Fungsi Tirta Penglukatan di Masa Pandemi Covid 19
HINDUALUKTA -- Hal sederhana yang dapat dipahami dari lontar Paniti Agama Tirtha dan lontar Agama Tirtha merujuk eksistensi tirta sebagai air suci, membersihkan, dan tirta adalah kehidupan. Secara praksis, sudah lumrah menjadi bagian dari prosesi penyucian diri umat Hindu untuk "melukat" dengan cara membasuh diri atau mandi dengan tirta penglukatan/panglukatan. Sumber air suci penglukatan bisa dari alam, seperti pancuran, mata air kelebutan-bulakan, campuan-loloan ‘pertemuan dua atau lebih aliran sungai dan pada muara di pantai atau dari griya hunian orang suci. Tirta penglukatan ini juga bisa dipercikan oleh seorang pemangku sebagai bagian dani ritus penyucian sarana prasarana upacara dan prosesi persiapan persembahyangan di tempat suci.
Tirta penglukatan sebagai air penyucian diri dan sarana persembahyangan, umumnya diletakkan di sisi depan kori sebuah tempat suci pemujaan atau di sisi depan sebuah aling-aling pura. Prosesi melukat biasanya dilakukan dengan cara memercikkan bagian kepala dengan air suci tersebut secara mandiri dengan mengambilnya dari wadah yang telah tersedia di tempat suci.
Dalam perspektif religius, Tirta Penglukatan menjadi stana Dewa Ganesha, dewa penghalau segala halangan, rintangan dan mara bahaya. Tujuan penggunaannya adalah untuk menghapuskan segala hambatan dalam pendakian spiritual menuju kesucian Ida Sang Hvang Widhi Wasa. Di samping Tirta Penglukatan dikenal juga adanya Tirta Pabersihan dan Dewa Siwa diyakini berstana didalamnya. Tirta Penglukatan dan Tirta Pabersihan umumnya dijadikan satu wadah. Tirta Penglukatan untuk menghilangkan hambatan dari luar diri, sedangkan Tirta Pabersihan berfungsi untuk menghilangkan hambatan dari dalam diri. Penyatuan kedua tirta ini diyakini mampu menguatkan niat baik dari dalam diri dan menangkal niat buruk orang lain, sehingga keberadaan tirta ini menjadi utama dan pertama dipercikan sebelum sembahyang.
Secara fungsional Tirta Penglukatan ini menarik disandingkan keberadaannya saat pandemi ini. Keberadaannya yang wajib tersedia untuk membersihkan sisi ruang bathin dalam konteks penyucian diri, menjadi lengkap dengan tambahan salah satu prokes tempat cuci tangan yang juga wajib disediakan untuk menghadapi pandemi Covid-19 saat ini. Dengan demikian, wadah air suci penglukatan dengan wadah cuci tangan prokes, menjadi oposisi biner ‘dua hal berbeda yang saling melengkapi yakni antara pembersihan ruang bathin sebagai sisi badan yang tidak tampak dengan cara membersihkan badan lahiriah yang tampak. Demikian halnya prokes cuci tangan menjadi sarana membersihkan badan lahiriah yang tampak dengan tujuan membersihkan diri dari aspek virus yang tidak kasat mata.
Wadah Tirta Penglukatan dengan wadah prokes cuci tangan sekarang menjadi dua sarana yang wajib ada melengkapi sebuah fasilitas bangunan pemujaan. Dengan demikian perlu pemikiran desain agar tetap harmonis dengan lingkungan arsitektural yang telah ada disekitarnya. Desain kedua sarana penting tersebut akan menjadi satu kesatuan dengan karya arsitektur bangunan suci pura, bangunan hunian, maupun fasilitas komunal lainnya.
Oleh: I Putu Gede Suyoga. Dikutip dari wartam edisi 72/th.6/februari 2021 Hal. 31
0 Response to "Fungsi Tirta Penglukatan di Masa Pandemi Covid 19"
Post a Comment