Wedakarna Perjuangkan Kepulangan Prasasti Airlangga
Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III Didampingi Teruna Teruni Bali Menyambut Wakil Presiden India Mohammad Hamid Ansari |
Prasasti yang ditulis dengan bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno ini peninggalan tahun 1040 Masehi yang isinya menceritakan beberapa peristiwa jaman Hindu serta silsilah keluarga raja yang berurutan.
Dan kini usaha untuk mengembalikan sejumlah benda pusaka Nusantara terus diupayakan oleh Senator DPD RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III terutama saat menyambut kedatangan Wakil Presiden India Mohammad Hamid Ansari di Bali.
“Saya sudah menyampaikan pada Wapres India bahwa ada sebuah Prasasti asli Indonesia yang pernah dibawa oleh Gubernur Jendral Inggris di Jawa, Thomas Stamford Rafles pada tahun 1812 ke India. Kini Prasasti Batu itu teronggok disebuah gudang Museum di Kalkuta. Kita akan usahakan agar pemerintah India berkenan menyerahkan prasasti itu ke Indonesia. Dan kita dorong Pemerintah Pusat yang menginisiasi hal ini. Saya senang hal ini sudah tersounding ke Wakil Presiden India.”ungkap Senator Gusti Wedakarna.
Menurut sejarah, Prasasti Pucangan ditemukan ditempat pertapaan Pucangan dekat Gunung Penanggungan,Mojokerto Jawa Timur.
“Ada dua prasasti zaman Hindu yang dibawa Rafles ke India yakni Prasasti Sangguran ( Minto Stone ) dan Prasasti Pucangan. Prasasti Sangguran diserahkan Rafles ke bangsawan di Skotlandia. Prasasti ini dibuat pada tahun 929 Masehi yang berasal dari Ngandat Malang Jawa Timur. Dalam prasasti itu tertera nama Raja Jawa, Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sari Wijayamokanamottungga. Dua prasasti dulu dibawa dari Jawa ke India yang juga wilayah koloni Inggris," ungkap Gusti Wedakarna.
“Saya percaya jika anak bangsa Indonesia kini mampu menuntaskan revolusi yang belum selesai, menuntaskan tugas leluhur yang tertunda, maka semesta akan memberikan berkah kepada Nusantara ini.Ini semua tertuang dalam Kitab Sabdo Palon Nayogenggong. Bahwa Nusantara dan Majapahit akan bangkit kembali dan yang menjadi pemicunya adalah Bali. Maka dari itu, setiap individu di Bali memiliki sebuah tanggungjawab sosial untuk mempertahankan tradisi, adat dan agama Hindu. Ini adalah hukum alam yang paling mendasar. Saya berharap pusaka – pusaka Indonesia bisa kembali kepangkuan ibu pertiwai.” sambung Gusti Wedakarna yang juga Presiden The Hindu Center Of Indonesia.
Selain itu, diapun memprotes kerja presiden, pasalnya sebenarnya urusan seperti itu adalah tugas para menteri tetapi mereka tidak mengupayakanya. Maka dari itu, lanjutnya, dirinya sendiri yang akan mencoba untuk menyelesaikan tugas tersebut.
“Seharusnya yang mengurusi hal seperti ini ya Presiden dan sekelas Menteri. Beginilah Indonesia kini, jika terdapat peninggalan Nusantara, mereka selalu abai. Selaku anggota DPD RI saya akan coba komunikasikan dengan Perdana Menteri India. Kebetulan beliau lahir dari Partai Hindu yakni Bharatiya Janata Party. Saya harap permintaan Indonesia ini bisa dikabulkan.”jelas dia.
0 Response to "Wedakarna Perjuangkan Kepulangan Prasasti Airlangga"
Post a Comment