Tujuan Pembelajaran Tata Susila dan Budi Pekerti

HINDUALUKTA-- Adapun  tujuan  kita  mengetahui,  menghayati  dan  melaksanakan  tata  susila ialah :
  1. Membina watak manusia menjadi anggota keluarga yang baik, anggota masyarakat yang baik, putra bangsa yang berbudi mulia dalam upaya untuk meraih kehidupan yang bahagia.
  2. Membina hubungan yang serasi dan selaras atau hubungan yang rukun antara sesama, yang berada dalam lingkungan keluarga, tetangga, di tempat kerja, masyarakat bangsa bahkan dengan makhluk alam sekitar.
  3. Menuntun seseorang untuk memperoleh kebahagian yang kekal dan abadi. 
Kesatuan antara jiwatma dengan Hyang Widhi dapat diperoleh melalui perasaan yang tenang dan tentram. Bagaimana mungkin seseorang mempunyai perasaan yang tenang dan tentram, jika ia tidak mempunyai hubungan yang serasi dan selaras dengan lingkungan (manusia, alam dan Sang Pencipta). Ingatlah tri hita karana (tiga hal yang menyebabkan seseorang mampu meraih kebahagian) (Tri : tiga, hita : kebahagian, karana : sebab).

Tujuan yang ketiga ini sebenarnya menjadi tujuan yang utama, atau disebut paramartha. Kata ini berasal dari kata parama yang artinya utama, dan artha artinya tujuan. Kenapa demikian?. Ingatlah anda dengan tujuan hidup kita yaitu moksartham jagadhitam (yaitu memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat). Anda hidup di dunia ini tidak dilarang untuk memiliki kekayaan apa saja, berapa banyak tidak dibatasi, asalkan anda peroleh itu semuanya dengan melaksanakan dharma (kebajikan, mematuhi aturan-aturan yang berlaku). 

Demikian juga terhadap kesenangan kama atau keinginan-keinginan yang hendak dipenuhi, asal juga digunakan alat yang satu ini, yaitu dharma. Lagi-lagi berdasarkan dharma. Setelah itu, anda sudah sewajarnya sadar, bahwa perjalanan hidup ini tidak ubahnya seperti bepergian dengan mobil mewah yang wah, bila anda sudah sampai, tinggalkan mobil itu dengan damai, tulus ikhlas. Karena yang diperlukan untuk perjalanan anda ke surga apalagi moksa, (amoring acyntia), hanyalah perbuatan baik, kebajikan atau dharma itu. Anda meninggalkan segala harta benda dunia ini seperti rumah, mobil, emas, berlian, uang, sawah, dan sebagainya dengan vairagya. (B.G. VI : 35).
Asamsayam Mahabaho
Mano durnigraham calam
Abhyasena tu kaunteya
Wairagyena ca grihyate

Artinya : 

Tidak dapat diragukan lagi, Oh Arjuna pikiran itu berubah-ubah, sukar ditaklukkan tetapi ia bisa dikendalikan, Wahai Arjuna, dengan membiasakan diri dan Wairagya aku dapat diperoleh.
 
Kosakata:
  1. Asamsayam: Tidak dapat diragukan, tidak disangsikan
  2. Mahabaho: Arjuna, yang bertangan kuat
  3. Mano: Pikiran
  4. Durnigraham: Sulit untuk dikendalikan
  5. Calam: Berubah-ubah, lemah
  6. Abhyasena: Dengan melatih atau membiasakan diri
  7. Tu: Tetapi
  8. Kaunteya: Putra kunti, Arjuna
  9. Wairagyena: Dengan tiada keinginan, ketidak terikatan oleh keinginan
  10. Grihyate: Memperoleh
  11. Ca: Juga
Reff: Raka Mas, 2007, Tata Susila dan Budi Pekerti

0 Response to "Tujuan Pembelajaran Tata Susila dan Budi Pekerti"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel