HINDUALUKTA -- Yadnya berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu dari akar kata "yaj" yang artinya memuja. Secara etimologi, pengertian Yadnya adalah korban suci secara tulus ikhlas atas dasar kesadaran dan cinta kasih yang keluar dari hati sanubari sebagai pengabdian yang sejati kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Yadnya menurut ajaran agama Hindu, merupakan suatu bentuk kewajiban yang harus dilakukan oleh umat manusia di dalam kehidupannya sehari-hari. Sebab Tuhan menciptakan manusia beserta makhluk hidup lainnya berdasarkan atas yadnya, maka hendaklah manusia memelihara dan mengembangkan dirinya, juga atas dasar yadnya sebagai jalan untuk memperbaiki dan mengabdikan diri kepada Sang Pencipta yakni Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa).(Sastra).
#Tujuan pelaksanaan YadnyaSloka dari berbagai kitab menyatakan bahwa alam semesta beserta segala isinya termasuk manusia, diciptakan, dipelihara dan dikembangkan melalui yadnya. Oleh karena itu, yadnya yang dilakukan oleh manusia memiliki tujuan untuk mencapai kebahagiaan manusia menurut konsep Hindu yakni Moksartham Jagaddhita (Kebahagiaan sekala dan niskala/ jasmani dan rohani). Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, manusia harus melakukan aktivitas dan berkarma. Paling tidak empat hal yang harus dilakukan manusia yaitu, penyucian diri, peningkatan kualitas diri, sembahyang, dan senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Sang Pencipta. Empat hal di atas dapat dicapai melalui Yadnya. Oleh karena itu Yadnya memiliki tujuan, diantaranya:
1. Untuk Penyucian
Pribadi dan jiwa manusia dalam aktivitasnya setiap hari berinteraksi dengan sesama manusia dan alam lingkungan akan saling berpengaruh. Guna (sifat satwam, rajas, dan tamas) orang akan saling mempengaruhi, demikian juga "guna" alam akan mempengaruhi manusia. Untuk mencapai kebahagiaan maka manusia harus memiliki imbangan Guna Satwam yang tinggi. Pribadi dan jiwa manusia harus dibersihkan dari guna rajas dan guna tamas. Melalui Yadnya kita dapat menyucikan diri dan juga menyucikan lingkungan alam sekitar. Jika manusia dan alam memiliki tingkatan guna satwam yang lebih banyak maka keharmonisan alam akan terjadi. Kitab ManawaDharmasastra V. 109 menyatakan:
"Adbhirgatrani suddhayanti mana satyena suddhayanti, Widyatapobhyam bhutatma buddhir jnanena suddhayanti".
Artinya:"Ri sakwehning sarwa bhiita, ikingjanma wwangjuga wenang gumawayaken ikangcubhacubhakarma, kunengpanentasakena ring cubhakarma juga ikangacubhakarma, phalaning dadi wwang".
Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa manusia dibersihkan dengan pelajaran suci dan tapa brata, kecerdasan dibersihkan dengan pengetahuan yang benar.
Oleh karena itu, menjadikan aktivitas sehari-hari dan menjalankan kewajiban dengan baik serta penuh kesadaran sudah termasuk dalam bentu pelaksanaan yadnya yang berkaitan dengan tujuan mencapai kesucian dengan jalan yadnya. Demikian juga untuk kesucian alam dan lingkungan, melakukan upacara/ ritual sesuai dengan sastra agama sehingga kita akan senantiasa berada pada lingkungan yang suci. Lingkungan yang suci akan memberikan kehidupan yang suci juga bagi manusia.
2. Untuk Meningkatkan Kualitas Diri
Setiap kelahiran manusia selalu disertai oleh karma wasana atau sisa perbuatan terdahulu. Demikian pula setiap kelahiran bertujuan untuk meningkatkan kualitas jiwatman sehingga tujuan tertinggi yaitu bersatunya atman dengan brahman (Brahman Atman Aikyam) dapat tercapai. Hanya dilahirkan sebagai manusia memiliki sabda, bayu dan idep dapat melakukan perbuatan baik sebagai cara untuk meningkatkan kualitas jiwatman, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Sarasamuscayasloka 2 sebagai berikut:
"Ri sakwehning sarwa bhiita, ikingjanma wwangjuga wenang gumawayaken ikangcubhacubhakarma, kunengpanentasakena ring cubhakarma juga ikangacubhakarma, phalaning dadi wwang".
Artinya:
"Diantara semua mahluk hidup , hanya yang dilahirkan sebagai manusia saja yang dapat melaksanakan perbuatan baik atau perbuatan buruk, oleh karena itu leburlah ke dalam perbuatan baik, segala perbuatan yang buruk itu; demikianlah gunanya menjadi manusia".
Dari sloka di atas jelas kewajiban hidup manusia adalah untuk selalu meningkatkan kualitas diri melalui perbuatan baik. Perbuatan baik yang paling utama adalah melalui Yadnya. Dengan demikian setiap yadnya yang kita lakukan hasilnya adalah terjadinya peningkatan kualitas jiwatman.(Bagus, 1967)
3. Sebagai Sarana Menghubungkan Diri dengan Tuhan
Hindu mengajarkan tentang konsepsi ketuhanan yang Nirguna tattwam dan sagunatattwam. Konsep Tuhan yang Nirguna berarti bahwa Tuhan itu satu dan tidak ada yang kedua serta keberadaan Tuhan tidak dapat digambarkan karena sifat Tuhan yang Acintya (tak terpikirkan). Sehingga untuk berhubungan dengan Tuhan harus dengan cara melaksanakan yadnya. Tanpa yadnya manusia tidak akan bisa berhubungan dengan Tuhan karena manusia telah dipengaruhi oleh Awidya (kegelapan, kebodohan, ketidaktahuan). Dengan melaksanakan yadnya umat akan dapat merasakan kehadiran Tuhan walaupun sebenarnya Tuhan itu ada dimana-mana (wyapi wyapaka nirwikara).
4. Sebagai Ungkapan Rasa Terima Kasih
Alam semesta beserta segala isinya diciptakan oleh Tuhan dengan yadnya-Nya. Tuhan juga memberikan segala anugerah kepada umat manusia dan semua makhluk. Jadi untuk menunjukan rasa terima kasih yang mendalam atas segala anugerah Tuhan/ Sang Hyang Widhi maka patutlah sebagai umat manusia khususnya Hindu melaksanakan yadnya dengan cara melakukan pemujaan serta mempersembahkan sebagian kecil dari anugerah-Nya dengan hati yang tulus dan ikhlas. Jangan sampai ketika kita diberikan kebahagiaan, lalu kita lupa dengan kebesaran-Nya dan hanya ingat bila mendapatkan kesusahan saja. Pada intinya manusia harus bisa berterima kasih pada Sang Hyang Widhi dengan yadnya. Bekerja dengan benar dan giat, menolong orang yang kesusahan, belajar giat, dan kegiatan lain yang didasari pengabdian dan rasa ikhlas adalah salah satu contoh ungkapan rasa syukur dan ucapan terima kasih atas anugrah Tuhan untuk kesehatan, keselamatan diri, rejeki, serta kehidupan yang kita terima.Upacara/ritual yang dilakukan Umat Hindu baik yang bersifat rutin (contohnya ngejot, maturan sehari-hari dsb ), maupun berkala (rahinan, odalan, serta hari suci lainnya) salah satu tujuan utamanya sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Hyang Widhi atas semua anugrah Beliau.
5. Untuk Menciptakan Kehidupan yang Harmonis
Hyang Widhi menciptakan alam dengan segala isinya untuk memutar kehidupan. Sekecil apapun ciptaan-Nya memiliki fungsi tersendiri dalam kehidupan ini. Dewa, Asura, manusia, binatang, tumbuhan, bulan, bintang, semuanya memiliki tugas dan fungsi tersendiri dalam memutar kehidupan ini. Alam dengan segala isinya memiliki keterkaitan dan ketergantungan satu sama lain. Oleh karena itu manusia sebagai bagian alam semesta mempunyai kewajiban untuk menjalankan tugas dan fungsinya untuk ikut menciptakan keharmonisan kehidupan. Selain itu, yadnya memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam semesta, antara bhuana agung dan bhuana alit. Yadnya menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Hyang Widhi, manusia dengan sesamanya dan keharmonisan hubungan manusia dengan alam.
Dalam melaksanakan Yadnya ada tiga kewajiban utama yang harus dilunasi manusia atas keberadaannya di dunia ini yang disebut Tri Rna (tiga hutang hidup). Tri Rna ini dibayar dengan pelaksanaan Panca Yadnya. Perlu diingat bahwa Yadnya tidak semata-mata dilaksanakan dengan upakara/ritual.
Tri Rna terdiri dari:
- Dewa Rna, yaitu hutang hidup kepada Hyang Widhi yang telah menciptakan alam semesta termasuk diri kita. Untuk semua ini wajib kita bayar dengan Dewa Yanya dan Bhuta Yadnya. Dewa Yadnya dalam bentuk pemujaan kepada Hyang Widhi serta melaksanakan Dharma. Butha Yadnya dilakukan untuk memelihara alam lingkungan sebagai tempat kehidupan semua mahluk.
- Rsi Rna, yaitu hutang kepada para Rsi yang mengorbankan kehidupannya sehingga dapat memberikan pencerahan kepada manusia melalui ajaranajarannya sehingga manusia dapat menjalani hidup dengan lebih baik. RsiRna dilunasi dengan melaksanakan Rsi Yadnya.
- Pitra Rna, yaitu hutang kepada orang tua dan leluhur. Leluhur dan orang tua sangat memiliki peranan besar atas kehidupan kita saat ini. Karma leluhur dan orang tua berpengaruh terhadap keberadaan setiap orang. Paling tidak kelahiran kita di dunia karena adanya leluhur dan orang tua. Oleh karena itu maka sudah menjadi kewajiban untuk membalas hutang tersebut. Membayar hutang kepada orang tua dan leluhur dilakukan dengan Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya.
Referensi
Putu Suryani, Ni Gusti Ayu.2020.KURANGNYA PAMAHAMAN YADNYA (UPAKARA/BANTEN) DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.UPT-PPKB UNIVERSITAS UDAYANA
0 Response to "Pengertian dan Tujuan Yadnya Dalam Agama Hindu "
Post a Comment