HINDUALUKTA -- Wetonan merupakan peringatan hari kelahiran seseorang yang jatuh setiap 35 hari sekali yaitu berdasarkan perhitungan Pancawara dan Saptawara. Upacara Wetonan sebagai bagian dari upacara Manusa Yajna wajib dilakukan sebagai wujud bakti terhadap leluhur (Pitra Rna) sekaligus perwujudan terimakasih terhadap Sang Hyang Widhi karena leluhur telah lahir kembali (reinkarnasi atau menitis kembali).
Wetonan untuk anak kecil masih dilaksanakan oleh seluruh masyarakat pendukungnya. Wetonan yang pertama kali bagi seorang anak jatuh pada hari ke 35 setelah kelahirannya. Upacara untuk Wetonan pertama ini lazim disebut selapanan. Namun, sebelum pelaksanaan Wetonan pertama, ada serangkaian upacara lain yang harus diselenggarakan, seperti: upacara saat kelahiran tiba (brokohan), upacara penanaman ari-ari, upacara puput puser, upacara sepasaran, dan upacara selapanan itu sendiri. Setelah selapanan, masih ada peringatan Wetonan yang lainnya, yaitu: upacara tiga(3) lapanan, upacara enam (6) lapanan, upacara tedhak siti, dan upacara setahunan.
A.Upacara saat kelahiran tiba (brokohan)
Upacara ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur yang ditujukan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa atas waranugrahanya karena proses melahirkan dapat berjalan lancar dan selamat, serta ucapan terimakasih kepada semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam proses kelahiran. Upacara ini disertai pula dengan pemberian nama bayi.
B.Upacara penanaman ari-ari
Menurut falsafah Jawa, kelahiran seorang bayi tidaklah sendirian melainkan selalu disertai dengan kelahiran saudara-saudaranya yaitu sedulur papat. Sedulur papat lima pancer“Saudara empat lima pusat” merupakan perlambang “saudara ghaib” manusia yang empat yakni ketuban, tembuni, darah dan plasenta (yang keluar saat persalinan seorang ibu), lima dengan dirinya sendiri (Purwadi, 2005: 449). Plasenta atau ari-ari yang merupakan salah satu diantaranya sebagai simbol saudara si bayi perlu perlakuan dan penghormatan yang layak sehingga dibuatkanlah sebuah upacara penanaman ari-ari.
C.Upacara puput puser
Upacara ini dilaksanakan ketika puser bayi sudah lepas. Di Jawa, pada umumnya upacara puput puserdilaksanakan bersamaan dengan upacara sepasaran. Bila pusar bayi telah puput, artinya sudah kering dan sudah terlepas atau sudah normal maka tali pusar yang sudah kering dan terlepasharus dirawat baik-baik, jangandibuang sembarangan.
D.Upacara sepasaran
Setelah bayi berumur sepasaryaitu lima hari, perlu diadakan selamatan sepasaran(wilujengan sepasar). Di Desa Sidodadi, pada saat sepasarandilaksanakan pula pemotongan/ pencukuran rambut yang pertama. Menurut kepercayaan, rambut cukuran pertama, potongan kuku pertama dan puseryang telah terlepas dijadikan satu, dicampur dengan kembang telon(tiga macam bunga) yang kemudian dibungkus menjadi satu.
E.Upacara Selapanan
Upacara selapananadalah upacara yang diselenggarakan pada saat bayi berumur selapanatau 35 hari. Upacara ini sekaligus merupakan Wetonanyang pertama bagi bayi setelah ia terlahir kedunia.Untuk memperingati kelahiran bayi yang telah berumur 35 hari maka dibuatkanlah upacara selamatan dengan mengundang para tetangga disekitar lingkungan rumah.
F. Upacara tiga(3) lapanan
Upacara tiga (3) lapanan adalah upacara selamatan yang diselenggarakan pada saat bayi berumur 105 hari.
G.Upacara enam (6) lapanan
Upacara enam lapananadalah upacara selamatan yang diselenggarakan pada saat bayi berumur tujuh bulan atau 6 lapan(210 hari). Upacara ini sering disebut pula dengan istilah Tumbuk Wuku.
H.Upacara tedhak siti
Upacara tedhak sitiartinya rangkaian upacara mulai memperkenalkan si bayi untuk yang pertama kalinya menginjak tanah. Waktunya ditepatkan pada 7 (tujuh) kali putaran Saptawara dan Pancawara (7 x 35 hari). Namun, pada masyarakat di Desa Sidodadi, pelaksanaan upacara tedhak sitiini digabung dengan upacara enam lapanan. Dengan melaksanakan upacara tedhak sitiatau turun tanah diharapkan agar anak tersebut setelah dewasa nanti kuat atau mampu menempuh kehidupan yang penuh tantangan yang harus dihadapi demi mencapai apa yang dicita-citakan.
I.Upacara setahunan
Upacara ini dilaksanakan saat bayi berusia 1 tahun (12 x 35 hari) atau pada wetonnya yang kedua belas.
326Rangkaian upacara yang telah disebutkan diatas merupakan upacara Manusa Yajna yang dialami oleh setiap orang sebagai wujud bakti kepada Sang Hyang Widhi dan sebagai perwujudan membayar hutang atau Pitra Rna kepada leluhur karena leluhur telah menitis kembali ke dunia dalam bentuk reinkarnasi. Upacara Manusa Yajna yang dilakukan oleh umat Hindu sesungguhnya merupakan rangkaian upacara dimana setiap kali manusia mengalami perubahan jasmani (fase pertumbuhan) ada sel-sel dalam tubuh manusia yang mengalami perubahan yaitu ada sel yang hancur kemudian diganti dengan sel yang baru. Dengan alasan perubahan tersebutlah upacara Manusa Yajna dilaksanakan oleh umat Hindu sebagai wujudsyukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena telah selamat dalam menjalani perubahan yang dimaksud.
Sumber:
Judul: Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Upacara WetonanPada Masyarakat Hindu Etnis Jawa
Penulis: Duwi Oktaviana
Sumber: STAHN Mpu Kuturan Singaraja
0 Response to "Gambaran Umum Tahapan Upacara Wetonan"
Post a Comment