Langkah Proses Belajar Aji Pangliyakan Secara Umum
HINDUALUKTA-- Leak atau Liyak adalah ajaran dari aji pangliyakan dalam Tantra tradisional di Bali. Ajaran ini terkait dengan shakti yoga dan dikenal dengan Aja Wera. Ajaran ini pada umumnya tidak boleh diceritakan yang bersifat rahasia, akibanya banyak yang salah paham. Maka dari itu saya akan membahas hanya kulit luarnya saja. Leak cenderung diidentikkan dengan hal-hal negatif, seperti ilmu untuk menyakiti, memakan mayat manusia di kuburan, berubah wujud menjadi yang seram-seram, dll. Namun pada hakikatnya ini adalah pemahaman yang tidak sepenuhnya benar.
Aji pangliyakan pada dasarnya adalah ajaran dharma yang bertujuan untuk merealisasi kamoksan (pembebasan) atau moksa, yaitu pembangkitan energi dalam diri dengan sarana aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada huruf leak, yang ada adalah : LIYA AK yang berarti lina aksara (memasukkan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui cara-cara tertentu). Energi aksara ini disebut Panca Gni Aksara (Lima Huruf Api). Karena ketika mencapai puncaknya akan mengeluarkan cahaya (jyoti, teja) melalui lima pintu indra tubuh.
Tidak mudah mempelajari aji pangliyakan, ilmu ini sangat rumit dan sangat rahasia. Agar jalurnya benar diperlukan bathin yang bersih. Karena itu sebelum belajar aji pangliyakan terlebih dahulu harus diketahui otonan kita. Agar Guru bisa berhati-hati dalam memberi ajaran ini. Karena kalau salah bisa berakibat fatal seperti menyakiti orang lain.
Dalam Aji Pangliyakan ada beberapa proses belajar yang sering dilakukan. Seperti misalnya:
1. Murid harus mewinten (inisiasi) Brahma Widya (dalam bahasa lontar Ngerangsukan Kawisesan), pada hari baik yang dipilih oleh sang guru.
2. Murid diperkenalkan dengan AKSARA. Setelah murid paham, pada saat kajeng kliwon enyitan, murid dan guru ke kuburan. Disini murid melepas seluruh busananya, tanpa sehelai benang pun, lalu oleh sang guru murid dirajah seluruh tubuh dari atas sampe bawah.
Setelah proses pembangkitan energi dalam diri dengan sarana aksara suci ini selesai, barulah murid disebut sah dan boleh diajarkan oleh sang guru. Kemudian murid disumpah oleh sang guru dengan 5 sumpah yang harus dilaksanakan dengan sangat ketat, yaitu :
- Hormat dan taat dengan ajaran yang diberikan oleh guru. Selalu melakukan japa mantra (mantra yoga) memuja Dewa Siwa dan Dewi Durga (Shiva dan Shakti).
- Tidak boleh menggunakan ilmu ini untuk menyakiti dan selalu menjalankan dharma.
- Tidak boleh mengeluarkan ilmu ini kalau tidak terpaksa [membela diri].
- Tidak boleh memakan daging hewan berkaki empat dan tidak boleh melakukan aktifitas seks (bagi yang belum menikah) atau tidak boleh selingkuh (bagi yang sudah menikah).
3. Murid diajarkan Pranayama, bagaimana mengendalikan pernafasan (dalam bahasa lontar MEKEK ANGKIHAN).
4. Murid diajarkan visualisasi, dibuka mata ketiganya (dalam bahasa lontar NINGALIN SANGHYANG MENGET).
5. Murid diajarkan tattwa tentang sadhana [praktik perilaku keseharian yang bersih], melindungi diri dengan dharma : welas asih dan kebaikan, bathin yang tenang-seimbang, bebas dari sad ripu (dalam bahasa lontar PENGRAKSA JIWA).
6. Murid diajarkan berbagai Asana dan Mudra, kombinasi antara gerak pikiran dengan gerak tubuh. Salah satu asana mirip sekali dengan Shiva Nataraja, karena itu di Bali orang yang belajar aji pangliyakan sering disebut NENGKLENG (berdiri dengan kaki satu).
7. Murid diajarkan meditasi [dalam bahasa lontar NGEREGEP]. Dengan duduk bersila tangan disilangkan di depan dada, sambil mengatur pernafasan sehingga pikiran kita tenang-seimbang dalam meditasi.
8. Murid diajarkan ngereh atau ngelekas, berada diluar badan, bagaimana cara melepas roh melalui kekuatan pikiran [dalam bahasa lontar MULIH SANGHYANG ATMA RING BAYU SABDA IDEP]. Hal ini adalah hal yang menjadi tugas spiritual seluruh penekun Tantra [apapun jalannya], yaitu belajar mati.
Tepat jam 12 malam kita diwajibkan untuk meditasi sambil mencoba melepas atman dari tubuh fisik. Ketika ini dilaksanakan, kita akan melihat tubuh fisik kita terbujur kaku tanpa daya, namun kesadaran kita sudah pindah ke badan halus.
Pengertian Leak Ajaran Dharma
Tingkatan Tingkatan Leak dan Penyimpangan Aji Pangliyakan
Pengertian Leak Ajaran Dharma
Tingkatan Tingkatan Leak dan Penyimpangan Aji Pangliyakan
Disinilah kita disebut berhasil dalam aji pangliyakan.
Tapi ini cukup berbahaya kalau bathin tidak bersih dan tidak waspada, karena kalau bathin tidak bersih kita bisa keliru atau bahkan kita bisa tersesat di alam halus. Kalau sampai tersesat dan lama, bisa mati suri atau bahkan mati.
Kalau dilaksanakan dengan benar dan dengan dasar bathin dan keseharian yang bersih, maka energi yang dibangkitkan dalam diri kita serta sensasi-sensasi meditasi dalam aji pangliyakan akan sangat membantu percepatan pembersihan bathin kita. Tapi energi shakti dan sensasi-sensasi meditasi itu sendiri bukanlah tujuan, hanya metode yang digunakan untuk menuju pembebasan [moksha].
Dalam tradisi Tantra, sebagian aktifitas penganut Tantra memang dilakukan di kuburan. Bagi orang awam ini menimbulkan prasangka dan tuduhan tidak berdasar dengan menyebut leak ke kuburan untuk memakan mayat atau meningkatkan ilmu hitam. Kalau kita membaca lontar “tatwaning ulun setra” kita akan tahu kalau kuburan adalah tempat yang paling baik bagi praktisi leak.
0 Response to "Langkah Proses Belajar Aji Pangliyakan Secara Umum"
Post a Comment