Miswanto Sayangkan Konflik Reklamasi Bali Libatkan Sulinggih

Masyarakat Bali Demo Tolak Reklamasi
HINDUALUKTA-- Penolakan  reklamasi Teluk Benoa, Bali yang digagas PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) terus menuai pro dan kontra. Penolakan tersebut dilandasi beberapa faktor seperti misalnya yang pertama:

Pariwisata Bali tergantung kepada alam yang membentuk budaya dan spiritualitas. Jika itu hilang, pariwisata Pulau Dewata akan bangkrut. Reklamasi akan merusak fungsi dan nilai konservasi kawasan serta perairan Teluk Benoa, misalnya daerah resapan banjir, campuhan agung [situs suci], dan kawasan ekosistem.

Reklamasi juga akan menyebabkan berkurangnya fungsi Teluk Benoa sebagai tampungan banjir dari 5 sub-DAS [Daerah Aliran Sungai]. Reklamasi dengan membuat pulau baru akan menimbulkan kerentanan terhadap bencana. Karena lapisan tanah pulau baru itu lemah akan getaran dan bertentangan dengan prinsip adaptasi bencana. Peningkatan padatan di habitat terumbu karang dapat mematikan polip karang dan merusak sekelilingnya. Dan teluk dapat kehilangan kesehatan ekosistem. Reklamasi akan mengancam ekosistem mangrove dan prapat [sonneratia spp] yang tumbuh di Teluk Benoa. Karena kondisi perairan akan berubah.

Ancaman bahaya abrasi kian menjadi seandainya reklmasi betul-betul terealisasi. Akibat Bencana ekologis makin meluas. Tidak hanya teluk benoa, tapi tempat pengambilan material juga ikut kena dampak serupa. Merosotnya keragaman hayati juga berpengaruh pada ekonomi sosial. Reklamasi adalah cara investor mendapatkan tanah murah di kawasan strategis pariwisata. Jika hal ini terealisasi, maka nilai kawasan suci akan merosot. Kehilangan wilayah konservasi. Dan menghilangnya perairan bebas seluas 700 ha.

Peraturan yang dikeluarkan pemerintah pada Perpres No.51 Th.2014 hanya menguntungkan investor. Imbasnya adalah masyarakat Bali tidak berdaulat atas alamnya dan tata kelola lingkungan hidup. Pembangunan yang tak berimbang. Dinas Pariwisata pernah mengeluarkan riset bahwa telah kelebihan 1000 kamar. Gubernur pun sampai membuat moratorium [jeda sementara] untuk Bali Selatan. Dengan adanya reklamasi ini, pembangunan antara Bali Selatan, utara, barat dan timur akan makin timpang.

Reklamasi pada dasarnya adalah proses pembuatan daratan baru di lahan yang tadinya tertutup air, seperti bantaran sungai atau pesisir. Reklamasi Teluk Benoa, pada pokoknya mengubah peruntukan perairan Teluk Benoa, dari kawasan konservasi menjadi zona budi daya yang terletak di sisi tenggara Pulau Bali, tepatnya di Pulau Pudut.

Akibat dari dampak tersebut, beberapa organisasi bali terus melakukan penolakan mulai dari Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBali), Musisi asal Bali, Jerinx, drummer Superman Is Dead sekaligus vokalis Devildice yang juga sempat mendapatkan teror akibat penolakan tersebut, Penyair I Wayan ‘Jengki’ Sunarta dan Ribuan Masyarakat Bali.

Dosen STAH Santika Dharma Malang, Miswanto,
Selain itu, penolakan tersebut bahkan sampai melibatakan parah Sulinggi yang tergabung dalam Tim 9 Sulinggih yang dibentuk Pesamuhan Sabha Pandita dan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat yang berlangsung di Jakarta.

"Sabha Pandita menerima naskah akademis dari Sabha Walaka yang dijadikan bahan untuk membuat keputusan atau Bhisama nanti. Tapi tidak serta merta semua usulan bisa diterima. Akan menjadi pertimbangan apalagi menyangkut masalah Teluk Benoa yang rawan mengundang dialektika. Lama kajian belum bisa ditentukan, tergantung situasi," ujar ketua tim pengkajian, Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda, Senin (26/10/2015).

Menanggapi hal itu, Dosen STAH Santika Dharma Malang, Miswanto, yang juga Guru Agama Hindu di SMpN 4 BATU dan Koresponden di Media Hindu menyayangkan terkait ikutnya para sulinggi dalam permasalah tersebut. Pasalnya reklamasi tersebut merupakan konflik horizontal, yang jika salah sedikit maka sulinggih kita yang merupakan orang yang telah disucikan akan menjadi objek cacian (bagi mereka yang kontra) dan objek pujian (bagi mereka yang pro).

"Sangat disayangkan kalau seandainya para "sulinggih" di Bali yang sudah "disucikan" akhirnya terlibat dengan masalah "reklamasi" yang sarat dengan kepentingan "duniawi". Mestinya kita tidak perlu melibatkan para "penglingsir" kita untuk urusan-urusan yang rawan dengan konflik horizontal. Jika ini sudah terjadi maka sulinggih kita akan menjadi objek cacian (bagi mereka yang kontra) dan objek pujian (bagi mereka yang pro). Mestinya para pandita kita terbebas dari masalah ini," Tulis pria yang pernah jadi mahasiswa di Universitas Merdeka Malang, di facebooknya.

Seperti diketahui, penolakan reklamasi bali sudah berjalan semenjak tahun 2012. Dimana saat itu, gubernur Bali memberi izin kepada PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) untuk melakukan reklamasih. Namun hal tersebut ditolak besar-besaran warga karena akan merusak, budaya dan adat serta kesucian Bali. Selain itu banyak dampak lain juga akan terjadi seperti Bali akan dikuasai orang pendatang, seperti yang terjadi dijakarta (pemilik tanah tersingkir), serta akan terjadi arabisasi.

0 Response to "Miswanto Sayangkan Konflik Reklamasi Bali Libatkan Sulinggih"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel