trptir hi || srnvato nasti me mrtam”

Artinya:
O Janardana, mohon menguraikan sekali lagi secara terperinci kekuatan batin kehebatan Anda. Hamba tidak pernah kenyang mendengar tentang Anda, sebab makin hamba mendengar makin hamba ingin merasakan manisnya minuman kekekalan sabda Anda, (BG.10.18).
Bhagavadgita 10.19-42 Sri Krsna kembali menjelaskan kepada Arjuna mengenai asal mula semua ciptaan. Sri Krsna mengatakan bahwa Aku akan memberitahukan kepadamu (Arjuna) tentang perwujudan-perwujudan-Ku yang mulia, tetapi hanya yang paling terkemuka, sebab kehebatan-Ku tidak terhingga, wahai Arjuna. Sri Krsna mengatakan O Arjuna, Aku adalah Roh yang Utama yang bersemayam di dalam hati semua makhluk hidup. Aku adalah awal, pertengahan, dan akhir semua makhluk.
Di antara para Aditya Aku adalah Visnu, di antara sumber-sumber cahaya Aku adalah matahari yang cerah, di antara para Marut Aku adalah Marici, dan di antara bintang-bintang Aku adalah Bulan. Di antara veda-veda Aku adalah Sama veda; di antara para dewa Aku adalah Indra, raja surga; di antara indria-indria Aku adalah pikiran, dan Aku adalah hidup [kesadaran] para makhluk hidup. Di antara semua Rudra Aku adalah Dewa Siva, di antara para Yaksa dan raksasa Aku adalah dewa kekayaan [kuvera], di antara para vasu Aku adalah api [agni], dan di antara gunung-gunung Aku adalah Meru.
Wahai Arjuna, di antara semua pendeta, ketahuilah bahwa Aku adalah Brhaspati, pemimpinnya. Di antara para panglima Aku adalah Kartikeya, dan di antara sumber-sumber air Aku adalah lautan. Di antara resi-resi yang mulia, Aku adalah Bhrgu; di antara getaran-getaran suara Aku adalah om yang bersifat rohani. Di antara korban-korban suci Aku adalah ucapan-ucapan nama-nama suci Tuhan [japa], dan di antara benda-benda yang bergerak Aku adalah pegunungan Himalaya.
Di antara semua pohon, Aku adalah pohon beringin. Di antara resi-resi di kalangan para dewa Aku adalah Narada. Di antara para Gandharva Aku adalah Citraratha, dan di antara makhluk-makhluk yang sempurna Aku adalah resi Kapila. Ketahuilah bahwa di antara kuda-kuda Aku adalah Uccaihsrava, yang diciptakan pada waktu lautan dikocok untuk menghasilkan minuman kekekalan. Di antara gajah-gajah yang agung Aku adalah Airavata, dan di antara manusia Aku adalah raja.

“ayudhanam aham vajram || dhenunam asmi kamadhuk
Prajanas casmi kandarpah || sarpanam asmi vasukih”

Artinya:
Di antara senjata-senjata, Aku adalah petir; di antara sapi-sapi Aku adalah Surabhi. Di antara sebab-sebab orang berketurunan, aku adalah Kandarpa, dewa asmara, dan di antara ular-ular Aku adalah Vasuki, (BG, 10.28).

“anantas casmi naganam || varuno yadasam aham
Pitrnam aryama casmi || yamah samyamatam aham”

Artinya:
Di antara para Naga yang berkepala banyak Aku adalah Ananta. Di antara para makhluk yang hidup di air Aku adalah dewa varuna. Di antara para leluhur yang sudah meninggal Aku adalah Aryama, dan di antara para pengatur hukum Aku adalah Yama, dewa kematian, (BG, 10.29)
Selanjutnya Bhagvadgita 10.30-39 Sri Krsna mengatakan Di antara para raksasa Daitya Aku adalah Prahlada yang ber-bhakti dengan setia. Di antara para penakluk Aku adalah waktu, di antara para binatang Aku adalah singa, dan di antara para burung Aku adalah Garuda. Di antara segala sesuatu yang menyucikan, Aku adalah angin, di antara para pembawa senjata Aku adalah Rama. Di antara ikan-ikan Aku adalah ikan hiu, dan di antara sungai-sungai yang mengalir Aku adalah sungai Gangga. Di antara segala ciptaan Aku adalah permulaan, akhir dan juga pertengahan, wahai Arjuna. Di antara segala ilmu pengetahuan, Aku adalah ilmu pengetahuan rohani tentang sang diri, dan di antara para ahli logika, Aku adalah kebenaran sebagai kesimpulan.
Di antara semua huruf Aku adalah A. Di antara kata-kata majemuk, Aku adalah kata majemuk setara. Aku adalah waktu yang tidak dapat dimusnahkan, dan di antara para pencipta Aku adalah Brahma. Aku adalah maut yang memakan segala sesuatu, dan Aku adalah prinsip yang menghasilkan segala sesuatu yang belum terjadi. Di kalangan kaum wanita, Aku adalah kemasyuran, keuntungan, bahasa yang halus, ingatan, kecerdasan, ketabahan dan kesabaran. Di antara mantra-mantra dalam Sama veda Aku adalah Brhat-sama. Di antara sanjak-sanjak Aku adalah Gayatri. Di antara bulan-bulan Aku adalah Margasirsa [Nopember-Desember], dan di antara musim-musim Aku adalah musim semi, waktu bunga mekar.
Aku adalah perjudian kaum penipu, Aku adalah kemuliaan segala sesuatu yang mulia. Aku adalah kejayaan, Aku adalah petualangan dan Aku adalah kekuatan orang yang kuat. Di antara keturunan vrsni, Aku adalah vasudeva. Di antara para pandava Aku adalah Arjuna. Di antara resi-resi Aku adalah vyasa, dan di antara para ahli pikir yang mulia Aku adalah Usana.
Di antara segala cara untuk melarang pelanggaran hukum, Aku adalah hukuman, dan di antara orang yang mencari kejayaan Aku adalah moralitas. Di antara segala hal yang rahasia Aku adalah sikap diam, dan Aku adalah kebijaksanaan orang bijaksana.
Bhagavadgita 10.39-40 Sri Krsna menegaskan bahwa tidak ada satupun makhluk hidup yang dapat hidup tampa Aku (kepribadian Tuhan Yang Maha Esa). Seperti ditegaskan dalam sloka berikut:

“yac capi sarva-bhutanam || bijam tad aham arjuna
Na tad asti vina yat syan || maya bhutam caracaram”

Artinya:
Wahai Arjuna, di samping itu Aku adalah benih yang menghasilkan segala kehidupan. Tiada satu makhlukpun-baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak- yang dapat hidup tanpa-Ku.

 “nanto sti mama divyanam || vibhutinam parantapa
Esa tuddesatah prokto || vibhuter vis taro maya”

Artinya:
Wahai penakluk musuh yang agung, perwujudan-perwujudan rohani-Ku tidak ada batasnya. Apa yang telah kusabdakan kepadamu hanya sekedar petunjuk saja tentang kehebatan rohani-Ku yang tidak terhingga.
Bhagavadgita 10. 41-41 Sri Krsna mengatakan bahwa segala ciptaan yang hebat, indah dan mulia hanya berasal dari segelintir kemuliaan-Ku.Dengan satu bagian percikan saja dari Diri-Ku Aku berada di mana-mana dan menyangga seluruh alam semesta.

2.3 Relevansi Bhagavad Gita BAB 10 dengan Kehidupan Sekarang
Seperti kita ketahui bahwa Bhagavadgita diturunkan pada zaman Dwapara yuga. Sehingga wajar jika memunculkan pertanyaan seperti misalnya, apakah Bhagavadgita (Bab 10) masih relevan dengan kehidupan sekarang? Jika kita melihat isi Bhagavadgita, tentunya masih sangat relevan dengan kehidupan sekarang. Terutama dalam sloka Bhagavadgita 10.7 yang mengatakan:

“etam Vibhutim yogam ca || mama yo vetti tattvatah
so vikalpena yogena || yujyate natra samsayah”

Artinya:
Orang yang sungguh-sungguh yakin tentang kehebatan dan kekuatan batin-Ku ini menekuni bhakti yang murni dan tidak dicampur dengan hal-hal lain; kenyataan ini tidak dapat diragukan.
Dari sloka diatas menjelaskan bahwa seseorang yang benar-benar yakin dengan pengetahuan tentang Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, maka sesunggunya dia telah menekuni bhakti yang murni. Dalam hal ini, orang tersebut telah mengetahui tentang pengetahuan rohani Tuhan secara terperinci tampa keragu-raguan, maka tidak dapat disesatkan dengan cara apapun. Dengan demikian dia akan meperoleh Sri Krsna (pembebasan).
Hal ini sangat sejalan dengan tujuan umat Hindu yakni Moksartham Jagadhita ya ca Iti Dharma yaitu bahagia di dunia dan akhirat. Dengan mempelajari dan mengamalkan sloka diatas maka umat Hindu dipercaya dapat mencapai tujuan akhir.
Relevansi lain Bhagavadgita Bab 10 dengan kehidupan sekarang, yakni bisa dilihat pada Bhagavadgita 10.24 dijelaskan bahwa diatara semua sumber air, lautan yang paling besar. Lautan dalam sloka ini di anggap sebagai perwujudan dari Sri Krsna perwujudan Tuhan Yang Maha Esa seperti sloka berikut:

“purodhasam ca mukhyam mam || viddhi partha brhaspatim
Senaninam aham skandah || sarasam asmi sagarah”

Artinya:
Wahai Arjuna, diantara semua pendeta, ketahuilah bahwa aku adalah Brhaspati, pemimpinnya. Diantara para panglima Aku adalah Kartikea, dan di antara sumber-sumber air Aku adalah lautan.
Sloka diatas menjelaskan bahwa segala sesuatu adalah perwujudan dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga tidak salah jika umat Hindu melakukan Ngayut (Nglarung) di Lautan ketika ngaben. Karena lautan memiliki sifat peleburan. Selain itu Lautan juga adalah perwujudan dari Tuhan seperti dijelaskan dalam sloka diatas. Sehingga dengan ngayut maka secara otomatis kita telah mengembalikan unsur panca mahabuta ke tempat yang suci.
Sloka Bhagavadgita 10.23 dijelaskan bahwa Sri Krsna adalah perwujudan dari api (agni). Untuk itu, umat Hindu selalu menggunakan api ketika melakukan upacara. Karena api merupakan salah satu saksi nyata seperti dijelaskan dalam sloka berikut:

“rudranam sankaras casmi || vitteso yaksa-raksasam
Vasunam pavakas casmi || meruh sikharinam aham”

Artinya:
Di antara semua Rudra Aku adalah Dewa Siva, di antara para Yaksa dan raksasa Aku adalah dewa kekayaan [kuvera], di antara para vasu Aku adalah api [agni], dan di antara gunung-gunung Aku adalah Meru.
Dari beberapa sloka diatas menjelaskan bahwa sesunggunya Bhagavadgita Bab 10 ini masih relevan terhadap kehidupan manusia saat ini, karena hingga sekarang ajaran-ajaran Bhagavadgita masih diterapkan dan bahkan banya yang menjadikan Bhagavadgita sebagai tuntunan hidup dan refferensi kehidupan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Bhagavad Gita adalah Nyanyian Sri Bhagavan, Dia (Tuhan) yang memiliki kehebatan sempurna, kekayaan yang tidak terbatas, kemasyuran yang abadi, kekuata yang tak terbatas, kecerdasan yang tak terbatas, dan ketidakterikatan yang sempurna, yang dimiliki sekaligus secara bersamaan. Bhagavadgita terdiri dari 700 sloka dengan 18 Bab.
Dalam Bab 10 Bhagavadgita mengajarkan tentang kehebatan Tuhan yang mutlak. Dimana inti dari Bab itu memperlihatkan kekuatan, keindahan sifat agung atau mulia, baik di dunia material maupun di dunia rohani, tidak lain daripada perwujudan sebagian tenaga-tenaga dan kehebatan rohani Krsna. Sri Krsna adalah sebab utama segala sebab serta sandaran dan hakekat segala sesuatu.
Inti utama yang diajarkan dalam Bab 10 adalah pengetahuan rohani Tuhan Yang Maha Esa. Serta cara pencapaian kebebasan dengan jalan bhakti yang murni.


DAFTAR PUSTAKA

Prabhupada, Sri-Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami. Bhagavadgita Menurut Aslinya, Jakarta: Hanuman Sakti, 2000.
Raka Mas, Drs. A.A. Ged. Memberi Makna Sebuah Kehidupan, Surabaya: Paramita, 2007.
Wikipedia. 2016. Bhagavadgita. www.id.wikipedia.org. Di Akses Pada Tanggal 19 Mei 2016 Pukul 15.22 WIB.

0 Response to "Makalah Bhagavadgita Bab 10 "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel