Pengertian Kitab Brahmana dan Anyaraka

AddPengertian Kitab Brahmana dan Anyaraka
HINDUALUKTA-- Seperti kita ketahui bahwa umat Hindu memiliki banyak Kitab-suci. Sehingga banyak yang mengatakan bahwa Hindu adalah agama yang sangat susah dipahami. Namun tanggapan tersebut salah. Karena sebenarnya dalam Hindu tidak dianjurkan untuk mengetahui semua ajaran Veda tetapi lebih kepada praktenya.

Salah satu ajaran hindu yang lebih banyak diterapkan dalam kehidupan yakni Tri kaya Parisuda.Umat Hindu yang dapat menerapkan hal tersebut sebagai penuntun akan memiliki hidup yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang menguasai Veda tetapi masih suka berbuat tidak baik (Adharma).

Kendati demikian, mengetahui semua isi Veda bukanlah hal yang salah. Karena Veda merupan ajaran yang sangat baik diterapkan dalam kehidupan manusia. Seseorang yang mengetahui Isi Veda akan memiliki pengetahuan yang sangat luar biasa dan dijamin akan hidup dengan damai. Sebab didalam Veda terdapat semua jenis ilmu. Salah satu kitap suci Hindu yang masih ikut dipelajari saat ini yakni Kitab Brahmana. Selain itu ada juga Kitab Anyaraka.

Kitab Brāhmaṇas sendiri berasal dari bahasa Devanagari: ब्राह्मणम adalah bagian dari naskah-naskah kuno Hindu. Kitab-kitab Brahmana merupakan penjelasan dari keempat kitab Weda dan menjelaskan secara detail tata upacara dan ritual yang sepantasnya dilakukan. Setiap sakha Weda (tradisi) memiliki Brahmana mereka masing-masing dan tidak diketahui seberapa banyak jumlah naskah-naskah ini selama periode Mahajanapada. Total terdapat 19 kitab Brahmana: dua berkenaan dengan Rigweda, enam berkenaan dengan Yayurweda, sepuluh berkenaan dengan Samaweda dan satu berkenaan dengan Atharwaweda. (Wekepedia)

Brahmana adalah salah satu golongan karya atau warna dalam agama Hindu. Mereka adalah golongan cendekiawan yang mampu menguasai ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan. Di jaman dahulu, golongan ini umumnya adalah kaum pendeta, agamawan atau brahmin. Mereka juga disebut golongan paderi atau sami. Kaum Brahmana tidak suka kekerasan yang disimbolisasi dengan tidak memakan dari makluk berdarah (bernyawa). Sehingga seorang Brahmana sering menjadi seorang Vegetarian.

Brahmana adalah golongan karya yang memiliki kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan baik pengetahuan suci maupun pengetahuan ilmiah secara umum. Dahulu kita bertanya tentang ilmu pengetahuan dan gejala alam kepada para brahmana. Bakat kelahiran adalah mampu mengendalikan pikiran dan prilaku, menulis dan berbicara yang benar, baik, indah, menyejukkan dan menyenangkan. Kemampuan itu menjadi landasan untuk mensejahterakan masyarakat, negara dan umat manusia dengan jalan mengamalkan ilmu pengetahuannya, menjadi manggala (yang dituakan dan diposisikan secara terhormat), atau dalam keagamaan menjadi pemimpin upacara keagamaan.

Zaman Brahmana
Pada zaman ini ditandai dengan munculnya kitab Brahmana, kitab ini memuat tentang himpunan doa-doa serta penjelasan upacara korban dan kewajiban-kewajiban Keagamaan. Disusun dalam bentuk prosa yang ditulis oleh bangsa Arya yang bermukim dibagian timur India. Jumlah kitab brahmana banyak, antara lain:

Pada zaman Brahmana juga timbul perubahan suasana yang bercirikan antara lain:
  1. Korban atau yajna mendapat tekanan yang berat.
  2. Para pendeta menjadi golongan yang sangat berkuasa
  3. Munculnya perkembangan kelompok-kelompok masyarakat dengan berjenis-jenis pasraman
  4. Dewa-dewa menjadi berkembang fungsinya
  5. Munculnya kitab-kitab Sutra
Ciri-ciri perkembangan kehidupan beragama pada zaman brahmana ini, hidup manusia dapat dibedakan menjadi empat asrama sesuai dengan varna dan dharmanya, yaitu:
  1. Brahmacari, yaitu masa belajar, mencari ilmu pengetahuan,
  2. Grhastha, yaitu tahap hidup berumah tangga dan menjadi keluarga,
  3. Vanaprastha yaitu mulai melepaskan diri dari gemerlap duniawi atau pertapa,
  4. Sannyasin, yaitu kewajiban hidup mininggalkan sesuatu.
Berbeda dari naskah atau kitab Samhita, kitab Brahmana disusun oleh para pendeta Brahmana sekitar abad ke-8 SM. Untuk menjelaskan tentang daya kekuatan korban. Dengan kata lain, kitab tersebut bukanlah kitab puji-pujian kepada para dewa, tetapi merupakan kitab yang berisi keterangan-keterangan dari para brahmana tentang korban dan sesaji. Uraian-uraian didalamnya banyak yang membosankan dan sukar dipahami padahal pikiran dasarnya justru sangat sederhana. Keterangan-keterangan tersebut disertai dengan mitos dan legenda tentang manusia dan para dewa dengan memberikan ilustrasi ritus-ritus korban.

Brahmana juga menekankan dan membahas upacara pengorbanan dan teknik yang benar dalam pelaksanaannya. Termasuk penjelasan dalam menggunakan mantra dalam upacara dan menimbulkan kekuatan mistik dari pengorbanan itu. Bagian ini disebut dengan Brahmana karena mereka membahas tugas dari para Brahim (pendeta) yang melakukan pada saat upacara pengorbanan.

Pada bagian akhir kitab Brahmana terdapat tambahan, kemudian tambahan inilah yang disebut sebagai kitan Anyaraka. Kitab ini berisi tentang renungan sekitar masalah korban sehingga dianggap sakti. Karena itu mempelajarinya harus ditempat-tempat yang jauh dari tempat tinggal manusia, yaitu ditengah-tengah hutan, Aranya = hutan. Aranya (“kitab yang berasal dari hutan”; yaitu buku yang dihasilkan dengan bermeditasi di hutan yang sepi) yang menandai transisi dari pengorbanan Brahmanikal menuju filsafat dan spekulasi metafisika, yang kemudian dimuat dalam Upanisad. Aranyaka terdiri dari interpretasi mistik dari mantra dan upacara, yang disatukan pada saat mengasingkan diri di hutan, yang menimbulkan kedisiplinan. Pengetahuan yang didapat oleh para asketis ini dianggap sebagai wahyu.
  1. Bansi Pandit, Pemikiran Hindu (Surabaya: Paramita, 2006), h. 22
  2. Ruslani, Wacana Spiritualitas Timur dan Barat (Yogyakarta: Qalam,2000), h.92
  3. Mukti Ali, Agama-Agama di Dunia (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1998), h. 60
  4. Zainal Arifin Abbas, Perkembangan Pikiran Terhadap Agama (Jakarta:Al-Husna,1984), h.196
  5. Zainal Arifin Abbas, Perkembangan Pikiran Terhadap Agama (Jakarta: Al-Husna,1984), h.198
  6. Bansi Pandit, Pemikiran Hindu (Surabaya: Paramita,2006), h.33
  7. Mukti Ali, Agama-Agama di Dunia (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press,1988), h. 66
  8. Bansi Pandit, Pemikiran Hindu (Surabaya: Paramita, 2006), h.27.
  9. Bansi Pandit, Pemikiran Hindu (Surabaya: Paramita, 2006), h. 27

0 Response to "Pengertian Kitab Brahmana dan Anyaraka"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel