Makna Filosofi Kisah Lubdaka Dalam Malam Siwaratri

Makna Filosofi Kisah Lubdaka Dalam Malam Siwaratri
HINDUALAUKTA-- Hari Raya Siwaratri merupakan hari raya umat Hindu yg dirayakan setiap tahun sekalai, perayaannya dilaksanakan pada hari Panglong Ping Pat Belas, sehari sebelum Tilem sasih kepitu. 

Hari Siwaratri sering juga disebut hari peleburan dosa, sehingga sering juga disebut hari suci. Pemujaan ditujukan kepada Sang Hyang Siwa dengan cara monobrata (tidak berbicara), Upayasa (tidak makan minum) dan Jagra ( tidak tidur) dari pagi, malam hingga pagi kembali.

Malam siwaratri merupakan malam yg paling gelap dalam kurun waktu selama setahun. Pada saat itu beryogalah Hyang Siwa Mahadewa memberikan pengampunan kepada semua umatnya yang sijud bakti melasanakan dharma di Bumi.

Kisah Lubdaka Malam Siwaratri
Lubdaka adalah seorang pemburu binatang yang memakan dan menjual daging hasil buruannya untuk menafkahi keluarganya. Suatu hari ketia sedang beruru ia tidak memperoleh seekor pun binatang untuk dimakan atau dijual. 

Tanpa pantang menyerah ia terus berburu hingga ke tengah hutan, karena sampai larut malam, ahirnya ia bermalam dihutan. Ketakutannya terhadap binatang buas membuatnya memanjat pohon bilwa untuk tempat tidurnya. Dibawah pohon bilwa terdapat air telaga yang jernih, dengan sebuah pelinggih dan Lingga. Perlahan Lubdaka memanjat pohon itu kemudian bersandar diatasnya dan berusaha untuk tidur. 

Meskipun ia sangat mengantuk ia tidak berani tidur karena kan terjatuh dan dimakan binatang buas, untuk menghilangkan rasa mengantuknya ia memetik daun-daun pohon bilwa dan menjatuhkannya ke bawah, sehingga mengenai Lingga yang ada di bawahnya. 

Lubdaka sendiri tidak menyadari bahwa malam itu adalah malam Siwalatri, di mana Dewa Siwa tengah melakukan yoga. Ketika ia sedang memetik daun bilwa, ia teringat dengan masa lalunya yang selalu memburu binatang. Lubdaka mulai menyesali segala perbuatan jahat yang pernah dilakukannya sepanjang hidup, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. 

Di atas pohon Bila itu, hatinya bertekad untuk berhenti bekerja sebagai pemburu. Waktu terasa sangat cepat, ia terus membayangkan masa lalunya hingga matahari terbit, itu menggambarkan bahwa dosa-dosa yang pernah dilakukannya sudah terlalu banyak dan tidak bisa diingatnya satu per satu lagi dalam waktu satu malam. 

Karena sudah pagi, ia berkemas-kemas pulang ke rumahnya. Sejak hari itu, Lubdaka beralih pekerjaan sebagai petani. Tapi, petani tidak memberinya banyak kegesitan gerak, sehingga tubuhnya mulai kaku dan sakit, yang bertambah parah dari hari ke hari. Hingga, akhirnya hal ini membuat Lubdaka meninggal dunia. 

Roh Lubdaka, setelah lepas dari jasadnya, melayang-layang di angkasa. Roh Lubdaka bingung tidak tahu jalan harus ke mana. Pasukan Cikrabala kemudian datang hendak membawanya ke kawah Candragomuka yang berada di Neraka. Di saat itulah, Dewa Siwa datang mencegah pasukan Cikrabala membawa roh Lubdaka ke kawah Candragomuka. 

Menurut pasukan Cikrabala, roh Lubdaka harus dibawa ke neraka. Ini disebabkan, semasa ia hidup, ia kerap membunuh binatang. Namun Dewa Siwa berkata lain, Beliau mengatakan bahwa, walaupun Lubdaka kerap membunuh binatang, tapi pada suatu malam di malam Sivalatri, Lubdaka begadang semalam suntuk dan menyesali dosa-dosanya di masa lalu. 

Sehingga, roh Lubdaka berhak mendapatkan pengampunan. Ahirnya, roh Lubdaka dibawa ke Siwa Loka.

Makna Filosofi Kisah Lubdaka
Seperti yang telah kita bahas diatas bahwa Kisah Lubdaka merupakan sebuah cerminan bagi umat Hindu bahwa harus bersungguh-sungguh menjalankan malam Sivaratri. jika pelaksanaannya secara benar sudah pasti hasilnyapun akan sama seperti yang dialami oleh lubdaka. 

Berikut ini makna filosofi dibalik kisah Lubdaka. 
  • Ketika seseorang merenungi masa lalunya "sifat-sifat jahat dalam dirinya" maka ia akan menyesal atas perbuatannya dan tidak ingin mengulangi hal yang sama untuk kedua kalinya sehingga masa depannya berubah menjadi lebih baik.
  • Ketakutan terhadap mahluk ciptaan Tuhan (binatang buas) bisa menuntun seseorang agar berhati-hati dan berusaha melindungi diri dengan mengucapkan doa-doa.
  • Seorang yang sangat berdosa sekalipun hanya dengan satu malam memuja Dewa Siwa (malam Sivaratri), orang tersebut telah bisa mendapatkan pengampunan atas segala dosa-dosanya.

0 Response to "Makna Filosofi Kisah Lubdaka Dalam Malam Siwaratri"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel