Masyarakat Hindu Minta Hari Dipavali Sebagai Hari Libur Fakultatif
Pertemuan Pimpinan DPR RI Fadli Zon dan Gerakan Masyarakat Sadhana |
ALUKTA-- Dilansir dari Portal DPR. Go.Id, Gerakan Masyarakat Sadhana (Sanathana Dharma Nusantara) meminta hari Dipavali sebagai hari libur Fakultatif. Permintaan tersebut dikatakan Delegasi Sadhana yang dipimpin oleh AS. Kobalen kepada Wakil Ketua DPR RI Kordinator bidang Politik dan Keamanan , Fadli Zon saat audiensi di ruang kerja Pimpinan DPR RI, Rabu (29/7).
“Melalui DPR Masyarakat Sadhana meminta hari Dipavali sebagai hari libur fakultatif, karena Dipavali ini merupakan suatu hari yang dijadikan peringatan bagi umat Hindu. Mereka menginginkan bagi yang merayakannya boleh libur,” ungkap dia.
Menanggapi hal itu, Politisi dari Partai Gerinda ini pun berjanji akan meneruskan permintaan tersebut kepada pihak pemerintah, karena hari libur flutiatif sejatinya merupakan hak prerogative presiden. “Sejauhmana kajiannnya nanti tergantung dari pihak pemerintah. Kalau jadi hari libur nasional memang saat ini sudah cukup banyak hari libur, oleh karena itu mereka berharap libur fluktuatif artinya libur bagi yang merayakannya saja. Dan tahun ini menurut mereka peringatan Dipavali jatuh pada tanggal 10 November mendatang,” kata dia.
Dikesempatan yang sama, AS Kobalen menjelaskan pada 10 November nanti akan diperingati hari Dipavali yang ke- 5117, namunya perayaannya akan digelar pada 21 November di Jakarta. Saat itu ribuan umat Hindu yang hadir selain akan menjalani ritual Dipavali, juga akan menampilkan tari-tarian, serta penganugerahan beberapa penghargaan pada tokoh-tokoh Nasional.
Diketahui Hari Dipavali adalah dalam Agama Hindu berarti "Festival Cahaya". Festival ini melambangkan kemenangan baik atas buruk, dan lampu dinyalakan sebagai tanda perayaan serta harapan umat manusia. Perayaan ini terfokus pada lampu dan cahaya, terutama pada lampu "diya" tradisional. Kembang api juga turut dipergunakan dalam festival ini dalam beberapa bagian negara.
Deepavali dirayakan selama lima hari berturut-turut dalam kalendar Hindu bulan "Ashwayuja". Biasanya ini terjadi dalam bulan Oktober atau November, dan merupakan salah satu festival terpopular dan paling ditunggu-tunggu di India. Umat Hindu, Jain, dan Sikh sama-sama menganggap festival ini sebagai perayaan hidup dan menggunakan peryaan ini untuk memperkuat tali persaudaraan antara keluarga dan teman.
Yang Jadi Pertanyaan ...kenapa bukan hari raya galungan yang di Usulkan?
ReplyDelete