Tujuan Umum dan Khusus dari Yadnya Menurut Agama Hindu
HINDUALUKTA -- Pembahasan mengenai tujuan Yadnya, dimulai dan unsur Yadnya, maka berikut ikutilah uraian mengenai tujuan Yadnya. Membicarakan mengenai tujuan Yadnya, ada baiknya terlebih dahulu dikemukakan yang menjadi landasan dan pelaksanaan Yadnya itu sendiri. Adapun yang menjadi dasar dari adanya Yadnya itu yang menyebabkan pelaksanaan Yadnya itu merupakan sesuatu yang wajib untuk dilaksanakan oleh umat Hindu antara lain karena:
1. Bahwa alam semesta ini dengan segala isinya adalah berdasarkan atas Yadnya.
2. Adanya ajaran Tri Ma yang mengatakan bahwa setiap orang yang lahir ke dunia ini terikat oleh 3 jenis utang karma yaitu Dewa Ma, Rsi Ma, dan Pitra Ma. Menurut kitab suci Rg Veda bagian Purusa Sukta, menyebutkan hal sebagai berikut :
- Yat purushena havisha deva Yadnyam alanvata, vasanto asyasid ajyam grihm idhmah sarad dhavih.
- Tam Yadnyam barhishi praukshan purusham jalam agratah, tena deva ayajanta sadhnya rishayas caye.
- Tasirnad yaj had sarvahutah sambhrilam prishadajyam, pasun tans cakre vayavyan aranyan gramyas caye.
- Tasirnad Yadnyat sarvahuta ricah samani jajnire, chandansi jajnire tasirnad yajus tasirnad q/ayata.
- Tasirnadasva ajayantaye ke cobhayadatah, gavo hajajnire lasirnadjata ajaayah.
- Yalpurusham vyadadhuh katidha vyakalpayan, mukham kim asya kau hahu kauiru pada ucyete.
- Brahmano ‘ya mukham asid bahu rajanyah kritah, utu tad asya yad vai.syah pabhyam szidro ajavala.
- Candrama manasojatas cakshoh suiyo ajayara, mukhad indras cagnis capranad vayur ajayata.
- Nabhya asid anlariksham sirs hno dyauh sam avanlata, paddhhyam hhuinir disahs ‘rot rat taitha lokan akalpayan. (Rg. Veda: X.90.6-14)
Artinya:
- Ketika para dewa mengadakan upacara korban dengan purusa sebagai persembahan, maka minyaknya adalah musim semi, kayu bakarnya adalah musim panas dan sesajen persembahannya adalah musim gugur.
- Mereka mengorbankan sebagian korban pada rumput Punisa yang lahir pada awal penjadian. Pada dia para Dewa dan semua Sadhyas dan para Rsi mempersembahkan kurban.
- Dan kurban itu, yang padanya sajian universal dipersembahkan keluarlah didih dan mentega yang sudah bercampur. Kemudian ia jadikan binatangbinatang yang padanya Vayu berada, baik binatang buas maupun binatang jinak.
- Dan kurban itu, yang padanya sajian universal dipersembahkan. Rg dan nyanyian Sama lahir. Dan dia lahirnya metrik. Dan dia lahirnya Yajus.
- Dan dia lahirnya kida dan binatang apa saja yang mempunyai gigi dan bans. Sapi lahir dan dia. Dan dialah lahirnya kambing dan bin-bin.
- Ketika mereka menjadikan Pinusa Kurban, menjadi berapa bagiankah mereka dan dia? Apakah mereka mulutnya, lengannya? Dan apakah mereka sebut paha dan kakinya?
- Mulutnya menjadi Brahmana, lengannya menjadi Rajanya, Pahanya menjadi Waisya, Sudra lahir dari kakinya.
- Bulan lahir dan pikirannya, matahari dan matanya. Indra dan agni dari mulutnya. Vayu dari napasnya.
- Dan pusatnya cakrawala ini lahir, dari kepalanya lahirlah langit, dari kakinya lahir bumi, dari telinganya lahir keempat penjuru mata angin, Demikianlah mereka membentuk dunia ini. Berdasarkan mantra yang panjang ini jelas tampak bahwa Tuhan (Maha Purusa) mengorbankan diri-Nya dalam proses menciptakan alam ini.
Sejalan dengan uraian tersebut, kitab Bhagawad Gita juga menjelaskan hal yang sama. Untuk jelasnya perhatikanlah petikan berikut :
sahaYadnyaah prajah srslva,
puro vaca prajapalih,
anena prasav syadhvam,
esa vo s/v istakamandhuk. (‘Bh.Gt.II. 10).
Artinya:
Pada jaman dahulu kala Prajapati menciptakan manusia dengan Yapna dan bersabdha : dengan ini engkau akan mengembang dan akan menjadi kamandhuk dan keinginanmu. Kamandhuk adalah sapi dan Indra yang dapat memenuhi semua keinginan.
devan bhavayata nena.
te deva bhavayan/u vah,
parasparam bhavayantah,
sreyah param avapsyaiha. (Bh.Gt,II.11).
Artinya:
Dengan ini kamu memelihara para dewa dan dengan ini pula para dewa memelihara dirimu, jadi dengan saling memelihara satu sama lain, kamu akan mencapai kebaikan yang maha tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka manusia sebagai makhluk tertinggi sudah sewajarnyalah menyadari akan keberadaan dirinya yang diciptakan dan dipelihara atas dasar Yadnya tersebut. Maka itu ber-Yadnya adalah sesuatu yang wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3. Tri Rna (baca: Rina) artinya tiga hutang. Menurut ajaran agama Hindu setiap manusia yang lahir terikat oleh adanya hutang-hutang yang harus dilunasi selagi hidupnya. Hutang menyebabkan orang terikat oleh kewajiban melunasinya. Ada tiga macam hutang kepada siapa manusia harus membayar atau melunasinya. Ketiga hutang itu adalah :
(1) Dewa Ma yaitu hutang yang ada dan harus dibayar kepada Tuhan dan kepada para dewa-dewa. Hutang ini diperolehnya dari pada-Nya. Tuhan Yang Maha Esa memberikan kita Jiwa atau Atman dan dipelihara oleh para Dewa-dewa sehingga kita menjadi manusia yang berjiwa, manusia yang hidup sejak kecil sampai dewasa.
(2) Rsi Ma yaitu hutang yang ada dan harus dibayar kepada para Rsi atau para Tri Rna wahyu, para pendeta, para guru yang merupakan sumber dan pemberi pengetahuan sehingga kita menjadi orang yang berilmu. Kita berbudi pekerti, beriman dan hidup bahagia adalah karena jasa-jasa para Rsi itu, karena itu sudah sepatutnya kalau kita harus menyampaikan rasa terima kasih sebagai penghormatan dan balas budi.
(3) Pitra Ma yaitu hutang kepada orang tua atau leluhur karena itu harus dibayar kepada para leluhur dan orang tua. Hidup sebagai manusia kita berhutang budi dan hidup kepada orang tua yang masih hidup. Kita berutang pula kepada orang tua yang telah meninggal atau kepada para pitara dan pitari. Berkat jasa-jasa beliau kita menikmati kehidupan ini. Kita dipelihara, dididik, dibesarkan dan disantuni. Tidak ada bahasa yang lebih baik untuk diucapkan dan tidak ada perilaku yang lebih mulia untuk dikerjakan kecuali harus menghormati dan membalas jasanya dengan cara-cara yang sesuai menurut ajaran agama. Memberi penghormatan kepada mereka yang dianggap berjasa kepada kita dalam kehidupan ini, diwajibkan menurut ajaran agama Hindu untuk menghormatinya walaupun kita sendiri tidak mengenalnya secara pribadi. Menyadari akan adanya hutang karena itulah maka Yadnya itu merupakan hal yang wajib untuk dilakukan sebagai cara pembayaran terhadap ketiga jenis hutang tersebut.
#Tujuan Khusus dari Yadnya
Mengenai tujuan Yadnya itu sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Bhagawad Gita maupun kitab lainnya adalah:
1) Untuk membebaskan diri manusia dari ikatan dosa.
islan bhogan hi vo deva,
dda.syante Yadnyahhavitah,
lair dattan apradayaii bhyo,
yo hhunkte slena eva sah. (Bh.Gt, III. 12)
Artinya :
Dipelihara oleh Yadnya, para dewa akan memberi kamu kesenangan yang kau inginkan. Ia yang menikmati pemberian-pemberian ini, tanpa memberikan balasan kepada-Nya adalah pencuri.
Yadnya.sista.vinah sanlo,
inucvanle sarvakilhisaih,
bhunjalet tvagham papa,
ye pacanly almakaranal. Bh. Gita, III. 13).
Artinya :
Orang-orang yang baik yang makan apa yang tersisa dari Yadnya, mereka itu terlepas dan segala dosa. Akan tetapi mereka yang jahat yang menyediakan makanan untuk kepentingannya sendiri, mereka itu adalah makan dosanya sendiri.
2) Untuk membebaskan diri manusia dan ikatan karma.
Yadnyarthal karmano nyatra,
loko yam karmahandhanah,
tadariham karma kauteya,
inuklasangah .camacara. (Rh. Qua, 111.9).
Artinya :
Kecuali pekerjaan apa yang dilakukan sebagai dan untuk yadnya dunia ini juga terikat oleh hukum karma. Oleh karenanya. O Arjuna, lakukan pekerjaanmu sebagai yadnya, bebaskan diri dari semua ikatan. Yadnya melakukan pekerjaan tanpa mengikatkan diri dengan ikhlas dan untuk Tuhan.
Kitab Bhisrna Parwa juga menyebutkan :
“Apan ikang karma kabeh kaentas krta tekapening yqjna niyanvata”
Artinya :
Segala karma itu akan dapat dibebaskan dengan pelaksanaan Yadnya yang sesungguhnya.
3) Yadnya adalah salah satu jalan untuk mencapai sorga, seperti dijelaskan dalam kitab Agastya Parwa
lingnya ikang karya amanguhara swarga, lwirya tapa, Yadnya, kirti.
Artinya:
Ada 2 jalan untuk menuju alam sorga, yaitu tapa, Yadnya dan kirti.
4) Pada akhimya tujuan Yadnya itu adalah untuk mencari “Kalepasan” yaitu manuggal
dengan Brahman.
vajnasistamrtabhujo,
yarti hrahma sanatanani,
na yam loko ‘sty aYadnyasya,
kuto ‘nyah kurusattama. Bh. 0/ta. IV.31).
Artinya:
Mereka yang memakan-makanan suci dan sisa-sisa korban (yadnya) akan mencapai Brahman, dunia ini sajapun bukan untuk ia yang tidak memberikan pengorbanan, apalagi dunia lainnya. O Arjuna yang terbaik dan para Kuru. Hukum dunia adalah yadnya dan ia yang tidak mengikuti ini akan tidak mencapai kebahagiaan hidup.
evam hahuvidha Yadnya,
wflata hrahnano,nukhe,
karmajan viddhi tan .sai-van,
evainjnatva vimoksaye. (Bh. Gita IV.32).
Artinya:
Jadi banyak macam pengorbanan (yadnya) tersebar di muka Brahman (tersebar sebagai jalan untuk mencapai Brahman). Ketahuilah olehmu bahwa semua ini lahir dari pekerjaan (karma), dan mengetahui ini kamu akan terlepas. Pada bagian lainnya ada disebutkan sebagai berikut :
yat karosi yad asnasi,
vajjuhosi dadasi yat,
yat tapasyani kaunteya,
tat kurusva madarpanam
(B/i. c;ita 1X27).
Artinya:
Apapun kau perbuat, apapun kau makan, apapun kau persembahkan, apapun kau berikan, apapun pertapaan kau lakukan, laksanakanlah itu, O Putra Kunti (Arjuna) sebagai persembahan pada-Ku.
‘suhhasuhhaphalair evain,
,noksaye karmabandhanaih,
samnyasayogavuktaima,
i’i,nukto maui upaisyal. (Bh. Gita IX.28,).
Artinya:
Dengan demikian kau akan dibebaskan dan hasil yang baik dan buruk yang mana adalah ikatan dan laksana. Dengan pikiran yang terpusat pada jalan dan kebebasan, kau akan menjadi bebas dan mendapatkan Aku.
Referensi:
Sukrawati, Ni Made. 2019. Acara Agama Hindu. Denpasar: UNHI Press.
Dikutib Dari Buku: Acara Agama Hindu Karya Dr. Ni Made Sukrawati, S.Ag., M.Si halaman 20-26
0 Response to "Tujuan Umum dan Khusus dari Yadnya Menurut Agama Hindu"
Post a Comment