Kumpulan Kata-kata Mutiara Hindu (Petua)
HINDUALUKTA-- Kata Mutiara merupakan sebuah istilah yang terdiri dari dua penggabungan kata, yaitu kata mutiara yang berarti sebuah benda keras yang diproduksi di dalam jaringan lunak khususnya dlam mantel dari moluska hidup. Mutiara merupakan sebuah benda yang berharga sangat mahal dan kerap dijadikan sebagai perhiasan yang sangat bagus untuk dunia fashion.
Sementara arti kata berarti suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks.
Bila digabungkan dari dua pengertia antara kata dan mutiara, maka akan dapat disimpulkan bahwa Kata Mutiara merupakan suatu akar kata yang memiliki arti yang sangat mahal, bahkan kata tersebut setara dengan hal-hal yang bersifat mulia, seperti halnya perhiasan-perhiasan yang mahal dan dipergunakan dalam kehidupan untuk mempemuliakan manusia.
Sebenarnya kata kata mutiara paling banyak kita jumpai di internet. Melalui artikel ini saya mencoba menghimpun beberapa kata mutiara yang bijak yang terdapat dalam kita suci hindu dan sastra lainya. Jadi setiap kata-kata mutiara (petua) ini akan akn disertai dengan sloka atau sumber buku dan juga bisa dengan nama pengarang.
Berikut kata-kata mutiara Hindu yang dikumpul dari berbagai sumber:
"Jadi yoga tidak selalu melakukan tapa,brata dan semadhi, yoga dapat berarti pula melakukan kewajiban/pekerjaan yang seimbang dalam menjalankan kehidupan kita masing-masing, terlepas dari keberhasilan ataupun kegagalan, kita tetap harus berusaha dan berjuang untuk melakukan kewajiban/pekerjaan tersebut." (BG 2.48)
"Taklukkanlah kemarahan orang lain tanpa kemarahan
taklukkanlah penjahat dengan kebaikan
taklukkanlah orang yang kikir dengan sifat saling memberi
taklukkanlah kebohongan dengan kebenaran" (Udyogaparwa 38. 73-74)
taklukkanlah penjahat dengan kebaikan
taklukkanlah orang yang kikir dengan sifat saling memberi
taklukkanlah kebohongan dengan kebenaran" (Udyogaparwa 38. 73-74)
“terciptanya kendaraan merpati… mengejar dengan ayat-ayat suci… sukacita… memberikan ternakmu makanan… melawan semua kesedihan dan kesulitan…. biarkan burung terbang cepat… meninggalkan kami… maju dan semangat…” (Rigveda 10.165.5)
“semoga tercurahkan untukku… kekuatan, dorongan, pengaruh, kecenderungan, pemikiran, wahyu, ketenaran, kemasyhuran, norma, cahaya, surga, napas, pikiran, pembelajaran, suara, akal, mata, telinga, keterampilan, kekuatan, kekuatan, kehidupan, usia tua, tubuh, perlindungan, penjagaan bagi anggota tubuh, tulang, sendi, tubuh (kemakmuran melalui pengorbanan)” (Yajurveda Khanda 4: 7.1.b)
“Aku memaklumkan bahwa orang yang mempelajari percakapan kita yang suci ini… bersembahyang kepada-Ku dengan kecerdasannya…” (BG 18.70)
"Wahai Putera Kunti, seorang yang dikatakan bijaksana, yang konon bisa mengendalikan indria-indrianya pun, pikirannya masih terikat dan dikendalikan oleh indria-indria mereka sendiri." (Bhagawad Gita 2.60)
“ketika kebodohan tinggal dalam kegelapan, bijaksana dalam kesombongan mereka sendiri, dan kesombongan dengan pengetahuan yang sia-sia berputar-putar sempoyongan ke sana kemari, seperti orang buta yang dipimpin oleh orang buta” (Upanishad.Mundaka 1.2.8-9)
“ketika mereka telah lama hidup dalam kebodohan, mereka menganggap diri mereka bahagia karena orang-orang yang bergantung pada perbuatan baik | karena nafsu boros mereka, mereka jatuh dan menjadi sengsara ketika hidup mereka (di dunia yang mereka peroleh dengan perbuatan baik mereka) sudah selesai” (Upanishad.Mundaka 1.2.8-9)
“Janganlah napasmu meninggalkan-Nya, sekalipun berhenti bernapas dan pergi! Aku mendoakan dia ke Tujuh Resi: semoga mereka sampaikan kepada-Nya dalam kesehatan untuk usia tua!” (Atharvaveda 7.53.4)
"Karena berbicara engkau menemukan kebahagiaan, karena berbicara engkau mendapat kematian, karena berbicara engkau akan menemukan kesusahan, dan karena berbicara pula engkau mendapat sahabat". (Nitisastra, Sargah V. bait 3)
"Semoga semua mahluk memandang kami dengan pandangan mata seorang sahabat, semoga saya memandang semua makluk sebagai seorang sahabat, semoga kami berpandangan penuh persahabatan". (Yayur Weda XXXVI.18)
"Pusatkan pikiranmu kepada-Ku, berbakti kepada-Ku, dan setelah kau mendisiplinkan jiwamu, maka Aku akan menjadi tujuanmu yang tertinggi dan kau akan tiba kepada-Ku" (Bhagavad Gita IX.34)
"Persembahan yang dilakukan tanpa diketahui maknanya adalah sia-sia, sama dengan mempersembahkan kebodohannya dan persembahan itu tak ada bedanya dengan segenggam abu."(Manava Dharma Sastra III.97)
"Kita harus memperlakukan seseorang dengan ramah" (Reg Weda X.10.1)
"Bahwa di gunung-gunung mengandung harta benda yang amat bernilai. Maka dari itu mari kita lestarikan alam di sekitar kita. Jangan membuang sampah sembarangan di alam terbuka (gunung, hutan, sungai, danau, laut)" (Rgveda 1.130.3)
"Bunga adalah lambang ketulusan dan keikhlasan pikiran yang suci. (Lontar Yadnya Prakerti)
Siapapun yang sujud kepada-Ku dengan persembahan setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan, atau seteguk air, akan Aku terima sebagai bakti persembahan dari orang yang berhati suci." (BG IX.26)
Siapapun yang sujud kepada-Ku dengan persembahan setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan, atau seteguk air, akan Aku terima sebagai bakti persembahan dari orang yang berhati suci." (BG IX.26)
"Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa disucikan dengan pelajaran suci dan tapa brata, kecerdasan dengan pengetahuan yang benar." (MD V. 109)
"Dari Makananlah munculnya mahluk hidup, Dan makanan ada karena hujan, Adanya hujan berasal dari yadnya, Dan Yadnya itu ada karena adanya karma." (BG III.14)
"Dimana wanita hidup dalam kesedihan, maka keluarga itu cepat akan hancur berantakan, tetapi dimana wanita itu tidak menderita, maka keluarga itu akan selalu bahagia)." (MD III.5)
"Siapa pun yang mampu mengendalikan indria-indrianya dan memusatkan pikirannya kepadaku, dialah orang yang memiliki kesadaran sejati" (Bhagawad Gita 2.61)
"Bila kecerdasanmu telah lepas dari hutan khayalan yang lebat
Pada saat itulah engkau akan acuh terhadap apa yang pernah kau dengan dan apa yang akan kau dengar" (BG 2.52)
"Tidak ada kelahiram maupun kematian bagi sang roh
Dia tidak diciptakan pada masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang
Dia tidak dilahirkan dan bersifat abadi
Dia tidak akan mati apabila badan kasar ini mati" (BG 2.20)
Dia tidak diciptakan pada masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang
Dia tidak dilahirkan dan bersifat abadi
Dia tidak akan mati apabila badan kasar ini mati" (BG 2.20)
Nah demikian kata-kata mutia dan petua yang dikumpul dari berbagai kitab suci hindu semoga bermanfaat.
0 Response to "Kumpulan Kata-kata Mutiara Hindu (Petua)"
Post a Comment