Pengertian Awatara dan 10 Awatara Dewa Wisnu Menurut Hindu

HINDUALUKTA – Pernahkah anda mendengar tentang awatara? Kalau teman-teman pernah belajar tentang agama Hindu tentunya pernah. Karena awatara merupakan perwujudan Tuhan Ida Sanghyang Widhi Wasa turun ke dunia untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran. Untuk lebih jelasnya akan kita bahas dalam tulisan di bawah ini.

Pengertian Awatara

Secara etimologi Awatara atau Avatar adalah inkarnasi Brahman (Tuhan Yang Maha Esa) turun ke dunia, mengambil suatu bentuk dalam dunia material, guna menyelamatkan dunia dari kehancuran dan kejahatan, menegakkan dharma dan menyelamatkan orang-orang yang melaksanakan Dharma atau Kebenaran. 

Dijelaskan bahwa Tuhan turun kedunia bilamana kejahatan sudah merajalela alias kejahan sudah menguasai dunia. Maka Tuhan Yang Maha Esa akan turun kedunia mengambil bentuk tertentu untuk menyelamatkan dunia dari Kehancuran. Di dalam Hindu terdapat sepuluh awatara Dewa Wisnu yang dikenal dengan nama Dasa Awatara. Adapun 10 Awatara Wisnu yang paling terkenal dalam Hindu Yakni sebagai berikut:

1. Matsya Awatara

Matsya Awatara merupakan awatara Wisnu yang berwujud ikan raksasa. Dalam bahasa Sanskerta, kata matsya sendiri berarti ikan. Matsya Awatara muncul pada masa Satyayuga, pada masa pemerintahan Raja Satyabrata (lebih dikenal sebagai Maharaja Waiwaswata Manu), putra Wiwaswan, dewa matahari. Wisnu turun kedunia dalam bentuk Matsya Awatara untuk memberitahu Maharaja Manu mengenai bencana air bah yang akan melanda bumi. Ia memerintahkan Maharaja Manu untuk segera membuat bahtera besar. Sejarah serupa juga tertulis dalam kisah Nabi Nuh, yang konon membuat bahtera besar untuk melindungi umatnya dari bencana air bah yang melanda bumi dari kehancuran. Sumber lain yang serupa juga bisa ditemukan dalam cerita penduduk asli Amerika dan Yunani.


2. Kurma Awatara,

Kurma Awatara merupakan penjelmaan kedua dewa Wisnu yang berwujud kura-kura raksasa. Kurma Awatara muncul pada masa Satyayuga. Kitab Adiparwa menjelaskan bahwa Kurma Awatara tersebut bernama Akupa. Kisah Wisnu Turun kedunia mengambil wujud Kurma Awatara juga dapat ditemukan dalam berbagai Kitab Purana. Dijelaskan bahwa Dewa Wisnu mengambil wujud seekor kura-kura (kurma) dan mengapung di lautan susu (Kserasagara atau Kserarnawa). Hal ini dilakukan pada saat Para Dewa dan para Asura mengaduk lautan susu untuk mendapatkan tirta amerta keabadian. Diceritakan bahwa saat itu Para Dewa dan Asura mengaduk lautan susu menggunakan Gunung Madara dengan Tali naga Wasuki. Karena guncangan dasyat yang dapat menghancurkan Bumi maka Dewa Wisnu mengambil wujud Kurma Awatara untuk menopang Gunung Mandara. Disisi lain, Dewa Indra memegang puncak gunung tersebut agar tidak terangkat ke atas. Setelah sekian lama tirta amerta berhasil didapat.


3. Waraha Awatara,

Waraha awatara merupakan penjelmaan ketiga dari Dewa Wisnu yang berwujud Babi Hutan. Waraha Awatara ini muncul pada masa Satyayuga (zaman kebenaran). Waraha Awatara banyak dibahas dalam Kitab Waraha Purana dan Purana-Purana lainnya. Diceritakan bahwa zaman Satyayuga (zaman kebenaran), ada seorang raksasa bernama Hiranyaksa, adik raksasa Hiranyakasipu. Keduanya merupakan kaum Detya (raksasa). Hiranyaksa hendak menenggelamkan Pertiwi (planet bumi) ke dalam "lautan kosmik," suatu tempat antah berantah di ruang angkasa. 


Melihat Bumi akan kiamat, Dewa Wisnu Turun kedunia mengambil wujud babi hutan yang memiliki dua taring panjang mencuat dengan tujuan menopang bumi yang dijatuhkan oleh Hiranyaksa. Penyelamatan Bumi dari Kiamat yang dilakukan Waraha Awatara tidak berlangsung lancar karena dihadang oleh Hiranyaksa. Akibatnya terjadi pertempuran sengit antara Waraha Awatara dan raksasa Hiranyaksa. Beberapa sumber mengatakan bahwa pertempuran tersebut berlangsung selama ribuan tahun dan akhir dari pertempuran raksasa Hiranyaksa tewas ditangan Dewa Wisnu. Waraha Awatara kemudian mengangkat bumi yang bulat seperti bola dengan dua taringnya yang panjang mencuat, dari lautan kosmik, dan meletakkan kembali bumi pada orbitnya.

4. Narasimha Awatara,

Narasinga Awatara merupakan penjelmaan Wisnu yang turun ke dunia berwujud manusia dengan kepala singa, berkuku tajam seperti pedang, dan memiliki banyak tangan yang memegang senjata. Wujud ini merupakan symbol dari pelindung terhadap Dharma ketika dikuasai oleh Adharma. Dijelaskan dalam kitab Purana bahwa Narasimha Awatara muncul pada saat zaman Satyayuga (zaman kebenaran). Dimana saat itu, raja asura (raksasa) yang bernama Hiranyakasipu membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan Wisnu, dan dia tidak senang apabila di kerajaannya ada orang yang memuja Wisnu. Sebab bertahun-tahun yang lalu, adiknya yang bernama Hiranyaksa dibunuh oleh Waraha, awatara Wisnu.


Dijelaskan bahwa Hiranyakasipu memiliki kesaktian yang luar biasa sejak melakukan tapa yang sangat berat, dan hanya memusatkan pikirannya pada Dewa Brahma. Setelah Brahma berkenan untuk muncul dan menanyakan permohonannya, Hiranyakasipu meminta agar ia diberi kehidupan abadi, tak akan bisa mati dan tak akan bisa dibunuh. Namun Dewa Brahma menolak, dan menyuruhnya untuk meminta permohonan lain. Akhirnya Hiranyakashipu meminta, bahwa ia tidak akan bisa dibunuh oleh manusia, hewan ataupun dewa, tidak bisa dibunuh pada saat pagi, siang ataupun malam, tidak bisa dibunuh di darat, air, api, ataupun udara, tidak bisa dibunuh di dalam ataupun di luar rumah, dan tidak bisa dibunuh oleh segala macam senjata. Mendengar permohonan tersebut, Dewa Brahma mengabulkannya.

5. Wamana Awatara,

Wamana Awatara merupakan penjelmaan Dewa Wisnu yang kelima mengambil wujud putra Aditi dan Kasyapa, seorang Brahmana. Wamana Awatara turun untuk menghancurkan raja Bali (Mahabali, seorang Asura, cucu dari Prahlada) karena telah merebut surga dari kekuasaan Dewa Indra. Dewa Wisnu turun ke dunia mengambil wujud Wamana awatara dilukiskan sebagai Brahmana dengan raga anak kecil yang membawa payung. Penjelmaan ini merupakan wujud pertama Dewa Wisnu mengambil bentuk manusia. Wamana Awatara dikenal juga dengan sebutan Upendra.



6. Parasurama Awatara

Parasurama Awatara (Ramaparasu) merupakan jelmaan ke enam dewa Wisnu dengan mengambil bentuk seorang tokoh Ciranjiwin (abadi) dalam ajaran agama Hindu. Dijaka dilihat dari arti namanya maka Parashurama bermakna "Rama yang bersenjata kapak". Nama lainnya adalah Bhargawa yang bermakna "keturunan Maharesi Bregu". Parasurama Awatara turun ke dunia pada zaman Tretayuga dimana saat iru banyak kaum kesatria yang berperang satu sama lain sehingga menyebabkan kekacauan di dunia. Melihat hal itu, Dewa Wisnu turun kedunia sebagai seorang brahmana berwujud angker, yaitu Rama putra Jamadagni, untuk menumpas para kesatria tersebut.



7. Rama Awatara

Awatara Dewa Wisnu selanjutnya yakni Rama Awatara merupakan seorang raja legendaris yang terkenal dari India pada zaman Tretayuga. Beberapa sumber menyebutkan Rama Awatara adalah keturunan Dinasti Surya atau Suryawangsa. Ia berasal dari Kerajaan Kosala yang beribukota Ayodhya. Dalam kitab Ramayana, diceritakan bahwa Rama terlahir sebagai putera sulung Raja Dasarata dengan Kosalya, ia dipandang sebagai Maryada Purushottama, yang artinya "Manusia Sempurna". Rama merupakan suami dari Dewi Sita yaitu inkarnasi dari Dewi Laksmi. Lawan utamanya adalah Asura Rahwana.


8. Kresna Awatara

Kresna Awatara merupakan jelmaan Dewa Wisnu dengan berwujud pria berkulit gelap atau biru tua, memakai dhoti kuning dan mahkota yang dihiasi bulu merak. Kresna Awatara digambarkan dalam beberapa arca sebagai seorang pria bermain seruling sambil berdiri dengan kaki yang ditekuk ke samping. Dalam kitab Purana dan Mahabharata disebutkan Kresna Awatara adalah putra kedelapan Basudewa dan Dewaki, bangsawan dari kerajaan Surasena, kerajaan mitologis di India Utara. Awatara Dewa Wisnu yang kedelapan ini digambarkan sebagai sosok pengembala muda yang mahir bermain seruling, sedangkan dalam wiracarita Mahabharata ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Selain itu ia dikenal pula sebagai tokoh yang memberikan ajaran filosofis. Ajaran-ajaran tentang ilmu filosifis Kresna Awatara dapat dijumpai kitab Bhagawadgita.



9. Buddha Awatara

Buddha Awatara atau lebih dikenal dengan nama Gautama Buddha merupakan awatara (inkarnasi) kesembilan di antara sepuluh awatara (Dasawatara) Dewa Wisnu. Dalam kitab Bhagawatapurana, Buddha Awatara disebut sebagai awatara kedua puluh empat di antara dua puluh lima awatara Wisnu. Secara hafiah kata buddha berarti "Dia yang mendapat pencerahan" dan dapat mengacu kepada Buddha lainnya selain Gautama Buddha, pendiri Buddhisme yang dikenal pada masa sekarang.  



10. Kalki Awatara

Jelmaan Wisnu yang ke sepuluh adalah Kalki Awatara. Ia merupakan awatara Wisnu yang terakhir yang akan datang pada akhir zaman Kaliyuga (zaman kegelapan dan kehancuran) saat ini. Beberapa sumber menjelaskan bahwa Beliau mengendarai kuda putih (beberapa sumber mengatakan nama kudanya Devadatta [anugerah Dewa] dan dilukiskan sebagai kuda bersayap). Kalki memiliki pedang berkilat yang digunakan untuk memusnahkan kejahatan dan menghancurkan iblis Kali kemudian menegakkan kembali dharma dan memulai zaman yang baru.



Demikianlah 10 Awatara Wisnu yang paling terkenal. Semoga tulisan ini bermanfaat dan memberi ilmu baru kepada teman teman.


1 Response to "Pengertian Awatara dan 10 Awatara Dewa Wisnu Menurut Hindu"

  1. youtube.com - Vocalodl
    Youtube.com is the place for your conversation, and you can play video youtube downloader game development, video game music, YouTube.com Logo. Youtube.com · YouTube.com.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel