Hakikat Ilmu Agama Berdasarkan Filsafat Ontologi

Pengertian Filsafat Ontologi
HINDUALUKTA--  Pernahkah terpikirkan dibenak anda, Apakah itu agama? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian atau definisi agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. 

Sedangkan, menurut Wikipedia, kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja “re-ligare” yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Namun, menurut kepercayaan Hindu, agama berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari kata "A" dan "gam". "a" artinya tidak dan "gam" artinya pergi atau bergerak. Jadi kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau bergerak dan bersifat abadi. Menurut Hindu yang dimaksudkan memiliki sifat abadi (kekal dan tidak berubah-ubah) adalah Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Demikian pula ajaran-ajaran yang diwahyukan-Nya adalah kebenaran abadi yang berlaku selalu, dimana saja dan kapan saja.

Lalu, Apakah tujuan mempelajari agama? Indonesia sendiri adalah Negara yang kental dengan pluralisme, dimana terdiri dari beragam agama, suku maupun budaya. Setiap agama memiliki tujuan dan kepercayaan tersendiri bagi pemeluknya sesuai dengan ajaran yang mereka anut. Dalam kepercayaan Hindu tujuan mempelajari agama adalah "Moksartham Jagadhitaya ca iti Dharma", yang berarti, tujuan hidup adalah untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir dan bathin.

Mengapa perlu belajar agama, hal apakah yang melatarbelakanginya? Itulah pertanyaan yang selalu muncul dibenak saya. Ajaran agama ternyata sangat kuat pengaruhnya terhadap karakteristik seseorang. Munculnya agama karena dipengaruhi oleh degradasi moral yaitu kemerosotan kemuliaan manusia. Untuk membatasi hal itulah peran dari agama sangat dibutuhkan demi menjaga keseimbangan antara perbuatan baik dengan perbuatan buruk.
  •  Filsafat Ontologi
Hakikat menurut adalah intisari atau dasar. Ilmu berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah sesuatu yang diperoleh oleh seseorang karena didasari oleh rasa ingin tahu, pengetahuan bersifat benar bagi pemikir sesuai dengan proses pengalaman yang timbul karena rasa ingin tahu tersebut. Sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematik dan bersifat objektif.

Agama adalah suatau kepercayaan yang dianut oleh seseorang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan itu sendiri merupakan sesuatu yang mempunyai kekuatan yang sangat besar, tak terpikirkan, berada dimana-mana dan tidak tampak oleh panca indria manusia. 

Filsafat adalah usaha sadar untuk memperoleh ilmu pengetahuan secara terus menerus. Ontologi adalah cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang hakikat ilmu pengetahuan.

Hakikat ilmu agama ditinjau dari sudut filsafat ontologi dimana ilmu ajaran keyakinan (agama) dapat dibuktikan secara objektif, bahkan kepada orang yang tidak menganut keyakinan tersebut. 

Artinya pembuktian ilmu agama bersifat universal bagi semua orang, tak perduli keyakinan apapun yang dianut oleh orang tersebut.

0 Response to "Hakikat Ilmu Agama Berdasarkan Filsafat Ontologi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel